prolog

11.6K 996 13
                                    

Netra sayu milik seorang gadis yang memandangi hamparan Laut dari atas sebuah jembatan.

Gelapnya dan sunyi nya malam tak membuat gadis itu beranjak dari tempatnya berdiri. Berdiri diatas pembatas jembatan.

Pipinya yang bernoda merah telah bercampur dengan air tangisan yang tak bisa berhenti. Entah apa yang dipikirkan gadis itu sehingga dengan tiba-tiba ia terkekeh, entah merasa senang, geli, miris tak ada yang tau.

"Bunda....aku kangen. Bun... Aku udah bunuh mereka semua. Mereka udah mati Bun, mereka udah di neraka. Bunda pasti senangkan?" Tanyanya seraya menatap bintang yang paling bersinar seolah bintang itu ialah bundanya.

Vazza Xavuerra namanya, gadis cantik yang kejam. Namun juga memiliki beribu luka. Tetapi dari beribu luka itu sedikit luka telah ia sembuhkan dengan membunuh Ayah biologisnya.

"Karena pria brengsek itu udah mati, urusan Vaz udah selesai Bun. Dan sekarang waktunya Vaz buat ketemu bunda, Bunda tungguin Vaz yah?" Tanyanya lagi yang kini dengan binar bahagia yang tampak jelas di netra hitamnya.

Senyumnya melebar Merasakan hembusan angin yang menerpa wajahnya, kedua tangannya ia bentangkan. Tubuhnya mulai terasa ringan kala ia menjatuhkan tubuhnya dari pembatas jembatan.

Dengan mata tertutup dan senyum lebar Vazza berucap lirih. "Bye Word"

BYURR

Tubuh Vazza terjatuh memasuki lautan yang luas itu, dinginya air menyapa tubuh Vazza, senyum lebar tetap terpatri di bibirnya. Vazza menutup matanya dan--

Gelap

Satu kata yang mendefinisikan suasana saat ini, selain itu pendengaran Vazza sedikit terganggu dengan suara bising disekitar.

Suara bising ini, tampak suara manusia bukan suara air atau bahkan ikan, tak lama Vazza kembali membuka matanya kala merasa terganggu.

PLAK

Kepala Vazza tertoleh kesamping dikarenakan tamparan yang di berikan seorang pria paruh baya yang tidak Vazza kenal.

Netra Vazza menatap tajam pria paruh baya yang kini menatap dirinya marah. Mengangkat sebelah alisnya, Vazza berujar bingung "Siapa Anda? Mengapa Anda menampar saya tuan?!" Sedikit berdesis.

Pria paruh baya itu menatap berang, senyum sinis terlihat dibibir pria yang tak lagi muda itu, "oh! Apa karena tamparanku tadi membuat dirimu kehilangan ingatanmu?! Apa aku harus menamparmu supaya ingatanmu kembali? Haa?!!"

Belum sempat Vazza menjawab, wajahnya kembali tertoleh akibat tamparan pria paruh baya itu. Sudut bibirnya yang terluka membuat Vazza sedikit meringis.

"Sialan! Pria brengsek sialan!" Umpat Vazza.

"KURANG AJAR! Vazia Xaviera Maxime apa begini sikap yang diajarkan ibu miskin mu itu?!" Pertanyaan sinis itu membuat Vazza mengalihkan pandangannya kepada seorang wanita yang terlihat berumur 39 an.

Vazza tak membalas ia hanya diam dengan pikiran berkecamuk. Ini jelas tak benar! Harusnya ia mati kan? Harusnya ia bertemu dengan bundanya! Tapi kenapa-

"Kau tuli?!" Seretan paksa wanita itu mbuat Vazza kembali sadar bahwa ini memang adalah hal yang tidak benar.

Vazza menghempaskan tangan wanita itu dari tangannya kasar, "tidak perlu menyentuh saya nyonya!"

- kenapa dirinya berada dikerumunan orang-orang gila yang sok kenal padanya?!

Bahkan menamparnya 2 kali di pertemuan pertama mereka bertemu. Dan ini sangat mustahil dilakukan di air kan? Tidak mungkin ini sebuah ilusi sebelum dirinya menuju neraka sedangkan laut itu saja sepi dan sunyi.

Apa mereka Hantu yang menyamar dan sedang bersandiwara atau dirinya yang masuk ke dimensi para setan yang hobi berdrama?

-
-
-

Hai guys

Ini prolognya langsung gue publis, buat lihatin ke kalian kalo revisinya benar-benar di revisi semuanya.

Dari alur, nama tokoh, dan lain sebagainya. Jadi gue minta maaf kalo seandainya kalian kurang suka apa gimana.

Cuma disini menurut gue ini yang terbaik.

Tolong tandain typo nya ya guys....

Terima kasih.

IneffableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang