Bab Kelima

542 69 2
                                    

Harsh word
Bullying
Abusive Parents




"Nama aku Resta."

Noah membaca nama orang yang membantunya dan ia jadi ingat bahwa ia orang yang dibicarakan oleh teman kelasnya kemarin.

Dan Noah baru sadar juga jika Resta juga menggunakan alat bantu dengar ditelinganya.

"Kamu ada di kelas apa?"  Resta kembali bertanya pada Noah.

"Aku di kelas IPS 2." Resta terkejut mendengarnya. Pasalnya kelas itu, menjadi kelas yang sama dengan dirinya.

'Gemes banget.' Batin Noah saat melihat Resta melotot dengan mulut terbuka kecil.

"Ternyata kita sekelas ya. Aku juga di kelas IPS 2."  Noah mengangguk dengan senyum yang terpatri diwajah.

"Maaf ya Noah, aku harus selalu pakai buku untuk komunikasi."  Tulis Resta memberitahu agar Noah tidak merasa risih dengan ia yang sering menulis untuk berkomunikasi.

"Gak apa-apa, aku malah suka kaya gini. Jadi orang gak akan dengar apa yang kita bicarakan."

"Bukan karena itu. Tapi memang karena saya bisu, dan Noah bisa kamu bicara sedikit lebih lambat terkadang saya nggak bisa paham sama apa yang diucapkan."

Noah mengambil buku yang ada di tangan Resta dan ia menuliskan sesuatu disana.

"Kalo gitu, aku ikutin cara kamu aja ya nulis dibuku buat komunikasi." Resta tertawa tanpa suara, tapi ia mengangguk menyetujui ide Noah.

"Tunggu disini ya. Saya panggilin Pak Tejo, beliau bisa bantu urut kaki kamu yang keseleo." Resta berucap setelah melihat jam dinding di UKS.

Noah mengangguk dan Resta berdiri tersenyum keluar meninggalkan Noah sendiri untuk mencari pak Tejo, seorang laki-laki tua yang bekerja disana sebagai orang yang membersihkan sekolah.

"Cantik banget padahal jelas dia laki-laki. Tapi kenapa orang-orang gak suka sama dia ya, padahal dia baik." Noah berbicara sendiri saat Resta keluar.

Noah benar-benar tidak habis fikir bagaimana orang sebaik Resta dibenci oleh teman-teman sekelasnya.

Tak berselang lama, Resta masuk kembali dengan pria tua yang mengikuti dibelakangnya.

"Bocah kui sing keseleo." (Anak itu yang keseleo).
Resta mengangguk saat pak Tejo menunjuk Noah.

Pak Tejo duduk di kursi yang tadi diduduki oleh Resta kemudian menyentuh kaki Noah yang sudah tidak menggunakan sepatu, karena Resta tadi berinisiatif melepas sepatu Noah untuk memastikan kaki Noah yang terkilir.

Noah menjerit begitu pak Tejo memijat kaki Noah, sedangkan Resta meringis seolah ikut merasakan sakit saat kaki Noah dipijat.

"Wis rampung. Ojo gawe tumpuan sik yo." (Sudah selesai. Jangan dibuat tumpuan dulu ya). Begitu Ucap pak Tejo dan Noah mengangguk.

"Mengko ning ngomah, dikei parutan jahe yo terus ditali nganggo gombal." (Nanti dirumah, dikasih jahe parut ya terus ditali pakai kain).

"Nggeh pak. Matur suwun." (Ya pak. Terima kasih).

Noah merogoh saku belakangnya mengambil dompet dan mengambil beberapa lembar uang untuk diberikan pada pak Tejo.

"Ora sah. Duite disimpen gawe jajan ae." (Tidak usah. Uangnya disimpan saja buat jajan). Pak Tejo berdiri dan pergi meninggalkan keduanya.

"Noah ngerti sama apa yang dibilang pak Tejo." Noah mengangguk.






— Ephemeral —






"Hai Noah. Eh kaki kamu kenapa kok gitu jalannya." Ucap Anggita begitu melihat Noah berdiri dan berjalan keluar kelas begitu mendengar bel jam istirahat.

"Tadi kepleset di koridor terus kekilir tapi udah mendingan karena udah di pijit pak Tejo." Noah sebenarnya risih saat Anggita terus menempel pada dirinya.

"Maaf kamu bisa geser sedikit gak? Saya risih." Anggita sedikit memundurkan tubuhnya setelah mendengar ucapan Noah.

"Ayo ke kantin." Resta menggeleng menolak ajakan Noah. Resta mengeluarkan kotak bekal miliknya yang selalu ia bawa ke sekolah.

"Ayo ke kantin sama aku aja Noah gak usah sama si suli." Noah menatap Anggita yang kini melingkarkan tangannya pada lengan kanannya.

"Namanya Resta. Dan tolong lepasin tangan kamu, ini namanya gak sopan." Noah menarik lengannya dari tangan Anggita.

Anggita berdecak sebal saat Noah meninggalkan dirinya dengan berjalan tertatih.

"Heh bisu. Kamu apain Noah sampe dia baik sama kamu?" Resta mengambil buku dan menulis disana.

"Aku gak apa-apain Noah. Aku juga gak tau kenapa dia kaya gitu sama aku." Anggita melirik kebuku yang disodorkan Resta.

"Awas ya kalo kamu berani deket-deket sama Noah." Kepala Resta didorong lagi kali ini sedikit lebih kencang hingga kepalanya nyaris terbentur tembok.

Anggita pergi meninggalkan Resta yang menjadi sedikit pusing karena kepalanya didorong.




"Nih buat kamu." Noah memberikan beberapa makanan yang dimasukkan dikantong plastik setelah ia pergi beberapa saat setelah bel berbunyi.

Resta menatap kearah Noah dengan bingung karena tiba-tiba ia diberi beberapa makanan.

"Buat kamu. Ucapan terima kasih karena kamu tadi pagi udah nolongin aku."

"Nggak perlu repot-repot, aku ikhlas bantuin kamu."

"Aku tau kamu ikhlas, tapi aku aku juga mau kasih ini buat kamu. Dimakan ya?"  Resta mengangguk membaca tulisan Noah. Ucapan terima kasih tidak luput diucapkan oleh Resta meski tanpa suara dan Noah mengangguk tersenyum saat melihat Resta menerima pemberiannya.

Tanpa keduanya sadari bahwa Anggita dan teman-temannya diluar kelas memperhatikan interaksi keduanya dengan wajah kesal.

"Awas kamu bisu. Berani banget deket-deket sama Noah."



Sampe bertemu di update selanjutnya ya👋.
Gimana menurutnya?
Ini di next bakal ada banyak kata kasar dan adegan pembullyan, bagi kalian yang sekiranya gak terbiasa dengan hal kaya gitu dimohon jangan baca ya kak, dan tolong jangan cerita ini ke RL, terima kasih

EPHEMERAL || NOREN (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang