11. Perbedaan Yang Terlihat

120 126 22
                                    

Hal yang sekarang memenuhi pikiran Bumi adalah keluarga. Tidak tau kenapa tiba tiba kepikiran dan penasaran tentang keluarganya.

"Bumi makan dulu, ayo."

"Iya, bu."

Bumi keluar dari kamarnya dan berjalan menuruni anak tangga yang sangat banyak.

"Bumi pinjem motor lu ya."

Helaan napas kasar terdengar, namun Bumi tetap mengiyakan ucapan kakak tirinya.

"Pakai aja."

Hanya itu yang bisa Bumi katakan, kalo dia tidak ingin mendapatkan pukulan dari ayah kandungnya.

Bumi sendiri heran kenapa ayah kandungnya lebih memperdulikan dan perhatian kepada saudara tirinya, ketimbang dirinya yang merupakan anak kandungnya sendiri.

"Astaghfirullah ibu, sini biar Bumi aja yang bawain."

Dengan senyumannya dia membantu ibu tirinya membawakan beberapa makanan untuk makan malam.

Dimeja makan sudah tersusun rapi beberapa makanan yang sangat enak. Bumi tau, Bumi tidak akan mengambil apa yang dia inginkan sekarang.

"Makan dibelakang sana!"

Suara bentakan itu sudah biasa dia dengarkan setiap harinya. Bumi sudah tidak ketakutan lagi mendengarkannya.

Dengan perasaan amarahnya, dia melangkah kearah dapur dan duduk dilantai sambil mengangkat piring berisikan beberapa makanan. Dia melahapnya dengan perasaan yang tidak bisa dia ungkapkan.

Pertanyaan Mentari tempo hari membuatnya terus bertanya pada dirinya sendiri.

"Kenapa ayah tidak pernah sayang ke Bumi?"

"Apa Bumi bukan anak kandung ayah?"

"Bumi juga pengen disayang sama ayah."

Bumi tidak ingin membuat ayahnya semakin marah dengan dirinya. Dia hanya bisa menuruti semua kemauan pria tua itu dan memendam semuanya.

"Heh anak pungut, cuci tuh piring kotornya!"

prangg...

Tidak sengaja Bumi menyenggol piring kotor yang ada di sebelahnya.

"Kak, maaf."

plakk...

Bumi memejamkan matanya, dia merasakan pipinya yang terasa sangat panas.

"Anak ga guna!" bentak ayahnya.

Kali ini Bumi memberanikan diri untuk menatap ayahnya.

"Beran-"

"Kenapa ayah selalu membeda bedakan Bumi sama mereka?!"

Ayolah, Bumi sudah benar benar marah sekarang.

"Kenapa? Ibu meninggal juga bukan salah Bumi sepenuhnya!"

Ibu tiri Bumi segera menarik tangan anak tirinya tersebut dan menyembunyikan Bumi dibelakangnya.

"Mas, bis-"

brukk...

Bumi langsung menolong ibu tirinya yang tersungkur kelantai.

"Pria brengsek kayak lu ga ada gunanya ya! Cuman bisa bikin semua orang kesusahan!"

Bumi langsung pergi dari sana bareng ibu tirinya dan meninggalkan semua saudaranya termasuk ayahnya terdiam disana. Bumi sudah tidak peduli dengan mereka.

BUMI MENTARI : JIHOON [✔️]Where stories live. Discover now