Chapter 15 [END]

283 26 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rhino menolehkan kepalanya saat mendengar ketukan di pintu dan tak lama kemudian pintu dibuka dan terlihat Peter di ambang pintu, menanyakan apakah dia boleh masuk atau tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rhino menolehkan kepalanya saat mendengar ketukan di pintu dan tak lama kemudian pintu dibuka dan terlihat Peter di ambang pintu, menanyakan apakah dia boleh masuk atau tidak.

Peter kemudian masuk dan menutup pintu dengan perlahan. Kedua orang tuanya sudah tidur di kamar sebelah. Sebenarnya kedua orang tuanya tidak memintanya dan Rhino untuk pisah kamar, hanya saja anehnya justru Rhino yang mengusulkan hal itu. Apakah itu efek dari ucapan ayahnya tentang Sam kemarin?

Mereka belum membahas hal itu karena hari ini seharian mereka memutuskan untuk merayakan natal dengan berjalan-jalan keliling kota sepulang dari gereja. Banyak tempat yang mereka kunjungi. Oh! Tentu mereka pergi bersama kedua orang tuanya. Selain karena mereka ingin menghabiskan waktu bersama, juga karena posisi kemudi yang berbeda dengan di Korea dan dia merasa canggung jika harus menyetir. Dia bahkan tidak yakin dengan dirinya sendiri, jadi ayahnyalah yang menyetir.

Peter berjalan mendekati tempat tidur. Rhino hanya menatapnya, tidak memberikan respon apapun. Apakah Rhino menjaga jarak dengan Peter? Bukan. Hanya saja seharian ini Peter bersikap sangat canggung padanya. Bahkan sekarang raut wajah dan juga gestur laki-laki itu terlihat begitu canggung.

Peter sedikit bingung, dia tidak tau apa yang harus dia lakukan sekarang. Atau lebih tepatnya, bagaimana cara memulai pembicaraan tentang Sam. Dia tidak bisa membaca isi hati Rhino, atau pun membaca ekspresinya kini. Tapi, dia kemudian menolehkan kepalanya saat mendengar suara tepukan, ternyata Rhino menepuk sisi di sebelahnya. Peter pun naik ke atas kasur dan duduk di sebelah laki-laki itu, meluruskan kedua kakinya dan punggungnya bersandar ke kepala tempat tidur.

"Soal Sam..." ucap Peter membuka percakapan, tapi tidak melanjutkan ucapannya, hingga akhirnya Rhino meraih tangan kanannya dan menggenggamnya.

"Aku sebenernya gak penasaran, tapi kayaknya itu ngeganggu pikiran kamu. I'm all ears," ucap Rhino dan Peter pun membasahi bibirnya dan menarik napas dalam sebelum memutuskan untuk bercerita. Rhino memang tidak perlu tau, tapi laki-laki itu berhak tau.

"Aku sama Sam sahabatan dari lama banget, sejak SMP. Dan pas SMA, kami sama-sama penasaran sama orientasi seksual kami dan iseng-iseng lakuin ini itu dan mutusin untuk pacaran. Bagi Sam, itu cuma sebuah keisengan, tapi akunya jadi baper. Lama-lama, hubungan kami meregang dan malah jadi sering ribut. Sampe akhirnya kami mutusin untuk putus aja. Kebetulan saat itu Sam juga mau kuliah di Paris," ucap Peter memulai ceritanya.

Case 143 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang