19. Kenyataan Pahit

117 115 14
                                    

Mentari udah nangis terisak didalam pelukan Shanum, tidak lupa Arjuna yang langsung balik ke bandung buat lihat keadaan sahabatnya.

"Kenapa harus Bumi kak?"

"Mentari-"

"Kenapa harus Bumi kak? hiks..."

Shanum hanya bisa memeluknya untuk mengurangi sedikit ketakutan gadis ini.

"Mentari, lu harus bisa ikhlasin Bumi?"

"Kenapa harus? Mentari ga mau, kak!"

Sekarang keadaan Bumi sudah benar benar kritis, mereka semua udah pasrah sama keadaan Bumi.

"Mentari."

Yohan gantian yang sekarang meluk Mentari. Dia berusaha untuk mengajak gadis itu berbicara.

"Bumi!"

Mereka semua sontak noleh kebelakang dan mendapati beberapa remaja dan pria paruh baya berlari kearah mereka. Ibu Bumi yang lagi nangis pun langsung berdiri dan menolak kedatangan orang orang itu.

"Kamu ayah yang buruk ya!"

"Gara gara kalian, Bumi jadi kayak gini!"

"Ngapain kalian datang kesini?!"

ceklekk...

Hasan keluar dari ruangan Bumi dan melerai pertengkaran kedua orang tua itu.

"Maaf bu, om, ini Bumi mau bicara dengan kalian."

Akhirnya kedua orang tua itu masuk kedalam dan bicara beberapa hal dengan Bumi. Hasan menghampiri Mentari yang lagi pelukan sama Yohan.

"ekhem..."

Yohan langsung melepaskan pelukannya dan menatap kaget kearah Hasan yang berdiri dibelakang mereka.

"Kalian disuruh masuk sama Bumi."

"Gue?" Yohan nunjuk dirinya sendiri.

"Iya lu!"

Akhirnya Yohan masuk kedalam ruangan Bumi bareng Mentari dengan mata sembabnya. Bumi yang melihat Mentari kayak gitu hanya bisa tersenyum palsu.

"Hi, Mentari."

"B-bumi kenapa sih ga mau cerita dari awal sama Mentari?"

Bumi menggeleng.

"Bumi ga mau bikin kamu khawatir."

"Bumi-"

"Mentari, maaf ya."

"Maaf kenapa, Bumi?"

Bumi kembali menggeleng.

BUMI MENTARI : JIHOON [✔️]Where stories live. Discover now