01. Hal Lucu

280 159 12
                                    

Bumi mengulas senyum lebarnya begitu melihat perempuan yang dia cintai kembali kesisinya. Dia merasa sangat senang saat ini.

"Bumi kenapa?"

Tidak ada jawaban dari Bumi. Perempuan itu mengamati Bumi secara intens dan melambaikan beberapa kali tangannya didepan wajah Bumi.

"Bumi lagi ga sakitkan?"

Pertanyaan itu semakin membuat Bumi harus menahan senyum lebarnya.

"Tidak, Mentari."

Perempuan itu mengangguk senang, dia menggandeng tangan suaminya dan masuk kedalam rumah besar itu.

"Rumah ini bakalan sepi banget kalo ga ada Bumi."

Pria mengerutkan keningnya dan beralih menatap istri gemasnya. "Kenapa begitu? Kan ada Raden dirumah yang bisa jadi teman kamu." Iya, seharusnya Mentari tidak perlu kesepian karna ada anak mereka disana.

"Iya ya. Seharusnya memang begitu, tapi Raden itu sekarang udah besar, dia bakalan pergi bersama teman temannya dan melupakan ibunya yang sendirian dirumah."

Perempuan itu mengerutkan bibirnya gemas. Bumi langsung mencubit pipi istrinya dan mengecupnya sekilas.

"Tapi itu yang harus kamu terima, Mentari. Rumah tanpa seorang kepala keluarga didalamnya, Raden bisa menggantikan posisi aku selama ini, dia bekerja sangat baik dan aku sangat berterima kasih kepada kamu karna telah menjaga anakku dengan baik dan telah menjadi istriku yang sangat aku cintai ini."

Bumi menggenggam tangan istrinya.

"Bumi udah ga ada, Mentari."

Perempuan itu mengerutkan keningnya, dia menatap lekat pria dihadapannya.

"Bumi ngomong apaan sih? Jelas Bumi ada dihadapan Mentari sekarang."

Bumi tersenyum lebar kearah istrinya.

"Tolong lupain Bumi ya."

Sosok pria itu menghilang dari hadapannya. Tidak ada lagi sosok Bumi didalam kehidupan seorang Mentari yang kesepian.

"Bumi sudah pergi lima belas tahun yang lalu, Mentari."

BUMI MENTARI : JIHOON [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang