cafe

435 5 0
                                    

Azura melangkah, melihat ke arah ayahnya yang tengah menikmati kopi hitam di teras tengah sore ini.
Senyumnya sedikit mengembang, "Ayah!", Gadis itu memberi kejutan dan itu cukup membuat Bimo tersentak kaget.

"Hey! Azura. Ayah kira siapa," Ucapnya sebari menarik pelan tangan anak gadisnya dan menuntun Azura untuk duduk tepat di sebelah Bimo.

"Kenapa sayang?"

Azura menggeleng, "Agak tumben banget sore ini sepi, kayaknya pada punya acara masing-masing ya?"

Iya, ini pukul masih menunjukan jam empat sore, tapi entah kenapa semua orang termasuk Bunda dan Tante Fitri tidak ada.

Bahkan, Alaska dan Juga Felix. Kedua laki-laki itu tidak terlihat. Hanya ada Seth di dalam kamarnya tadi yang tengah sibuk bermain game di perangkat komputer milik dirinya

"Tante Fitri sama Bunda lagi ada urusan bentar di luar, kalau abangmu sama Felix lagi belanja untuk keperluan makan besok," Jelas Bimo sebari membelai sayang rambut Azura yang lembut.

"Kenapa? Kesepian?"

Azura diam, ia belum menjawab. Tapi rasanya yang di katakan Bimo ada benarnya juga.
Lantas, Bimo yang peka terhada anak gadis bungsunya itu menghela nafas. "Azura kalau mau cari angin keliling Jakarta sendiri gak apa-apa nak, Bunda gak perlu di pikirin,"

Azura menggeleng kepalanya pelan, "Bukan kok Yah, yang ada Azura malah pengen pulang ke Sukabumi. Ikut temen-temen Azura ke Puncak bukan libur akhir tahun di sini. Apa Ayah gak bosen tiap tahun selalu ke sini?" Tanya Azura terhadap Bimo.

Bimo tersenyum, kembali membelai puncak kepala gadis cantik itu lembut. "Enggak, selagi Bunda senang,"

Senyuman hangat itu terpancar di wajah cantik Azura, ia paham dengan rasa cinta ayahnya kepada sang Bunda.
Benar-benar setulus itu, bahkan sebagaimana Bunda keras, egois dan keras kepala Ayahnya akan selalu mengalah agar tidak menimbulkan keributan besar yang nantinya di lihat oleh kedua anaknya.

Bagi Azura, laki-laki yang akan menjadi pasangannya kelak di tahun ke depan. Berharap rasa cinta tulusnya persis seperti ayah kepada Bunda.

Indah, dan tidak pernah pudar.
Definisi the real love story' bagi Azura.

"Ayah, sesayang itu sama Bunda?" Tanya Azura.

Bimo mengangguk pelan, "Sejak dulu, sampai detik ini selalu sama nak,"

"Bahkan bagaimana pun keadaan Bunda di masa lampau, Ayah akan selalu mencintai Bunda tanpa ada alasan di dalamnya,"

Azura kembali tersenyum lebar, "Rasanya Azura gak mau punya pacar kalau cinta pertama Azura aja modelnya bucin tingkat dewa ke istirnya,"

Mendengar hal itu, Bimo tergelak membuat gadis cantik di sebelahnya pun ikut tertawa melihat sang ayah tertawa akibat ucapannya barusan.

"Berarti, Felix bukan lagi cinta pertama Azura dong?"

Azura membelalakkan kedua matanya lebar, " Ayah! Apa sih? Itu kan perkataan konyol Azura waktu Azura masih kelas satu SMP,"

"HAHA! Okay, Ayah no komen deh ya sekarang" Bimo menaikan kedua tangannya sekilas.

"Tapi Azura, jangan benci Bunda bagaimana pun sikapnya ya. Karena apapun yang di lakukan Bunda buat Azura itu yang terbaik buat kamu. Sebagaimana terkadang ayah gak selalu setuju,"

Azura diam, menatap lurus ke arah ayahnya. Sedangkan Bimo menatap ke arah Azura sendu dengan tatapan yang tidak bisa Azura tebak.

"Dan jangan pernah benci Ayah, kalau ayah dan bunda me-,"

TRUE LOVE OR FIRST LOVE? (SLOW UPDATE)Where stories live. Discover now