BAB 12

76 17 0
                                    

Harap Vomen sebelum membaca


malam pun muncul bersama cahaya bulan, alice yang sudah seharian berada di kamar mulai merasa bosan, ia akhirnya memutuskan untuk berjalan keluar balkon kamar yang mengarah langsung ke tepian tebing pantai hanalu.

Alice masih tidak bisa  mengerti dengan semua yang ada, antara ia sudah benar benar mati atau ia masih berada didunia manusia. jujur saja semuanya terasa begitu nyata dari mulai kamar besar ala putri bangsawan, dan semua tumbuhan yang ada disini, semunya begitu real dan bisa alice merasakan udara segar serta harum bunga di sekeliling bangunan ini.

" aku tidak bisa diam saja seperti ini, aku harus memastikan dimana sebenarnya aku saat ini !? " ucap alice seraya mencari sesuatu, dan akhirnya Alice melihat sebuah gunting di atas meja,
dengan cepat alice pun menggoreskan gunting tersebut ke telapak tangannya, untuk memastikan jika telapak tangan terasa perih serta mengeluarkan darah maka artinya dia masih hidup.

dan benar saja, darah segar pun mengalir dari tangan alice, Alice hanya diam tanpa berniat untuk menahan aliran darah yang terus menetes deras itu, lagi pula goresan seperti ini bukanlah apa-apa, di banding dengan semua luka yang pernah dia dapat selama alice menjadi prajurit vomand. Alice bahkan pernah mendapat tusukan pedang di punggung dan perutnya, bahkan karena sang ayah yang tidak menyukai obat obatan Alice selalu mengobati lukanya diam diam, atau kadang ia berpura pura tidak terluka sama sekali.

" tuan putri apa yang anda lakukan? " jerit seorang pelayan saat ia melihat banyak darah di telapak tangan Alice

" jadi aku masih hidup? Ini masih dunia manusia? Apa aku selamat setelah kejadian itu? Tapi dimana ayah dan yang lain? Dimana Constantine? " gumam Alice tak terdengar.

" yang lain cepat bawakan kain dan air, serta obat, tangan tuan putri shofia terluka " pinta pelayan dengan wajah cemas.

" shofia? Apa kau baru saja menyebut nama shofia? Siapa shofia? "

" yaa tuan putri, shofia adalah nama anda, maaf jika hamba sudah bersikap lancang, hamba lupa jika tuan putri tidak suka jika kami memanggil nama anda " terang sangat pelayan meminta maaf.

" tapi -- tunggu, artinya aku masih hidup? Apa jiwaku tersesat pada tubuh orang lain? " batin Alice mencoba mengingat sesuatu, namun sayangnya ia hanya teringat saat terakhir di medan perang melawan bangsa Nathania.

Para pelayan pun segera mengobati luka Alice, kemudian pergi setelah selesai membalut tangan alice.

" pelayan siapa namamu? " tanya Alice pada pelayan yang tengah menyiapkan tempat tidur untuk Alice.

" nama hamba Leah, hamba pelayan anda sejak anda 2 bulan yang lalu anda masuk ke istana ini, apa tuan putri tidak mengingat hamba? "

" maafkan aku, aku masih merasa tidak sehat, tapi bisakah kau memberi tahu ini dimana? "

" ini istana Chatarsis, kediaman grand duke Kairos, apa tuan putri merasakan sesuatu? Apa anda melupakan sesuatu? " jawab Leah dengan ekpresi terkejut karena tuan putrinya tiba tiba menanyakan hal aneh.

" Chatarsis? Grand duke? " ulang Alice tak percaya.

" bagaimana aku bisa berakhir di kastil grand duke? Apa yang sebenarnya sudah terjadi, dimana ayah? Ayah apa arti semua ini " batin Alice mencoba untuk tetap tenang. Karena bagaimana pun Alice adalah prajurit rahasia dan sering melakukan tugas rahasia, saat ini dirinya masih belum mengerti kenapa ia bisa berada di kastil pangeran pertama yang di kenal berdarah dingin dan juga licik.
Mengingat para pelayan memanggilnya tuan putri bernama shofia, artinya ada seseorang yang bernama shofia disini.

" tapi kenapa mereka memanggilku shofia? Apa kami begitu mirip hingga mereka tidak bisa membedakan? " imbuhnya dalam hati.

" tuan putri apa hamba perlu memanggilkan dokter? Hamba tidak ingin anda sampai kenapa napa!? " ucap Leah menawarkan.

" tidak perlu Leah, maafkan aku karena tidak mengingatmu, kalau begitu kau bisa pergi aku akan tidur" balas Alice meminta Leah pergi agar dirinya bisa mencari sesuatu yang tentang semua ini.

Alice yakin dirinya pasti tidak semata mata di kirim kekastil ini, pasti ayahnya memiliki sebuah rencana dan hal yang sangat penting.

Setelah sang pelayan pergi, Alice pun segera mengunci pintu lalu membuka setiap pintu lemari dan laci yang ada di dalam kamar. Semuanya sudah Alice geledah tapi tidak ada satu pun petunjuk yang ia temukan, sampai saat Alice akhirnya lelah dan memilih duduk di bawah tempat tidur Alice tiba tiba merasakan sesuatu yang mengganjal di lantai tertutup karpet.

" apa ini? Sebuah lantai yang di kunci? " ucap Alice akhirnya menemukan sesuatu yang ia harap ini adalah petunjuk. dan setelah bersusah payah membuka gembok kecil dengan jepit rambut akhirnya Alice bisa membuka lantai tersebut.

" sebuah buku? Buku harian? " gumamnya seraya membuka buku tersebut.

🌹 buku harian shofia

Aku tidak tahu kapan sebenarnya waktu itu akan tiba, mimpi mimpi yang Tuhan kirimkan selalu saja berakhir dengan air mata di pagi hari.

🌹 hari ini aku dan ayah mengunjungi makam ibu, tak terasa sudah 8 tahun berlalu sejak ibu meninggal kan aku dan ayah, aku semakin kesepian di rumah ini. Ibu bisakah kau muncul dalam mimpiku? Sudah 8 tahun sejak kau pergi kau tidak pernah muncul :(

🌹 ibu hari hari melelahkan terulang kembali, aku tidak suka dengan perayaan atau pesta, karena meski berada di tengah keramaian, hati ku tetap saja merasa kesepian. Andai saja aku memiliki saudara perempuan, mungkin kami akan berbagi satu sama lain dan aku tidak akan kesepian seperti ini.

🌹 ibu hari ini, aku mendapatkan sebuah surat lamaran? Lamaran yang sangat aneh dan tidak bisa dipercaya! Bagaimana bisa seorang Grand duke melamar gadis kesepian seperti ku? kenapa sampai saat ini aku tidak pernah melihat takdirku saat menjadi istri Grand duke?

🌹mimpi itu? Untuk pertama kalinya aku bertemu dengan ibu :) ibu sangat cantik, apa ibu menemuiku karena aku akan menikah?

🌹 ibu takdir apa ini? Kenapa aku melihat wajahku pada gadis lain? Siapa gadis itu? Aku juga bisa melihat semangatnya yang sangat membara saat dia berdiri di depan istana? Apa itu aku? Tapi bagaimana bisa tangan yang lemah ini mengangkat sebuah pedang?

🌹 ibu kali ini aku benar-benar bisa melihat dengan jelas, akhir kehidupan ku? Mereka akan membunuhku--- Grand duke-- aku akan mati di istana itu.

Suddenly Became a EmpressWhere stories live. Discover now