11

79.7K 5.6K 228
                                    

Sekuntum bunga yang beku
🥀

Usai pemakaman Laura.

"Sayang. Kau mau mie kuah atau goreng?" Tanya Jeff.

Keduanya kini tengah berada di appartement pria itu, dengan Jeff yang kini sibuk berkutat di dapur, siap membuat mie untuk santapan mereka. Kebetulan, di luar sedang hujan, dan momen seperti ini sangat cocok dipadukan dengan semangkuk mie. Sempurna.

Jika kau benar-benar menolak, larilah dari sekarang. Bunda tidak bisa membantu apapun, bunda siap menerima kemarahan pria itu. Asalkan kau bahagia dengan seorang pria yang kau yakini kebaikannya.

Launa memejamkan matanya, kalimat Areline selalu terngiang di telinganya. Sejak percakapan mereka di rumah bundanya tadi, Launa lebih banyak diam. Otaknya penuh memikirkan ini dan itu, bahkan ia sama sekali tidak mendengarkan ocehan Jeff sedari tadi.

"Launa?" Launa menerjab kala tangan Jeff melambai di depan wajahnya, spontan lamunannya teralihkan dan menoleh ke arah pria itu dengan sedikit terkaget. "Kau melamun?" Tanyanya.

Pria itu mendudukan dirinya di sofa panjang itu, duduk di samping kekasihnya, Launa. "Aku bertanya sedari tadi, pantas saja tidak ada sahutan. Ternyata pacarku sedang melamun," ucap Jeff dengan nada sedikit merajuknya itu.

Jeff berpikir bahwa keterdiaman Launa adalah kesedihan yang masih membekas kuat dalam dirinya, karena kehilangan saudari kembarnya—Laura.

Jeff memaklumi, jadilah pria itu berusaha mengalihkan perhatian Launa, dengan cara berpura-pura merajuk seperti ini misalnya.

Melihat wajah menggemaskan Jeff, Launa tertawa pelan. Gadis itu mengusap pipi pria itu dengan ibu jarinya, "i'm sorry. Tadi kau bertanya apa?"

"Kenapa lebih dulu ayam dibandingkan telur, padahal kan ayam tidak mungkin ada kalau tidak ada telur." Sahut Jeff mulai melantur.

Launa menukik alisnya, seketika itu juga tawa gadis itu pecah. Melihat gadisnya kembali ceria, Jeff mengulas senyumnya, dengan jahil ia mencuri kecupan di bibir Launa dan langsung berlari menjauhi gadis itu, karena ia yakin, Launanya akan mengamuk setelah ini.

"JEFF ANDREAS!" Pekik Launa protes.

Gadis itu bangkit dari duduknya dan berkacak pinggang melihat ke arah Jeff yang berlari kecil menjauh ke arahnya, dengan dua bungkus mie instan yang entah sejak kapan sudah ada di tangannya.

"Mie goreng nya mau di rebus atau di goreng sayang?" Tanya Jeff dengan sedikit berteriak, mengingat jarak mereka yang cukup jauh.

"Di buang!" Sahut Launa kesal.

"Hahahahah!" Jeff puas melihat wajah cemberut gadis manis itu, Launanya dua kali lebih menggemaskan jadinya.

Jeff bersyukur karena Tuhan mempertemukannya dengan Launa, perempuan cantik yang menjadi pelengkapnya. Perempuan yang selalu menjadi semangat hidupnya.

Jeff menyadari dirinya bukanlah dari kalangan orang berada, maka dari itu ia akan berusaha untuk bekerja lebih keras lagi guna mengumpulkan tabungannya. Ia ingin menikahi Launa segera, mengikat gadis itu dalam ikatan suci pernikahan.

Agar tidak ada siapapun yang dapat mengambil Launa darinya. Karena sungguh, Jeff tidak akan mampu jika harus kehilangan Launa. Jeff lebih baik mati, jika harus melihat kekasih hatinya itu berpaling dan berpindah dari genggamannya.

A Frozen Flower [ Terbit ]Where stories live. Discover now