Chapter 1

607 46 0
                                    

Manhattan

Sky memasuki sebuah gedung besar di pusat kota Manhattan dengan wajah berbinar. Sesuai dengan rencananya, dia akan memberikan kejutan kepada kakeknya, yang merupakan seorang pemilik perusahaan konstruksi, dan Sky berharap kakeknya tidak akan terkena serangan jantung atas apa yang akan disampaikannya nanti.

Oh, tentu saja Sky tau bahwa kabar ini akan sangat mengejutkan. Tetapi, Sky sudah mempertimbangkannya dengan sangat baik. Tidak mungkin bagi kakeknya untuk menolak, ataupun menghalangi rencananya jika dia memberitahunya mendadak. Dan, itu pun akan meminimalisir berbagai interogasi yang pastinya akan kakeknya itu lakukan jika dia memberikan kabar ini jauh-jauh hari.

"Chris, kakek ada di ruangannya?" tanya Sky kepada seorang pemuda tampan setelah laki-laki itu mengantarkan orang-orang yang sepertinya adalah tamunya ke depan lift. Laki-laki yang dipanggil Chris itu langsung berjalan menghampiri Sky baru saja keluar dari lift yang sama yang barusan dimasuki oleh tamunya.

"Ada. Tumben banget ke sini dan... ceria banget," jawab Chris dengan mata menyipit, menatap Sky yang tersenyum sumringah padanya. Jujur, Sky jarang sekali berada dalam mood yang baik, dan melihatnya seceria ini benar-benar... membuatnya khawatir. Biasanya, pasti ada sebuah kekacauan yang laki-laki itu perbuat atau sedang dia rencanakan.

"Jangan bikin tuan besar marah, rapat tadi kurang lancar soalnya," pesan Chris seraya membuka ruangan CEO dan Sky pun masuk setelah mengacungkan jempolnya dan terdengar pintu ditutup. Sky tau bahwa Chris pasti ikut masuk ke dalam. Tapi, dia sejujurnya sudah sangat terbiasa dengan kehadiran Chris sampai dia mempunyai keahlian untuk menganggap laki-laki itu tidak terlihat.

Sky menghampiri kakeknya yang sedang berdiri menatap jendela, dia tau bahwa kakeknya itu menatap pantulan dirinya di cermin, tetapi tidak berniat untuk memutar tubuhnya. Sky pun berdiri di sebelah laki-laki paruh baya, ah bukan, laki-laki tua itu dan berdeham.

"Langsung aja ngomong, kamu mau apa?" tanya kakeknya seraya melirik ke arah Sky dan Sky pun tersenyum, menghela napasnya dan menghembuskannya. Ntah kenapa dia begitu gemetar senang dengan kalimat yang akan disampaikannya.

"Bulan depan aku harus pergi ke Korea untuk ikut program bahasa Korea. Mumpung aku mau ambil gap year, jadi aku memutuskan untuk ambil language immersion selama setahun di Korea. Kenapa Bahasa Korea? Kan aku orang Korea. Soalnya aku gak bisa berbahasa Korea dengan baik dan benar. Jadi, sebagai orang Korea yang sangat mencintai negaranya dan menghargai warisan budaya, aku memutuskan untuk mempelajari bahasa dari tanah kelahiran kakek dan juga eomma dan appa. Aku udah diterima di program bahasa di STAY University. Aku juga udah diterima untuk tinggal di asrama kampus dan aku punya tabungan yang cukup untuk menunjang hidup aku di Korea selama satu tahun. Ah! Aku juga udah beli tiket pesawat ke Korea untuk tanggal 17 Oktober, jadi kakek gak usah khawatir," jelas Sky panjang lebar dengan mata berbinar dan jujur saja Chris terpana menatapnya meskipun dia berada cukup jauh dari Sky dan bosnya.

Sky menunggu, menunggu respon dari kakeknya dan dia sedikit tertegun saat kakeknya itu berjalan ke meja kerjanya dan duduk di kursinya. Sky melirik bingung ke arah Chris, tetapi kemudian dia memutuskan untuk mengikuti kakeknya dan duduk di kursi di hadapannya.

"Chris," panggil Tuan Kim dan Sky menggembungkan pipinya kesal. Bagaimana mungkin kakeknya tidak merespon penjelasannya yang sangat lengkap barusan?
Chris pun berjalan mendekat dan berdiri di samping Sky, bosnya itu menatap ke arahnya dan juga Sky.

"Proyek yang tadi, tolong kamu yang handle ya. Sekalian jagain Sky di Korea," ucap bosnya dan Sky yang mendengarnya langsung membulatkan matanya dan tentu saja dia hendak protes, tetapi kakeknya langsung menatapnya.

"Pembahasan rapat tadi berjalan kurang lancar karena kakek gak tau siapa yang harus diutus untuk proyek terbaru di Korea karena Tuan Jeong harus menggantikan Tuan Park yang sakit keras di proyek kita di Quebec. Dan karena kamu mau ke Korea, jadi sekalian aja Chris ikut dan handle proyek itu," jelas kakeknya dan Sky menatap ke arah Chris dengan kesal.

Case 143 Where stories live. Discover now