BAB 15

116 7 0
                                    

..

Setelah selesai dengan segala ritual paginya Alice kini di antar menuju ruang makan yang sangat megah, bahkan sepanjang perjalanan Alice tak henti di buat kagum oleh berbagai ornamen juga lukisan mahal yang terpajang di dinding, bukan apa apa jujur saja selama ini Alice hanya pernah melihat beberapa senjata mahal di acara lelang karena hanya itu yang ada di Medenia, sedangkan lukisan ia hanya bisa menilai harga dari seberapa besar dan langkanya gambar di dalam.

" bagaimana dia bisa menemukan lukisan langka seperti ini? " batin Alice saat ia melihat sebuah lukisan yang terdapat gambar kapal bajak laut gold Rogers yang sangat legendaris namun di anggap mitos oleh sebagian orang.

Bajak laut seperti gold Rogers tak pernah muncul atau bersandar di sini, semua orang hanya pernah mendengar cerita itu dari beberapa pedagang asing yang pernah di bajak olehnya. Alicia termasuk orang yang sangat percaya dengan keberadaan bajak laut tersebut dan ia berharap suatu saat nanti bisa melihat kapal hitam yang legendaris itu dimana pun mereka berada.

" nona ada apa? " sapa Leah menyadarkan lamunan Alice.

" ah, tidak ada.. Aku hanya terbawa suasana saat melihat lukisan ini --"

" sejak kapan kau menyukai lukisan seram seperti ini? " tiba tiba sebuah suara besar mengejutkan Alice dan Leah.

" salam hormat hamba grand duke " sapa Leah seraya menundukkan  kepalanya.

Sementara Alice diam terpaku saat ia melihat sosok yang selama ini hanya ia dengar dari mulut prajuritnya, Pria yang di penuhi rumor buruk dan menyeramkan itu kini benar benar berdiri di depan Alice dengan wajah penuh pertanyaan.

Marius yang cukup terkejut saat melihat permaisuri tidak menundukkan wajah saat bertemu kairos hanya mengernyit heran. Wanita yang ada di depan nya kini terlihat lebih berwibawa dan cukup membuat bulu kuduk nya berdiri sesaat, dan tentu saja hal ini tidak seperti biasanya. Tidak ada wajah sendu yang selalu permaisuri tunjukan saat mereka ber pas-pasan, tidak ada salam hormat atau sikap hangat yang di tunjukan, seketika Marius menatap kearah kairos untuk bertanya.

Kairos sendiri cukup merasa hal ini menarik, karena tiba tiba istrinya berubah setelah selamat maut.

" aku tidak menyangka jika istriku menyukai hal hal berbau militer " ucap Kairos asal.

" aku hanya menyukai gambar tidak dengan arti didalamnya " jawab Alice lugas.

Hal itu semakin membuat semua orang terkejut karena putri shofia tidak pernah menjawab ucapan grand duke dengan sangat tegas dan bernada tinggi.

" tidak, bukan itu maksudku, tidak apa apa putri, kau bahkan bisa memiliki segala yang ada di sini jika kau suka, aku dengan senang hati akan memberikannya " balas Kairos seraya berjalan kearah Alice

" Terimakasih grand duke tapi saya tidak membutuhkan apa pun, ah mungkin ada -- jika berkenan bisakah saya mendapatkan satu hal " ucap Alice tak mau kalah.

" yaa tentu saja apa yang kau inginkan? "

" aku ingin tinggal di kastil utara "

Kini semua orang terdiam saat mendengar ucapan sang permaisuri meminta hal yang cukup aneh, entah mungkin mereka yang tidak terlalu mengenal shofia atau apa karena sekarang gadis itu mulai menunjukan sisi lain dari dirinya

" ada apa permaisuri? Kenapa kau ingin tinggal jauh dari istana utama? Apa kau tidak puas dengan pelayanan di sini? " tanya Kairos basa basi.

" tidak bukan seperti itu, seperti yang Anda tahu aku adalah seorang introvert seperti nya akan lebih baik bagiku jika tinggal jauh dari keramaian "

" haa, seperti itu, kalau begitu kau boleh tinggal dimana pun kau mau Marius akan menyiapkan kastil itu untuk mu " ucap Kairos tanpa banyak berfikir.

" terimakasih " balas Alice seraya tersenyum samar, ia cukup tahu beberapa hal di dalam istana Chatarsis. Dari beberapa rumor yang beredar kastil utara adalah tempat terbaik karena berasa jauh dari pekarangan istana utama, selain itu letaknya pun berada di tepi laut  dan tak jauh dengan pelabuhan kerajaan.

" sebaiknya kita segera sarapan karena aku harus pergi " ajak Kairos seraya meminta sang istri untuk berjalan di dekatnya.

Tak ada pilihan lain Alicia pun segera mengikuti instruksi Kairos meski enggan. Entah mengapa semuanya jadi seperti ini, bukan kah katanya Shofia dan Kairos tidak pernah berbincang?
Tapi pagi ini kenapa pria itu seakan menunjukkan sikap ramah.

Semua orang yang sedang menunggu di meja makan pun ikut terkejut saat melihat Kairos muncul bersama shofia. Namun hal itu tak membuat mereka berani membuka suara karena itu artinya mereka akan mengundang mala petaka di pagi hari jika berani mempertanyakan sesuatu yang Kairos lakukan.

" silakan " Kairos menggeser kursi agar Alice bisa duduk.

Alice pun hanya memilih mengikuti alur yang Kairos coba mainkan, entah apa yang terjadi dan kenapa dia melakukan itu Alice tidak peduli yang perlu dia lakukan saat ini hanyalah berhati hati serta siap siaga takut takut Kairos melakukan sesuatu yang akan menyakiti dirinya.

Acara sarapan pun berlangsung tanpa pembicaraan, semua orang juga mulai pergi melakukan pekerjaan. Termasuk Kairos karena ia memiliki banyak hal yang harus ia selesai kan.

Alice sendiri memilih untuk berjalan di sekitar istana untuk melihat lihat situasi dan kondisi istana Chatarsis.

" tempat yang cukup tenang meski banyak penjaga di mana mana, selain itu istana ini terlalu banyak memiliki air mancur yang entah buat apa? Ada beberapa taman yang cukup indah dan terawat dengan baik, entah lah mungkin Kairos menyukai bunga? " batin Alice seraya memutar pandangan.

" apa anda ingin duduk di taman? "

" kenapa di sini banyak sekali air mancur? Dan taman bunga itu? Bukan kah terlalu banyak di tumbuhi bunga mawar merah? " tanya Alice terheran

" maaf Duchess, tapi semua ini sengaja grand duke buat agar anda nyaman tinggal di sini " jelas Leah.

" apa shofia begitu menyukai bunga mawar? " ucap nya dalam hati.

" um, maafkan aku Leah karena seperti nya aku kurang teliti dengan kebaikan grand duke "

" tidak apa Duchess anda pasti masih sangat shock karena kejadian saat itu "

" kejadian saat itu?? "

Suddenly Became a EmpressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang