BAB 11

76 17 0
                                    

Kairos dan Marius serta Kilian, segera bergegas ke kamar Shofia, untuk melihat apa gadis itu benar benar sudah kembali sadar.

Namun langkah mereka terhenti saat pelayan membuka kan pintu kamar Shofia, kairos melihat seseorang yang cukup asing meski wajahnya masih sama. Gadis itu jauh lebih tinggi dari sebelumnya, tapi wajah dan mata mereka sama.

" apa dia sungguh Shofia? "

" seperti nya begitu yang mulia, itu memang tuan putri " jawab Marius seadanya.

" tapi kenapa dia terlihat sangat berbeda? Apa racun itu sungguh memberi efek perubahan yang sangat besar hingga bisa membuat tubuh berubah? " tanya Kairos ingin memastikan.

" tuan putri apa anda sudah sadar? Bagaimana keadaan anda? Biarkan saya memastikan jika anda baik baik saja " ucap Kilian yang merupakan tabib keluarga Chatarsis.

" siapa kalian? ( ah, apa mereka dewa yang melayani arwah baru? ) " batin Alice bertanya

" oh, saya adalah tabib di kastil ini " jawab Kilian saya memapah Alice kembali ke tempat tidur.

" ternyata di alam arwah juga ada tabib " batin Alice cukup terkejut.

Sementara itu, kairos dan Marius hanya bisa saling menatap satu sama lain, dengan tatapan heran dan penuh tanda tanya.

" syukur lah sepertinya anda sudah jauh lebih baik sekarang, tapi saya sarankan agar hari ini, anda jangan terlalu banyak bergerak dan kelelahan " terang Kilian memberitahu.

Alice yang masih tidak mengerti dengan semua hal yang terjadi hanya bisa membisu sambil menatap kearah dua pria lain yang ada di depannya.

" yang mulia, racun di dalam tubuh tuan putri sudah benar benar hilang, hanya saja tubuhnya masih sangat lemah karena kelelahan " imbuh Kilian seraya pamit.

" baiklah kau bisa pergi " jawab Kairos berterima kasih.

" ckckck bahkan aku di sambut dewa Agung di tempat ini, apa semua ini benar benar pahala karena aku terus ikut berperang membantu negara " pikir Alice saat mendengar sebutan yang mulia, dia juga cukup kagum dengan dewa pria yang ada di depannya, wajahnya lebih tampan dari Costantine, tubuh dan aroma pria ini juga sangat harum.

" apa kau baik baik saja? " kini Kairos ikut memastikan.

" yaa, aku hanya merasa tubuhku terasa pegal " balas Alice apa adanya.

" kalau begitu kau bisa kembali beristirahat, lain kali aku akan menemuimu untuk menanyakan hal belum kita selesai kan! " ujar Kairos kemudian keluar.

" hal yang belum di selesai kan? Apa yang sudah ku lakukan memangnya? " batin Alice tidak mengerti.

" tuan putri, ayo kita sarapan, hamba sudah menyiapkan makanan kesukaan anda " ucap seorang pelayan seraya menaruh meja yang di penuhi makanan.

" makanan apa ini? Apa aku sungguh menyukai makanan seperti ini? Tapi seingat ku, makanan favorit ku itu bukan sup manis seperti ini, melihatnya saja perutku sudah mual " batin Alice bingung.

" kenapa wajah anda seperti itu? Apa anda tidak menyukai menu sarapan pagi anda? "

" bisakah kalian memberiku sepotong roti bakar dengan saus krim dan segelas  susu jahe? " pinta Alice mengingat setiap hari ia selalu sarapan dengan menu tersebut di medenia.

" oh baiklah tuan putri, mohon tunggu sebentar " ucap pelayan bergegas kembali ke dapur.

" tapi mengapa aku merasa ini seperti masih di dunia manusia, di sini tidak ada yang memakai gaun putih selain aku" ucap Alice terheran.

Suddenly Became a EmpressWhere stories live. Discover now