8. Keinginan

80 24 13
                                    

YouN1T Fanfiction

Happy Reading


✈️


Tirai yang semula tertutup kini terbuka menampakkan cahaya mentari. Dari cela-cela jendela Gilang tersenyum saat memandang ke arah ranjang yang terdiri dua pemuda yang ia sayangi. Raut wajah keduanya tampak tenang, memang mempersatukan mereka keputusan yang tepat untuk saat ini. Urusan Farhan ia akan memikirkannya lagi.

Ia jadi teringat ketika Fenly menginterogasinya semalam, mau tidak mau ia menceritakan semuanya secara detail mulai dari Farhan yang sebenarnya mempunyai watak tempramental sehingga sering memukuli Shandy, perusahaan yang terancap bangkrut hingga saat ini ia pun tak tahu kemana perginya Farhan karena pemuda itu seringkali menghabiskan waktunya diluar rumah. Fenly sempat marah ketika ia menceritakan semuanya, apalagi ketika tahu bahwa Shandy memang sempat dilarikan kerumah sakit dan keadaannya kritis.

Cukup sekali ia melihat amarah Fenly, cukup sekali ia membuat adiknya seperti kehilangan jati diri. Bahkan jika di ingat lagi, ia merasa gagal menjaga Fenly sehingga menjadi pendendam seperti ini.

"Fen benci dia, Bang. Kalau dia berani datang dan temuin Kak Shandy, Fen bakal buat pelajaran ke dia."

"Jangan harap dia bisa begitu ke Kak Shandy. Fen benci dia."

"Abang tahu nggak gimana paniknya Fen saat Kak Shan nggak ada kabar? Kenapa Bang? Kenapa sembunyiin hal ini dari Fenly?

"Fen kecewa sama Bang Lang."

Rentetan ucapan Fenly terus terngiang-ngiang dikepalanya. Fenly patut kecewa pada dirinya, ia sungguh salah jika menilai Fenly seperti anak baik yang pendiam. Justru saat ini ia menemukan Adiknya dengan sisi yang berbeda.

"Lang, kamu nggak kerja?" Tanya Shandy dengan suara khas orang bangun tidur. Ia menoleh ke arah samping tempat tidurnya lalu tersenyum.

"Gimana mau kerja, Bang. Tuh lihat koperku dikunci sama dia." Jawabnya sambil menunjukkan sebuah koper berukuran besar yang terkunci oleh sebuah gembok.

"Kok bisa?"

"Dia larang aku buat kerja dan suruh stay di kamar aja buat jagain Bang Sen." Keluhnya sambil meneguk kopi yang sedari tadi semakin dingin.

"Anaknya lagi tidur, sana pulang dulu aja ganti baju."

"Nggak ah, Gilang lebih takut sama Fenly. Dia lagi galak banget, Bang."

Shandy hanya terkekeh, ia tak tahu sebenarnya mengapa Fenly melakukan hal itu. Tetapi yang pasti Adiknya telah mengetahui segalanya tentang Farhan jadi mau tak mau ia harus menerima dan tak mungkin mentupinya lagi.

"Lang, makasih banyak ya atas bantuannya selama ini. Makasih udah jagain Fen dari kecil, kalau nggak ada Gilang pasti Bang Sen susah untuk minta bantuan."

"Bang, selain sebagai junior. Gilang tuh kagum sama Bang Sen jaman dikampus dulu. Bang Sen bisa tegas sama semua orang, tapi sekalinya kenal Bang Sen tuh perhatian banget. Gilang aja bangga jadi juniornya Abang, gimana Fenly yang jadi Adiknya."

"Bang, Gilang tahu apa yang Abang takutin saat ini. Tenang aja Bang, Gilang akan bantu untuk terus lindungi Fenly dari Bang Han. Dia nggak akan berani sentuh Fenly, Bang." Gilang mencoba meyakinkan Shandy akan ketakutannya. Karena bagi dirinya saat ini, Shandy dan Fenly itu Kakak dan Adik terlepas dari kata kandung.

Gilang bangkit dari duduknya, ia meraih handuk lalu memasuki kamar mandi, tersenyum singkat pada Shandy lalu menepuk bahunya.

"Fen, Fenly beruntung bisa punya Kakak kayak Gilang dan Ricky. Meskipun mereka pernah bohongin Fen, tapi mereka tulus. Fen harus tahu itu."

FLY | UN1TYDove le storie prendono vita. Scoprilo ora