10. Lantas Salah Siapa?

70 16 6
                                    

YouN1T Fanfiction

Happy Reading

✈️


Lembayung senja perlahan pergi, digantikan dengan gelapnya malam. Entah sejak kapan netranya tak berhenti menatap ke satu arah, berharap esok pagi ia masih mampu menatapnya. Sekedar bergurau atau hanya menyapa, itu pikirnya.

Menikmati kehidupan seperti ini bukanlah inginnya. Menjadi seorang yang kuat juga bukan pilihannya, tetapi karena hadirnya seseorang itu membuat dirinya rela lakukan apapun hanya untuknya. Sejak kecil memang ia selalu menjadi anak penurut, tetapi ketika seseorang itu dihilangkan dari hidupnya, membuat dirinya seketika murka.

Bagi dirinya, tak pernah ada kata tidak untuknya. Mungkin kesalahan kemarin ialah kesalahan fatal untuk pertama dan terakhir kali baginya.

Ovel. Nama kecil yang ia sematkan tepat saat Adiknya lahir dan ia lihat untuk pertama kalinya. Nama yang sampai saat ini selalu menjadi nomor satu di hidupnya. Karena hadirnya mampu membuat dirinya merasakan bagaimana menjadi seorang Kakak. Rasa khawatirnya, rasa senangnya bahkan hingga rasa takutnya bercampur menjadi satu tatkala mengingat semua tingkah ajaibnya.

"Hai Kak Shandy." Sapa seorang gadis sambil menepuk pelan bahunya. Sedikit terkejut kemudian ia tersenyum.

Tak lama kemudian ia bangkit sebelum akhirnya berpesan pada gadis tadi.

"Titip Fenly sebentar ya, El. Kakak mau ketemu Gilang dulu." Gadis yang dipanggil El tadi menganggukkan kepalanya setuju, ia tersenyum pada pemuda yang dipanggil Shandy tadi.

Sepeninggalan Shandy dari ruangan itu membuat gadis tadi mampu bernapas lega. Ia mendekati ranjang milik Fenly lalu tersenyum seraya meraih salah satu tangan kekasihnya dengan lembut. Netranya menatap sendu pada pemuda yang terbaring dengan selang oksigen yang berada di hidungnya. Entah bagaimana ia harus bersikap sekarang karena rasanya sakit sekali melihat sang kekasih terbaring lemah di rumah sakit.

Sejak kecelakaan tiga hari yang lalu, rasanya ia tidak tenang jika tidak melihat Fenly sehari. Beruntungnya ia bisa menjenguk kekasihnya hari ini, meski tidak bisa lama karena bisnis milik mereka hampir semuanya Elnara yang handle.

"Fen, maafin El ya baru bisa jenguk sekarang. Di galeri lagi ramai, bahkan El sampai kewalahan. Tapi gapapa El seneng banget ngerjainnya, kadang Aji juga datang kok buat cek ke galeri. Fen fokus sembuh aja, ya." Nyatanya memang sakit ketika melihat seseorang yang kita sayang terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit.

Elnara sempat menangis beberapa hari perihal Fenly, ia takut sesuatu yang bahkan tak pernah terjadi akan kejadian juga dihidupnya. Dijauhkan oleh Fenly saja sudah membuat dirinya tersiksa, bagaimana jika ditinggalkan oleh pemuda itu untuk selamanya?

"Fen, Elnara kangen banget sama Fenly. Kangen jalan-jalan juga, kangen main bareng, kangen semuanya tentang Fenly."

"El...." lirih Fenly terbangun. Ia membuka matanya lalu tersenyum pada gadis itu dengan lembut.

Ditatap seperti itu membuat Elnara salah tingkah sendiri. Ia akui memang pesona Fenly tak pernah berubah sejak dulu, tatapannya yang tajam mampu mengunci siapa saja yang berani menatapnya kembali. Meski sempat ragu, tetapi nyatanya hubungan mereka hampir memasuki tahun pertama.

"El, Fen kangen banget. Kok El beda ya sekarang." Ucapnya sambil mengerutkan dahinya menatap ke arah gadis tadi.

"Beda gimana? El sama aja kayak kemarin-kemarin." Balasnya pada Fenly, ia bingung sang kekasih mengatakan hal itu.

"Tambah cantik gitu, apalagi kalau El pakai ini. Cantiknya sempurna." Jawab Fenly sambil menunjuk kalung pemberian dirinya bulan lalu. Sementara yang dirayu tampak tersipu malu apalagi ditatap oleh pemuda tampan yang notabene nya ialah kekasihnya sendiri.

FLY | UN1TYWhere stories live. Discover now