TE-01

8.9K 824 25
                                    

Hai semua...

...

Vazza Xavuerra gadis kejam berhati dingin. Tatapannya datar nan acuh yang selalu ia perlihatkan menyimpan begitu banyak dendam akan ayah kandungnya.

Dendam akan kematian sang bunda yang dibunuh tragis oleh ayahnya sendiri, tepat di hadapannya. Kini dendam itu telah terbalaskan dengan membunuh sang ayah tak kalah tragis bahkan melebihi cara sang ayah yang membunuh bundanya.

...

Vazia Xaviera Alncashio cucu ke-4 dari keluarga Maxime. Karakter Vazia ialah seorang figuran di novel 'The Devil's Family' . Namun bagaimanapun itu hanyalah tulisan di novel, bagaimana jika tulisan tersebut bisa jadi kenyataan? Dan bagaimana jika ada dunia di balik novel tersebut? Tentu di setiap kehidupan seseorang ialah tokoh utamanya bukan?

Vazia gadis cantik yang memilih meninggalkan segalanya demi sang bunda. Meninggalkan ayahnya yang bergelimangan harta hanya untuk sang bunda.

Menurut Vazia meninggalkan sang ayah ialah pilihan yang tepat, mau bagaimanapun dilihat dari sudut pandang dirinya dan bundanya perselingkuhan adalah hal yang tak bisa di maafkan.

...

Bingung.

Namun tak dapat dipungkiri bahwa ini adalah nyata walau tak benar.

Vazza mencoba untuk menerima fakta dirinya yang memasuki tubuh seorang karakter yang hanya beberapa kali di sebutkan namanya di novel.

Walau seseorang yang memiliki dendam yang dalam, Vazza adalah sosok pencinta novel garis keras. Namun hanya di beberapa genre saja, seperti action, sejarah, psikopat, mafia, Laga, Misteri dan bahkan Fantasi.

Seperti di novel 'The Devil's Family' ini yang termasuk ke dalam seluruh genre yang Vazza sukai. Kecuali romance tentunya.

'The Devil's Family' mengisahkan tentang seorang gadis dari kalangan Atas yang mencintai seorang pria dari kalangan yang sama.

Perjuangan Gadis itu dalam mendapatkan cinta si pria membuahkan hasil walau Harus melewati berbagai rintangan.

Salah satu rintangan yang harus ia hadapi adalah antagonis wanita. Antagonis wanita ini merupakan seorang gadis yang telah lama bersahabat bersama Male lead.

Tentu di dalam sebuah persahabatan antara laki-laki dan perempuan sangat tidak bisa di hindarkan jika salah satunya memiliki rasa suka, dan itu terjadi pada Antagonis wanita itu sendiri.

Klise memang!

Tokoh utama wanita bukanlah seseorang yang polos dan lugu, ia adalah gadis Bad girl nan Badas.

Vazia sendiri memiliki karakter sebagai seorang figuran. Figuran yang amat dekat dengan protagonis pria atau lebih tepatnya adik beda ibu tetapi sama ayah.

Kemunculan nama Vazia hanya beberapa kali di novel, dimana sangat ayah memintanya untuk kembali kerumah keluarga Alncashio. Tentu jawabannya sudah dapat di pastikan, Vazia menolak.

Tolakan yang membuat kepala keluarga Alncashio marah. Hingga sang ayah mulai mengungkit keberadaan ibunda dari Vazia. Vazia marah dan membalas perkataan ayahnya tajam, namun entah apa yang terjadi, jiwa Vazza memasuki Raga Vazia tepat pada saat adegan dimana Vazia yang di tampar ayahnya.

Sebagai seorang Vazza tentunya ia tak Terima. Namun kini Vazza mengerti, ingatan pemilik tubuh telah ia dapatkan hal apapun yang terjadi dan dimana ia sekarang, Vazza tau dan paham.

"Kau tuli?!" Seretan paksa wanita itu membuat Vazza kembali sadar bahwa ini memang adalah hal yang tidak benar.

Vazza menghempaskan tangan wanita itu dari tangannya kasar, "tidak perlu menyentuh saya nyonya!"

Wanita itu menggeram menahan amarah, "Kau benar-benar tidak pernah di ajarkan sopan santun, huh?! " Tanyanya sinis.

"Saya hanya sopan kepada orang yang memperlakukan saya dengan sopan" Vazza menjawab dengan santai, walau mengerti jika kini ia memasuki tubuh Vazia dan telah sedikit merubah dialog yang diberikan penulis, Vazza kembali mengingat-ingat dialog yang Vazia berikan ke keluarga Alncashio ini.

Mau bagaimanapun Vazza dan Vazia memiliki watak yang sama.

Wanita tadi adalah Elzatta Dian Alncashio, Adik dari Ayah Vazia- Valano Xavier Alncashio.

"Untuk ukuran seseorang yang telah dewasa, kalian semua terlalu memuakkan!" Hardik Vazza. "Dan anda, sudah saya katakan beribu kali jika saya tidak akan pernah mau untuk tinggal di rumah anda. Perlu saya katakan lagi? "

"Vazia jangan keterlaluan! "

Vazza menoleh, "Aarav! Jangan lupa berkaca! " Singkat namun siapapun yang mendengar bahkan melihat pertengkaran itu sadari awal mengerti.

"Sudahlah. Kedatangan saya kesini hanya untuk mengembalikan uang yang Anda berikan! Saya tidak membutuhkan uang anda tuan. Jadi berhenti mengirimi saya uang yang beralasan sebagai tanggung jawab seorang ayah! " Tas yang berasa tak jauh dari Vazza, ia lemparkan ke ke depan Ayahnya.

Menepuk tangannya beberapa kali seolah membersihkan debu, Vazza kembali menatap seluruh manusia disana "permisi!" Usai mengatakan nya, Vazza bergegas keluar dari Mansion utama keluarga Alncashio, Tanpa menunggu balasan.

Merasa telah berjalan terlalu jauh, Vazza mematung dengan air mata kembali jatuh. Ingatan Vazia membuatnya merindukan seseorang yang telah lama ia rindukan.

Vazza mencoba untuk menenangkan dirinya, dirasa sudah tenang. Vazza memberhentikan sebuah taksi, mengatakan alamat yang ingin ia tuju, mobil taksi itu melakukan membelah ramainya pengendara di malam hari.

Sibuk dengan pikirannya yang berkecamuk. Mobil yang ia tumpangi telah sampai di tempat yang ia tuju. Vazza membayar ongkos taksi, setelah berbalik melihat bangunan berlantai satu dengan halaman luas nan asri di depannya.

Air mata yang ia tahan meluruh kembali, Vazza berjalan pelan nun gemetar. Tangan putih miliknya mengetuk sebanyak tiga kali pintu yang berada di depannya.

Tok

Tok

Tok

Tak mendapat sahutan, Vazza kembali mengetuk dengan gemetar.

Setelah beberapa kali mencoba, suara seseorang dari dalam rumah membuat hati bahkan tubuh Vazza bergetar hebat.

"SEBENTAR"

Hanya satu kata namun menimbulkan efek yang begitu dalam untuk jiwa Vazza.

Tak lama suara seseorang yang membuatnya gemetar, membuka pintu.

Seseorang tadi tampak terkejut melihat Vazza yang berantakan, air mata yang terus menerus mengalir bahkan kini Vazza tampak mematung melihat seseorang yang berada di depannya.

Seseorang itu menepuk pelan kepala Vazza dengan sayang, tatapan teduhnya menatap lembut Vazza. Kemudian seseorang itu memeluk Vazza seraya mengelus punggung rapuh Vazza dengan lembut.

"Anak bunda kenapa nangis, hm? Jangan nangis sayang, bunda ada disini. Bilang sama bunda, siapa yang jahatin anak gadis bunda ini? Biar bunda marahin. Cup cup cup, sayangnya bunda"

Nada lembut penuh pertanyaan membuat Vazza menangis lebih keras, bahkan kini ia senggugukan. Tangannya memeluk sosok yang menyebutkan 'bunda' dengan erat.

"Bunda... Aku kangen... "


....

Hola guys...

Nah gue balik lagi, walau masih bingung mau gimana ngelanjutin nya tapi gue udah dapat beberapa ide.

Semoga aja bisa sampe tamat.

Oke segini dulu, pay pay....

IneffableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang