Malam Tahun Baru (a)

268 10 1
                                    

Sesampainya mereka di ujung genteng dua jam yang lalu, alhasil mereka tengah asik di pinggir pantai dengan di temani api unggun dan juga beberapa alat panggang di sana.

Beberapa juga ada yang tengah bermain bola voli, sebagaimana waktu menunjukkan pukul jam setengah delapan malam dan angin malam menyelimuti keramaian di antara mereka semua. Namun malam ini, terangnya bulan mendukung suasana di antara keseruan di antara mereka.

Para gadis yang hanya memakai bikini tanpa adanya rasa malu di antara para laki-laki, terkecuali Azura dan juga Jeje yang hanya memakai celana pendek dan baju crop saja.
Iya, mereka berdua masih belum seberani Gisel dan teman-temannya.
Oh untuk Tante Fitri dan kedua orang tua Azura, jelas mereka semua tengah menikmati acara puncak reuni di salah satu villa yang jaraknya hanya beberapa meter dari jarak villa mereka berdua.

Azura diam, duduk di salah satu bangku sembari melihat secara bergantian kepada Alaska dan teman-temannya, Jeje yang akhirnya sedikit akrab dengan teman-teman Gisel. Bahkan berakhir menatap ke arah Erga yang tengah membakar jagung bakar yang sempet mereka beli di jalan tadi sore.

Azura paham, Azura sadar bahwa sejak keberangkatan mereka tadi, Erga tidak terlalu banyak bicara.
Gadis itu tahu betul watak kekasihnya sebagaimana mereka baru kenal satu bulan ini.
Waktu yang singkat memang, tapi itulah Azura di mana ia selalu peka dengan lingkungan di sekitarnya.

Langkah Erga mendekat, dengan tangan yang masih memegang jagung bakar yang dirinya buat barusan.
Senyum gadis itu terlihat, di saat Erga terlebih dahulu tersenyum ke arahnya.

"Nih,"

"Makasih ya," Jawab Azura sembari mengambil jagung bakar yang sempat Erga sodorkan kepadanya.

Dia mencoba memakannya pelan sebagaimana rasa panas menjalar di mulut merah mudanya.

"Jangan di paksa makan kalau masih panas," Kata Erga sebari terkekeh pelan dan menyodorkan botol air minum ke arahnya.

"Kan jagung bakar enaknya di makan pas lagi panas gini Ga,"

"Iya tahu, cuma jangan di paksaiin aja," jarinya mengaitkan beberapa helai rambut Azura ke belakang telinga, yang sedikit berjatuhan di depan wajah cantik gadis itu.

Laki-laki tersebut memandang lamat-lamat wajah cantik Azura yang memang ia sukai sejak pertama Erga bertemu dengannya.
Baiklah, sudah berapa kali dia mengatakan itu di narasi ini?
Yasudah, biarkan. Erga memang seperti itu.

Setelah Azura memakan beberapa gigitan jagung tersebut, Azura mendongak menatap wajah Erga yang tengah menatapnya lembut. Tatapan yang terkadang bisa membuat detak jantungnya berdetak kencang tidak karuan.

"Ada apa?"

"Nothing," tangannya menarik lengan Azura dan mengecupnya singkat punggung tangan gadis tersebut.

Dan ya, sikap mendadaknya Erga itu jelas cukup membuat Azura sedikit membeku selama beberapa detik.

Setelah Erga mengalihkan pandangannya dari dirinya, Azura menatap wajah tampan itu dari samping, memperhatikan setiap inci wajah Erga secara detail dan dengan jujur ia mengakui dalam hati bahwa bentuk lekukan wajah laki-laki itu benar-benar sempurna.

Terlebih, Azura jadi berfikir kenapa laki-laki selevel Erga bisa menjadi kekasihnya? Apa karena dirinya hanya iseng saja?
Pada dasarnya cowok yang memang tingkat karismanya tinggi, levelnya jelas yang setara bukan? Sedangkan Azura? Apa yang di banggakan dari karismanya?

Astaga! Rasa insecure di dalam diri Azura tengah bergejolak tidak karuan.

Tapi tunggu sebentar, sejak dua hari mereka tidak bertemu kemarin ia sadar bahwa kedua kelopak mata Erga menghitam seperti kurang tidur, bahkan kedua sorot matanya yang tampak lelah itu cukup membuat Azura sedikit peka dan sadar akan perubahan dari dalam diri Erga hari ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 02, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

TRUE LOVE OR FIRST LOVE? (SLOW UPDATE)Where stories live. Discover now