6. Jawaban

87 22 28
                                    

YouN1T Fanfiction

Happy Reading

✈️


Amelia, Farhan dan Elnara memasuki ruang rawat milik Fenly, mereka mendapat sambutan bahagia dari seisi ruangan. Bahkan Fenly si pemuda tampan tersebut sangat terkejut ketika Elnara turut hadir menjenguknya. Ia juga merindukan wanita paruh baya bernama Amelia yang kerap dipanggil Bunda.

"Bunda?" Tanya Fenly terkejut, ia hingga berkaca-kaca ketika Amelia menghampirinya.

"Bunda kangen banget sama Fenly." Pelukan hangat itu Fenly rasakan, rasanya sudah sangat lama ia tak merasakan hal ini. Bahkan hingga tak sadar dirinya terisak.

Dari kecil selalu bersama sang Bunda, bahkan apa-apa pasti mengadu kepada sang Bunda. Hingga dewasa seperti ini pun ia hanya ingin mengadu pada sang Bunda, mengadu tentang sakit, rasa cinta bahkan tentang hidupnya yang seperti sekarang. Meski bukan Ibu kandungnya, tetapi ikatan batin Fenly dan Amelia sangat kuat.

"Fen kangen sama Bunda, maafin Fenly kalau belum bisa jadi anak yang Bunda banggakan. Fen hiks hiks...."

"Ssst udah, Bunda udah disini lagi. Fenly selalu jadi kebanggaan Bunda dari dulu sampai sekarang, Fen selalu bisa Bunda andalkan dan Fenly selalu jadi kesayangan Bunda." Amelia melepaskan pelukannya dari putra bungsunya, ia memegang kedua pipi Fenly lalu mengecup pelan keningnya. 

"Oh, jadi Gilang sama Ricky bukan kesayangan Bunda lagi?" Sahut Gilang disebelahnya.

Yang lain tertawa melihat raut wajah Gilang yang cemberut. Amelia hanya terkekeh mendengar pertanyaan dari putra sulungnya tersebut.

"Siapa bilang? Kalian selalu Bunda banggakan, akan selamanya seperti itu." Melihat Amelia yang tersenyum tulus, membuat Farhan bahagia. Setidaknya sang Adik kembali ceria dengan kedatangan Bunda nya.

Sementara seorang gadis yang berada diantara mereka menjadi canggung oleh pembicaraan mereka, terlebih ia bukan siapa-siapa mereka. Farhan yang mengetahui hal itu lalu tersenyum, ia merangkul bahu Elnara lalu mendekatkannya pada Fenly. Hal itu tak luput dari perhatian Gilang, ia tahu apa maksud dari Farhan. Mencoba memberi jarak untuk gadis tadi.

"El?" Tanya Fenly terkejut, karena sedari tadi ia tak tahu jika ada Elnara disana. Melihat senyuman gadis tadi ia hanya tersenyum canggung, apalagi ketika Farhan mendekatkan Elnara untuk duduk di sisi salah satu ranjangnya.

"Ini loh El yang kemarin kangen kamu, dia galau terus." Kata Farhan menyenggol lengan Elnara sembari mengedipkan matanya.

Sontak hal itu membuat Elnara membulatkan matanya terkejut dan di iringi tawa yang semakin kencang dari yang lainnya.

"Fen ngobrol dulu sama Elnara, Bunda sama yang lain mau makan dulu ya."

"Bye Fenly, cieee." Sahut Fajri dan Zweitson berbarengan. Mereka tak henti-hentinya mengedipkan matanya dengan bahasa isyarat.

"Udah gede ya Adeknya Abang." Ucap Ricky sambil mengusap pelan surai nya yang kian memanjang.

Lantas pemuda tampan yang tengah di goda itu hanya tersipu malu tanpa menoleh sedikitpun ke arah sampingnya. Jantungnya pun berdetak lebih cepat ketika sang Bunda, Kakak dan para sahabatnya keluar ruangan rawat miliknya. Terlebih ia masih gugup karena pertama kalinya lagi berhadapan dengan Elnara setelah beberapa tahun kembali lagi kesini.

"Hai Fen, ini El bawa mawar untuk Fenly. El taruh disana ya." Katanya sambil menaruh mawar yang sedari tadi ia bawa, menatanya di dekat makanan yang bahkan belum Fenly habiskan.

FLY | UN1TYWhere stories live. Discover now