TE-02

8.2K 748 19
                                    

"Bunda... Aku kangen... " Suara Vazza bergetar kala menyebut kata Bunda.

Vazza tak mengerti, sosok yang kini memeluk erat dirinya, sosok bunda dari Vazia di novel ialah sosok yang mirip dengan bunda nya yang telah berpulang ke sisi Tuhan.

Pelukan itu semakin erat, Vazza masih ingat jelas dimana bundanya (didunia nyata) telah dimakamkan. Tetapi kini sosok yang berada di hadapannya yang bahkan memeluk erat dirinya seraya menggumamkan kata-kata penenang itu begitu mirip dengan bundanya.

Apa Tuhan memberinya kesempatan kedua untuk hidup bersama sangat bunda?

Apa Tuhan sebaik ini memberikannya kesempatan kedua?

Ia adalah sosok pembunuh di dunia nyata, namun kini Tuhan memberinya kesempatan kedua walau ia memasuki tubuh seorang figuran. Bahkan ibunda dari tokoh figuran itu begitu mirip dengan bundanya yang telah berpulang didunia nyata.

Terimakasih Tuhan.

Terimakasih atas segalanya.

Terimakasih.

Beribu-ribu ucapan terimakasih Vazza ucapkan di dalam hati.

Vazza bahagia...

"Aduh anak gadis bunda ini. Baru berapa jam gak ketemu udah kangen aja. Padahalkan setiap hari udah ketemu" Oceh Bunda -Ziana Grizzly.

Wanita paruh baya yang masih cantik itu terus menerus mengoceh pada sang anak gadis. Sedangkan gadis yang kini sedang di oceh malah tersenyum senyum sendiri melihat sosok yang telah lama ia rindukan, rindu akan ocehan dengan suara tegas penuh kelembutan bundanya.

Ziana mendelik melihat putrinya yang tersenyum tak jelas, "kenapa kamu? Kesurupan? Habis nangis malah senyum-senyum sendiri, mau bunda ruqyah kamu?! "

Vazza tak menjawab, ia masih sibuk menatap Ziana yang kini sedikit was was akan kelakuan putri satu-satunya itu.

"Beneran kesurupan nih anak gue, eh! Apa anak gue udah gak waras yah? " Gumam Ziana bertanya pelan.

Jengah. Ziana mengambil satu gelas air yang berada tak jauh darinya (entah darimana lah tuh air tiba-tiba ada disitu). Membaca Ayat Kursi dan tiga kul, lalu ia hembuskan kedalam gelas. Menatap putrinya yang masih tersenyum tak jelas. Dalam sekali dorongan air yang tadinya berada di dalam gelas kini telah menyapu di seluruh wajah Vazza.

Vazza yang tak siap berjengit kaget, "BUNDA! " Teriaknya

"Gimana, udah sadar? Apa masih kesurupan? Vaz? Belum sadarkah? " Tanya Ziana beruntun, kedua tangannya membolak-balikan tubuh putrinya ke kanan dan ke kiri.

Sadar akan perkataan bundanya, Vazza menunjukkan raut wajah cemberut, "aaaaaaaaa..... Bunda mah! Vaz gak mungkin kesurupan bundaa~. Kan basah~" Ujarnya bernada.

Ziana memegang tengkuknya yang tak gatal, "ya kan mana bunda tau kamu gak kesurupan. Lagian kamu kenapa senyum-senyum gak jelas? Bunda kan jadi mikir yang aneh-aneh" Semprot Ziana.

"Kan aku cuma senyum doang bunda~. Lagian kenapa bunda gak tanya ke aku? "

"Udah bunda tanya ya berulang kali! Kamunya aja yang gak fokus."

IneffableWhere stories live. Discover now