Gadis Istimewa

178 4 0
                                    

INFO : MAAF KALAU PART INI SEDIKIT KARENA MEMANG DI CERITA INI GAK MELULU TERFOKUS TENTANG AZURA.
TAPI KAKAKNYA, ALASKA.

HAPPY READING!!! MAAFKAN SLOWLY UPDATE KARENA DI RL SIBUK BANGETT






Bedanya, Alaska yang sejak kemarin merasakan pening memikirkan perihal masalah yang terjadi. Laki-laki itu memilih untuk mencari udara segar di daerah komplek.

Dengan membawa satu kresek berisikan makanan kucing, dan tebakan kalian saat membaca ini itu benar karena cara Alaska menjernihkan pikiran dari masalah mencari kucing kampung yang berada di jalanan.

Langkahnya melebar melewati setapak jalan raya, bahkan bibirnya pun sedikit mengeluarkan suara untuk memanggil kucing yang ada di sekitarnya.

Namun sayang, semua yang di lakukan Alaska sejak tadi tidak membuahkan hasil sehingga dia akhirnya memilih untuk mendudukan tubuh ya di pinggir trotoar.

Kedua matanya menatap lurus ke arah jalan yang jarang-jarang di lewatin berkendara motor dan mobil.
Mungkin hanya satu atau dua kendaraan, karena memang komplek perumahan ini tidak terlalu ramai.

Pikirannya benar-benar memikirkan banyak hal, entah itu memikirkan Azura bahkan kedua orangtuanya yang semakin ke sini semakin paham bahwa mereka berdua tengah sedikit berselisih.

Dan itu, jelas berhubungan dengan Azura.
Iya, Alaska sudah paham karena ayahnya benar-benar ingin kedua anaknya tidak terlalu di kekang oleh bunda.

Sebenarnya kalau Alaska sih tidak terlalu di kekang, namun yang jelas itu ya Azura. Makanya Alaska sudah menebak bahwa membuat mereka memilih untuk menyekolahkan mereka berdua dengan Tante Fitri itu jelas ada sedikit perdebatan di antara kedua orangtuanya.

Alaska menghela nafas panjang, sedikit lelah juga walaupun tidak melakukan pergerakan banyak. Yang lelah bukan raganya melainka pikiran di dalam otaknya, Alaska benar-benar memikirkan nasib adiknya yang emang sejak dulu serba di batasi hanya karena dirinya perempuan. Ini alasan Bunda yang pernah di ucapkan saat mereka berdua tengah menginjak sekolah menengah pertama.

Dengan pikiran yang masih sedikit sibuk, pandangan yang sedikit kosong pun Alaska berniat bangkit hanya untuk berniat untuk pulang karena sore ini Alaska benar-benar tidak melihat kucing kampung sama sekali.

Tapi sayang, baru juga mau melangkah tanpa melihat sekitar. Tubuhnya menabrak seseorang membuat orang yang tadi Alaska tabrak itu sedikit terhuyung ke belakang. Dan parahnya lagi laki-laki tersebut tidak bisa langsung menangkap tangan gadis itu alhasil dia benar-benar terjatuh di atas aspal.
Detik itu juga, Alaska memaki pelan di sertai rasa panik di dalam dirinya.

"Astaga!"
Melihat gadis itu meringis membuat Alaska langsung menjejerkan tubuhnya dengan orang yang ada di hadapan Alaska.
Dia meringis, sedikit melirik ke arah Alaska yang sejak tadi mengatakan kata maaf tanda henti.

"Sorry ya, sorry banget,"
"Ada yang sakit?" Tanya Alaska memastikan.

Gadis itu menatap Alaska, menggelengkan kepalanya.
Tapi ada sedikit yang aneh di sini, dan Alaska menyadari sesuatu.

"Aku gak apa-apa"

Tangannya memberi kata isyarat di sertai mulutnya yang mengucapkan perkataan itu tanpa ada suara di sananya.

Alaska diam, ia tidak bergeming. Entah apa yang membuatnya terkejut seperti ini. Tapi ia benar-benar sedikit tidak percaya bahwa dirinya bertemu dengan seseorang tuna rungu wicara.

Dengan rasa paniknya itu, di tambah dia benar-benar tidak becus dengan bahasa isyarat membuat Alaska semakin merasa bersalah.

"Kamu beneran gak apa-apa?" Tanya Alaska sambil mengucapkan perkataan itu dengan pergerakan bibir yang jelas.

Sedangkan gadis itu yang memperhatikan bibir Alaska yang tadi menanyakan perihal keadaannya. Ia langsung tersenyum lebar.

"Aku beneran gak apa-apa kok," jelasnya lagi dengan kedua tangannya menunjukan bahasa isyarat kepada Alaska. Walaupun Alaska juga sebenarnya tidak paham maksud dari bahasa isyarat itu.

Melihat wajah kebingungan laki-laki yang ada di hadapannya membuat dirinya langsung mengeluarkan ponsel miliknya.

Gadis itu mengetikkan sesuatu, lalu beberapa detik kemudian ia menyodorkan ponselnya ke arah Alaska.

Aku gak apa-apa, maaf komunikasinya kaya gini

Alaska membaca note yang berada di layar ponsel, lantas ia pun mengeluarkan ponselnya. Mengetik sesuatu di sana.

Sorry juga gak lihat-lihat, di tambah gak bisa bahasa isyarat jadi komunikasi by phone gini.
BTW gue Alaska.

Gadis itu membaca beberapa kata di layar Alaska, maka ia sedikit tersenyum kecil dan kembali mengetik untuk menimpali perkenalan yang di lakukan laki-laki yang tengah berdiri di hadapannya.

Is okay, gak usah terlalu merasa bersalah juga. Bahasa isyarat bukan bahasa wajib juga.
Aku Gretta.

Alaska membaca beberapa bait balasan Gretta, senyumnya mengembang lalu kedua matanya menatap lurus ke arah wajah cantik gadis tersebut.

Wajah cantik nan lugu, terlebih rambut hitam panjang legam yang membuat itu berkilau indah di bawah sinar matahari.
Belum lagi kedua bola mata bulat berwarna hitam, membuat dirinya mengalihkan pandangannya karena sejujurnya Alaska sedikit kagum dengan seseorang yang ada di hadapannya sekarang.
Hanya satu dalam benak Alaska saat ini, kehidupannya di Jakarta sepertinya akan lebih menarik. Terlebih setelah dirinya bertemu dengan gadis tuna wicara bernama Gretta.

 Terlebih setelah dirinya bertemu dengan gadis tuna wicara bernama Gretta

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Gretta, gadis tuli yg bisa bikin kakaknya Azura jatuh cinta pada pandangan pertama.


JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN

TRUE LOVE OR FIRST LOVE? (SLOW UPDATE)Where stories live. Discover now