END

3.5K 214 33
                                    

Zee menggengam sebuket mawar merah  kesukaannya dan berjalan menuju kesebuah kompleks sambil di dampingi Aldo yang datang kerumahnya, Zee menoleh kesamping, Aldo memegangi pundak zee sambil mengangguk seakan memberi Zee kesabaran dan kekuatan agar Zee bisa melakukan hal ini

"Gua tunggu sini Zee lu sendiri bisa kan, gak perlu gua temenin?" Tanya Aldo saat mereka berada di ambang pintu komplek

Zee tersenyum sambil menghempaskan nafas panjang "gua bisa do"

"Jangan lupa berdoa buat dia zee" nasehat Aldo kepada Zee dan Zee balas dengan anggukan kepala

Zee mulai melangkahkan kakinya masuk kedalam komplek perumahan yang sangat sepi. Di sepanjang jalan menuju tempat yang Zee tuju banyak sekali pohon pohon Kamboja yang kokoh tertancap di tanah, kemudian Zee berhenti di sebuah makam sambil melihat ke arah buket mawar yang di bawa

Lalu Zee kembali melanjutkan perjalanan yang cukup membuat emosinya bergejolak hebat di dalam hati. Beberapa saat kemudian kaki Zee berhenti di depan sebuah gundukan tanah yang masih segar dan bertabur beraneka bunga khas pemakaman

Nisan di atas gundukan tanah merah tersebut bertuliskan sebuah nama milik seseorang yang selama beberapa bulan kebelakang telah sukses membuat hari harinya menjadi sangat berwarna. Namun sekarang hari hari berwarna itu telah hilang di telan sesuatu, sesuatu yang sangat Zee benci, sesuatu yang bernama takdir.

Seketika tangan Zee bergetar hebat dan kedua lutunya langsung lemas
Sehingga memaksanya untuk berjongkok di atas tanah, air mata yang sempat ia tahan akhirnya mengalir di kedua pelupuk matanya tangan Zee mengelus lembut kepala Nisam yang terukir namanya di sertai dengan ucapan sapaan.

"Halo Chik" ujar Zee sambil sedikit terisak

"Apa kabar Lo disana, Lo baik baik saja kan"

Zee tak kuasa menahan air matanya yang terus mengalir menuruni kedua buah pipi. Zee mencoba menahan lajur air mata agar tidak tumpah menangisi kepergian Chika untuk selama lamanya.

"Chik... Gua sayang banget sama Lo... Gua kangen banget" ucap Zee dengan bibir yang bergetar

"Kenapa Lo pergi cepat banget chik"

Zee berkata dengan nada yang bergetar dan seketika air mata mengalir deras menuruni pipi, Zee sudah gak kuat dan tidak sanggup berkata kata lagi. Dia masih terpukul dengan kepergian Chika yang tiba tiba sekali

Zee mendapat kabar duka dari teman sekelasnya yaitu Aldo bahwa Chika mengalami kecelakaan mobil pada saat dia sedang berkendara dengan bokapnya. Pucho akan mendahului mobil yang berada di depannya tiba tiba ada sebuah truk tronton yang muncul dari lawan arah. Mobil yang di kendarai pucho saling beradu kepala.
Lanjut pucho saat ini sedang mengalami kritis di rumah sakit sedangkan Chika langsung meninggal di tempat.

Zee menangis hingga bahunya bergetar dengan hebat dan sebuket bunga mawar kesukaan Chika yang dia bawa pun terlepas dari genggaman tangan, Zee mbiarkan tergeletak di atas gundukan tanah di atas makam Chika dan Zee menuntup wajah dengan kedua tangan

"Udah Zee ikhlasin" tiba tiba Aldo memeluk bahu Zee dengan erat dan Zee tidak menjawabnya dia hanya bisa menundukkan kepalanya

"Udah Zee gua pasti yakin Chika di alam sana bakal sedih melihat kondisi Lo yang kaya gini " Aldo mengusap punggung Zee lalu bangkit berdiri

Zee mengusap kepala batu nisan dengan lembut sekali lagi setelah itu di lanjutka  dengan berdoa untuk orang yang paling dia cintai dan sayangi. Berdoa agar dia tenang di alam sana dan agar kenangan akan Chika agar selalu Zee ingat selamanya...





End







Terimakasih yang sudah nyempetin baca vote dan komen
🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏

Benci jadi cintaWhere stories live. Discover now