34

58K 5.8K 1.4K
                                    

A Frozen Flower
Sekuntum bunga yang beku
🥀

1.8k vote - 1,2k komen for the next chapter•

"Hai, sayang..." sapa seorang pria, melambai dengan senyum paling teduh kepunyaannya. Pria itu berada di hadapan Launa, menatap perempuan kesayangannya.

"Bagaimana hari-harimu tanpa aku?" Tanya pria itu.

Launa masih diam, ia mengerjap memastikan. "Jeff?"

Pria itu mengangguk, berjalan mendekat dan duduk di kursi samping Launa. Tangannya terangkat membenarkan rambut Launanya yang berterbangan. "Ya, aku Jeff. Laki-laki yang pernah kau cintai."

Jemari Launa terangkat, meraba wajah pria itu yang lama menjauh dalam pandangan matanya. Tangannya memukan titik sentuh di permukaan pipinya, ia tersenyum bahagia saat wajah pria itu tak lagi mengabur di udara saat ia menyentuhnya.

"Jeff..." gumam Launa bergetar pelan, tersenyum melepas kerinduan. Jeff menangkup tangan Launa yang meraba pipinya. Membalas tatapan Launa tak kalah dalam.

"Jangan menangis lagi, ya, sayang. Jatah sedihmu dibumi sudah habis, kau harus bahagia." Ibu jarinya mengusap punggung tangan Launa yang hinggap di pipinya. Menatap dalam-dalam wajah cantik seorang perempuan yang saat ini masih menjadi cintanya. Abadi, dan tidak akan ada gantinya. "Berjanjilah untuk tetap baik-baik saja Launa."

Launa mengedip pelan, ia masih merasakan kenyamanan yang tenang kala memandang wajah pria itu.

Launa membalas ucapan Jeff dengan pertanyaan, "Kau tidak menyesal pernah mencintai perempuan sepertiku?"

Jeff terkekeh dan menggeleng sebagai jawaban. "Mencintaimu tidak pernah memberikan rasa sesal dihatiku, Launa. Mencintaimu adalah anugrah yang selalu aku syukuri adanya."

"Bahkan jika aku diberikan kesempatan untuk hidup dua kali, aku akan tetap memilihmu tanpa ragu." Jeff menurunkan tangan wanita itu dari pipinya. Dengan pandangannya yang beralih ke perut Launa yang nampak membesar. Pria itu tersenyum penuh arti. "Aku harap mereka bahagia, dan tidak terlibat perkara kita," ucap Jeff lirih meminta.

Launa mendengarnya, perempuan itu mengangguk ikut mengaminkan. Ia tidak mau anak-anaknya terlibat perkara luka yang berkepanjangan ini.

Pandangan Jeff naik, kembali menatap ke arah Launa. "Tuhan menciptakanmu dengan penuh cinta, itulah kenapa kau hadir dengan wajah yang begitu indahnya. Cantik dan baik hatinya," pujinya membuat Launa tersenyum dibuatnya.

Launa senang, tapi entah kenapa, rasanya berbeda. Ia tetap mendapati kenyamanan seperti dulu, namun, ada sedikit debaran yang hilang. Seperti— telah berpindah Tuan.

"Sakit banget ya sayang?" Tanya Jeff mengusap lembut punggung tangan Launa. 'Sakit' yang ia tanyakan adalah prihal krikil berbara yang harus dilalui Launanya tanpa alas kaki. Seorang diri. "Bertahan, ya? Launaku adalah wanita paling hebat." Launa tersenyum, teduh rasanya mendengar kata-kata pria itu.

"Berdamailah dengan semua rasa sakit itu Launa. Karena itulah satu-satunya cara untuk bisa bertahan dan bahagia."

"Aku ikhlas..."

A Frozen Flower [ Terbit ]Where stories live. Discover now