02. Sebelum Bertemu Denganmu

204 152 0
                                    

Kehidupan seorang Mentari sama seperti anak perempuan pada umumnya. Dia akan sangat dimanjakan dan dijaga oleh kedua orang tuanya, terlebih lagi dia merupakan satu satunya anak perempuan dikeluarga.

"Bunda, kak Abay nakal banget nih!"

Si bungsu selalu mengadu kepada bunda mereka. Tidak heran jika rumah selalu ramai karna teriakan Mentari yang selalu mengadu kepada kedua orang tuanya.

"Abay, jangan gangguin adek kamu." tegur sang ayah.

Keluarga sederhana namun sangat harmonis. Mungkin ini definisi keluarga yang sempurna dan selalu diinginkan oleh setiap anak lain diluar sana.

Keluarga yang terdiri dari lima anggota keluarga. Ada bunda yang sangat posesif keanak bungsunya, ada ayah yang selalu peduli kepada semua anaknya, si sulung Haidar yang pendiam, si kedua Abay yang suka gangguin adeknya dan si bungsu Mentari yang selalu jadi korban keusilan kakak kakaknya.

Tidak masalah hidup sederhana seperti ini yang penting bahagia.

"Bunda, uang saku kak Haidar dikurangin sama Abayam!"

"Abay doang Mentahan."

Mentari terkekeh mendengar kakaknya menyebutkan namanya dengan salah. Dia tidak kesal ataupun marah justru dia ketawa senang.

"Kalian berdua duduk." perintah sang ayah.

Ah, aku lupakan mengenalkan sosok ayah Pradipta disini. Agung Pradipta, kepala keluarga sekaligus seorang tentara yang masih mengabdi sampai sekarang. Jangan heran jika bunda selalu sendirian dirumah, ayah saja jarang sekali pulanh kerumah dan berkumpul dengan keluarganya.

"Ayah harus balik hari ini juga?"

Mentari bertanya kepada ayahnya setelah melihat ayahnya yang sangat rapi dengan seragamnya pagi ini.

"Ayah harus segera kembali, Mentari. Jagain bunda kamu ya, jangan bertengkar terus dengan kakak."

Mentari tersenyum, suara ayahnya terdengar sangat lembut ditelinganya.

"Anak ayah jangan cengeng."

Dia mengusap air matanya yang tiba tiba mengalir.

"Jangan nangis, Mentari."

"Mentari sedih hiks..."

Agung segera memeluk anak bungsunya dan mengecup berkali kali rambut anaknya.

"Jangan nangis ya. Mentari sudah dewasa lho, ayah janji bakalan pulang pas ulang tahun Mentari."

Senyumnya kembali mengembang, dia mendongak dan menatap ayahnya senang.

"Ayah janji?"

Mentari menyodorkan jari kelingkingnya dan langsung ditautkan dengan jari kelingking ayahnya.

"Janji."

Bahkan semesta tidak tau kalo ini adalah pertemuan terakhir.

Bolehkah Agung mengingkari janjinya kepada sang anak?

BUMI MENTARI : JIHOON [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang