7. Abang

113 26 16
                                    

YouN1T Fanfiction

Happy Reading


✈️


Sesuai janjinya, kini pemuda berkulit tan yang sedang menata sebuah makanan itu dikejutkan oleh Fenly yang memeluknya erat. Pagi tadi sang Adik berhasil memaksa dirinya untuk dijemput lalu berakhirlah disini.

Ia tampak menatap Fenly yang tengah asyik tersenyum sambil mengaduk susu yang dibuatnya. Netranya tak sengaja memperhatikan salah satu lengan Adiknya yang terdapat beberapa luka, entah luka apa yang pasti ia baru melihatnya.

"Di minum sayang." Ucap Amelia yang baru saja bergabung bersama kedua putranya.

Fenly tersenyum menatap wanita paruh baya tersebut. "Iya Bunda sayang, Fen kangen banget sama Bunda." Balasnya sambil memeluk erat perut wanita tadi.

Pemuda berkulit tan tadi sempat tersenyum singkat tetapi tiba-tiba memudar saat mendapat pesan dari seseorang. Ia menajamkan penglihatannya pada layar ponsel lalu pandangannya terbagi antara ponsel dengan Adiknya, Fenly. Tak ingin berlama-lama, ia menghampiri wanita tadi dan Adiknya.

"Kok Bang Lang nggak dipeluk?"

"Kan Abang setiap hari ketemu Bunda, jadi gantian dong hari ini Fen yang peluk Bunda." Balas Fenly dengan mengeratkan pelukannya pada wanita paruh baya tadi.

Sementara Amelia hanya tersenyum sambil mengusap punggung putra bungsunya itu. Lama tak berjumpa dengan Fenly membuatnya melewatkan banyak hal. Sedari kecil memang putra bungsunya ini selalu menempel padanya, bahkan ia ingat bagaimana Fenly kecil mengadu ketika kedua Kakaknya menjahilinya. Hal itu membuat dirinya rindu.

"Hari ini Bunda mau pergi, Fen sama Abang dulu ya. Nanti Bang Ricky juga pulang." Ucap Amelia melepas pelukannya pada Fenly, ia menatap mata indah milik putranya lalu tersenyum.

"Fenly udah besar ya, Bunda sayang banget sama bayi Bunda ini. Sini peluk lagi."

Fenly tak pernah protes ketika sang Bunda menyebutkan bayi. Karena memang pada kenyataannya ia masih kecil ketika berhadapan dengan Amelia.

"Fen boleh ikut?" Amelia menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju.

"Fen disini aja sama Abang, kalian boleh pergi kemanapun juga. Tapi ingat ya, Fen harus selalu bawa obat dan nggak boleh capek. Bunda nggak mau dapat laporan kalau Fen masuk rumah sakit lagi. Ngerti?"

Seakan terhipnotis, pemuda tampan itu hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju dan takkan membantah ucapan sang Bunda.

"Bang, jagain Adiknya. Bunda pergi dulu ya."

Setelah kepergian Amelia, tiba-tiba ponsel milik Gilang berdering kencang. Hal itu sontak membuat netra milik Fenly menoleh sejenak sebelum akhirnya ia tetap menikmati makanan yang telah disajikan Amelia.

Gilang mencoba mengangkat ponsel yang masih berdering, ia menjauh dari Fenly lalu mendekatkan ponselnya pada telinganya.

"Kenapa?"

"....."

"Kok suaranya gitu? Berantem lagi?"

"....."

"Fenly aman kok." Balas Gilang sambil melirik ke arah Fenly yang tengah menikmati makanannya.

"....."

"Tenang aja, dia aman kok. Tapi dia nggak bisa lama-lama disini, nanti curiga."

"....."

"Semangat, Bang."

FLY | UN1TYWhere stories live. Discover now