Chapter 13

177 26 0
                                    

Lix memeluk Lewis, merasakan hangatnya pelukan sang kekasih dan juga sesekali kecupan di kepalanya. Jika terus begini, dia takut bahwa dia akan tertidur dan terlambat membantu Rhino. Maka, Lix pun mengumpulkan keberaniannya dan berkata dengan lirih, berharap Lewis akan mengerti dan tidak mencurigainya atau bahkan kecewa padanya karena sudah menyimpan rahasia.

"Preman-preman yang kemaren ngancem Rhino hyung pake foto-foto dia sama Peter ssaem," ucap Lix, tidak berani mengangkat kepalanya untuk melihat reaksi Lewis. Dia memilih untuk tetap memeluk laki-laki itu dan menyandarkan kepalanya di dada bidangnya, menerka-nerka respon Lewis dari detak jantungnya.

"Rhino hyung gak mau kalo mereka makin brutal dan ngirim foto-foto itu ke kampus. Jadi, dia mutusin untuk ketemu sama preman-preman itu dan akan biarin mereka lampiasin kekesalan mereka ke dia," lanjut Lix lagi dan dia bisa merasakan rangkulan Lewis di lengannya mengerat.

"Kapan?" tanya Lewis, akhirnya bersuara dan Lix menjawab lirih "Sekarang. Dan Rhino hyung minta aku untuk gak telpon polisi, tapi nanti jam empat aku disuruh langsung telpon 119 kalo dia gak bisa dihubungi."

Hening. Tidak ada respon dari Lewis. Lix benar-benar tidak berani mengangkat kepalanya untuk menatap Lewis. Dia bahkan tidak berani untuk bertanya tentang apa yang Lewis pikirkan setelah mendengar ucapannya. Khususnya, dia tidak berani bertanya apakah yang dia lakukan benar atau salah.

"Sayang, sini liat aku," ucap Lewis akhirnya dan Lix pun bangun dengan ragu, melepas pelukan Lewis dan duduk, secara perlahan mengangkat kepalanya dan menatap kekasihnya itu.

Lewis merengkuh wajah Lix, menatap mata sang kekasih yang terlihat memerah karena mengantuk, tetapi juga ada kepanikan di sana. "Kalo aku yang ada di posisi Rhino hyung, dan kamu jadi Peter ssaem yang gak tau apapun, kamu mau temen aku untuk biarin aku babak belur atau nggak?" tanya Lewis dan Lix langsung menggelengkan kepalanya.

"Kalo kamu jadi Peter ssaem, kamu akan menghargai keputusan aku untuk lindungin kamu gak? Atau kamu justru akan marah saat tau apa yang aku lakuin?" tanya Lewis lagi dan Lix terdiam. Dia tau bahwa alasan Rhino melakukan hal itu adalah untuk melindungi Peter, tapi... apakah itu cara yang salah?

"Menurut kamu... Rhino hyung dateng ke sana untuk misi bunuh diri atau dia punya rencana untuk selesein itu dan tetep pulang?" tanya Lewis lagi dan Lix masih terdiam. Dia teringat dengan ucapan Rhino, juga pesannya itu jika dia tidak selamat. Tapi, dia juga melihat kilat tekad di mata laki-laki itu dan yakin bahwa seniornya itu pasti akan berusaha untuk pulang menemui Peter.

"Aku... mau chat Peter ssaem," ucap Lix lirih dan Lewis menarik wajah Lix, mengecup keningnya lembut dan kembali memeluknya.

"Kamu kebiasaan selalu ikut campur sama urusan orang. Jadi ikut kepikiran. Tapi, Rhino hyung pasti percaya banget sama kamu sampe dia kasih pesan ke kamu. Tapi, Lix... Jangan bikin diri kamu susah sendirian ya. Bagi sama aku. Jangan rahasia-rahasiaan lagi," ucap Lewis lembut dan Lix menganggukan kepalanya, menengadahkan wajahnya untuk mengecup leher Lewis sebelum dia meraih ponselnya di meja dan mengirim pesan kepada Peter. Jam 3 pagi, dia berharap bahwa Rhino kini ada bersama dosennya itu, bahwa dia sudah kembali.

 Jam 3 pagi, dia berharap bahwa Rhino kini ada bersama dosennya itu, bahwa dia sudah kembali

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Case 143 Where stories live. Discover now