3. Sang Malaikat

142 21 22
                                    

YouN1T Fanfiction

Happy Reading

✈️


Senja, suatu waktu dimana langit menggambarkan keindahannya. Terasa sangat cepat ketika ia menghitung detik demi detik jarum jam bahkan cahaya senja sempat menerpa kulitnya, ia tutup buku yang berada dihadapannya. Menoleh ke segala arah lalu menampilkan senyuman manisnya ketika seseorang memasuki kamar rawatnya.

Decitan kursi roda membuat seseorang tadi bergegas menghampirinya lalu menarik lengannya supaya tidak jatuh. Kali ini ia persis layaknya anak kecil yang dibantu oleh orang tuanya ketika akan terjatuh.

"Nakal banget deh, kenapa nggak tunggu Kakak aja?"

"Fen bosan, Kak. Lagian cuma dibalkon aja kok."

"Pinter banget jawabnya, sini Kakak bantuin. Fen harus banyak makan."

"Nggak mau. Mual, Kak."

"Mau sembuh, nggak? Katanya mau ketemu Ayah sama Mama?"

"Tapi perutnya mual."

"Sedikit aja, dari siang Fenly belum makan lagi loh."

Sang Adik yang dipanggil Fenly tampak mengerucutkan bibirnya lucu, ia kesal dengan Kakaknya yang memaksanya makan. Sebenarnya ia pun ingin, tetapi perutnya sedari tadi mual.

"Nih aaaaa...."

Dengan terpaksa akhirnya Fenly memakan suapan dari sang Kakak. Meski kesal, ia tetap menerimanya. Apalagi disampingnya ada Shandy, ia rela jika harus sakit, ia rela lakukan itu hanya untuk Shandy berasa didekatnya.

"Makasih malaikatnya Fenly." Reflek Shandy langsung tersenyum ketika sang Adik mengatakan hal itu. Ia mengacak gemas surai Fenly lalu memeluknya erat.

"Salah, Fen. Yang benar itu Fenly yang selalu jadi malaikatnya Kak Shan sampai kapanpun."

"Tapi Kak Shan yang selalu ada buat Fen. Kakak itu baik banget, Kak Shan selalu tahu apa yang Fen mau. Fenly beruntung punya Kakak sebaik Kak Shandy."

Shandy menggenggan erat kedua tangan Fenly, ia menatap dalam sang Adik. Entah mengapa tiba-tiba rasanya ia ingin menangis sekarang, Fenly selalu jadi anak baik dan akan seperti itu. Ia akan selalu lakukan apapun untuk Adiknya bisa sembuh.

"Fen harus bertahan ya, Kak Shan akan lakuin apapun itu. Fen harus tetap sama Kakak, ya."

"Fenly akan selalu tetap sama kita, Kakak jamin itu." Sahutan seseorang dari arah pintu mampu membuat keduanya menoleh mendapati pemuda dengan rambut keriting menghampirinya.

Fenly yang melihat hal itu langsung tersenyum manis ke arah pemuda tadi. Ia tidak sengaja merentangkan tangannya dan disambut riang dengan pemuda tersebut.

"Kak Farhan? Kakak kemana aja? Fen kangen banget, Kakak nggak sakit kan?"

"Kakak sehat, maafin Kakak ya karena kerjaan yang nggak bisa ditinggal jadinya harus tinggalin Fenly terus."

"Fen kangen, Kakak apa kabar?"

"Baik, sangat baik. Fenly gimana? Udah makan? Obatnya diminum nggak?"

"Kalau Fen nggak makan dan minum obat pasti Kak Shan marah tuh." Shandy yang merasa dipojokkan mendelikkan matanya ke arah sang Adik. Hal itu membuat Farhan dan Fenly kompak tertawa.

Meskipun Shandy tengah kesal kepada sang Kakak. Mana mungkin ia lakukan dihadapan sang Adik? Ia harus bisa menjaga sikap karena tak ingin mengecewakan Fenly. Nyatanya Fenly memang merindukan Farhan, bukan?

FLY | UN1TYWhere stories live. Discover now