Bab Keenam

482 65 3
                                    

Harsh word
Bullying
Abusive Parents

"Awas kamu bisu. Berani banget deket-deket sama Noah."

"Nggak perlu repot-repot harusnya. Aku ikhlas bantu kamu." Noah tersenyum dan duduk disamping Resta.

"Gak repot kok. Cuma roti sama minum aja, gak seberapa. Dimakan ya?" Resta mengangguk.

Noah menatap wajah Resta dari samping yang terlihat manis. Senyum yang mengembang membuat pipinya terlihat gembil.

"Noah, aku mau ke toilet dulu ya sebelum kelas berikutnya dimulai." Noah mengangguk.

"Ini buku buat pelajaran selanjutnya, nanti kamu pakai dulu kalau gurunya udah ada tapi aku masih di toilet." Dua ibu jari Noah terangkat begitu Resta memberikan buku pelajaran selanjutnya.

Anggita dan teman-temannya yang melihat Resta berjalan ke keluar kelas pun lantas mengikuti kemana Resta pergi.

Resta masuk ke kamar mandi, ia tidak tahu jika dibelakangnya ada beberapa teman kelasnya yang mengikuti.

Begitu Resta sudah masuk ke kamar mandi, Anggita dan teman-temannya ikut masuk.

Beberapa saat setelah Resta masuk ke salah satu bilik kamar mandi, Anggita dan teman-temannya mengambil ember yang diisi dengan air kotor.

Resta keluar dari bilik kamar mandi dan terkejut saat melihat Anggita dan teman-temannya. Pasalnya, Anggita dan beberapa temannya itu perempuan, bagaimana bisa mereka masuk ke toilet laki-laki.

"Heh bisu." Resta yang masih terkejut kini tersentak hingga mundur beberapa langkah setelah tubuhnya didorong oleh salah satu teman Anggita yang laki-laki.

"Kamu itu beneran gak tau diri ya. Aku kan udah bilang sama kamu buat jangan deket-deket Noah, kenapa masih deketin Noah." Anggita berbica dengan suara keras dan kedua tangan terlipat di depan dada.

Resta sebenarnya tidak begitu paham dengan apa yang dibicarakan oleh Anggita tapi jika dipahami lebih lagi, apa yang diucapkan Anggita itu adalah sebuah perintah.

"Saya gak deketin Noah. Tadi Noah hanya memberi saya roti karena sebagai ucapan terima kasih sudah menolong dia. Hanya itu." Anggita dan teman-temannya diam melihat gerakan tangan yang dilakukan oleh Resta.

"Kalian ngerti si bisu ini ngomong apa?" Gelengan Anggita terima dari teman-temannya.

"Temen-temen aku aja gak tau apa yang kamu omongin, gimana aku yang gak ngerti sama bahasa planet kamu itu. Inget ucapan aku, jangan pernah berani deketin Noah. Kalau kamu sampe berani deketin Noah, aku bakal buat kamu keluar dari sekolah ini. Ngerti kamu?"

Byurrr....

Tubuh Resta basah kuyup karena tubuhnya disiram oleh air kotor satu ember. Alat bantu dengarnya sampai tidak berfungsi dengan karena terkena air.

"Ayo pergi." Anggita pergi meninggalkan Resta yang kini terduduk dengan pakaian basah dan sedikit bau.

Resta menangis, airmatanya turun bersamaan dengan air yang menetes dari rambutnya yang basah air kotor.







— Ephemeral —





"Resta kemana ya kok gak masuk ke kelas?" Ucap Noah lirih dengan mata yang menatap kursi kosong yang berada disampingnya.

"Baik, untuk hari ini kelas kita cukup sampe disini ya. Tolong kerjakan halaman 123 bab 1 sampai bab 5, dikumpulkan minggu depan, bagi yang tidak masuk hari ini, tolong diberitahukan apa saja yang sudah kita bahas. Selamat siang, tolong jangan berisik selagi menunggu kelas selanjutnya."

Noah berdiri dari kursinya saat sang guru keluar kelas. Tapi baru saja Noah akan melangkah, lengannya ditahan oleh seseorang.

"Noah mau kemana?" Tanya Anggita.
"Saya mau ke toilet, sekalian cari Resta soalnya dia gak ikut kelas, tadi bilangnya cuma mau ke toilet." Tangan Anggita berusaha disingkirkan oleh Noah.

"Ih palingan dia bolos. Dia kan suka banget bolos. Si bisu itu—."
"Namanya Resta, bukan bisu.". Potong Noah saat Anggita menyebut Resta sebagai si bisu.

"Ya terserah aja sih, toh dia emang bisu, mana tuli juga lagi."
"Berhenti berkata seperti itu, dia punya nama dan namanya Resta." Noah berucap dengan penekanan dibagian nama Resta, kemudian ia pergi meninggalkan Anggita yang diam dengan wajah kesal.

"Apa sih yang bagus dari si bisu itu sampe Noah mau temenan sama si bisu."

Noah berlari ke toilet, dan ia tidak menemukan siapapun disana.
"Resta kemana? Kok di toilet gak ada? Katanya mau ke toilet." Noah berlari keluar, ia mencari ke toilet lain yang berada di lantai lain.

Noah sudah lelah saat tidak menemukan Resta dimanapun.
"Resta kamu dimana sebenarnya?" Noah bertanya entah pada siapa.

"Loh, koe ki sing mau esuk sikile keseleo kan yo?" (Loh, kamu itu yang tadi pagi kakinya keseleo kan ya?.

"Iya pak."
"Kok wis gawe mlaku-mlaku ae ki opo wis ora loro sikilmu?" (Kok udah buat jalan-jalan aja itu apa udah gak sakit kakimu).
"Mboten pak. Niki pun sekeco, berkat jenengan pak. Matur suwun nggeh pak." (Tidak pak. Ini udah enakan, berkat bapak. Terima kasih ya pak).

"Koe nopo ning kene. Kok ora mlebu ning kelas, iki kan iseh jam pelajaran?" (Kamu kenapa disini. Kok gak masuk ke kelas, ini kan masih jam pelajaran?).
"Kulo madosi Resta pak." (Saya nyariin Resta pak).

"Loh tadi bapak liat Resta ada di taman belakang sana, baju sama rambutnya basah gitu." Tunjuk pak Tejo ditaman belakang sekolah.

"Saya kesana dulu ya pak. Terima kasih."
"Podo-podo." (Sama-sama). Noah berlari menuju ke taman belakang menghiraukan kakinya Yang sedikit ngilu.

Noah bernafas lega begitu melihat Resta yang ternyata memang duduk dibangku taman belakang. Noah berkali-kali memanggil nama Resta tapi tidak ada sahutan atau pergerakan sedikitpun dari Resta.

"Resta." Masih tidak ada jawaban, akhirnya Noah menepuk bahu Resta begitu ia sampai dibelakang Resta.

"Kamu kenapa disini?" Resta mengernyit saat Noah bertanya dengan nafas terengah dan suara yang begitu lirih.

"Maaf saya gak dengar. Sepertinya alat bantu dengar saya rusak." Noah bingung dengan apa yang diucapkan Resta karena Resta berbicara menggunakan bahasa isyarat.

Noah merogoh sakunya mengambil ponselnya dan membuka menu 'note' untuk ia gunakan sebagai alat berkomunikasi karena Resta tidak membawa bukunya.

"Kamu kenapa disini?" Resta menatap tulisan yang ada di ponsel Noah.
"Baju saya basah karena saya tadi terpeleset dikamar mandi dan alat bantu dengar saya sepertinya jadi bermasalah." Noah menatap pakaian yang dikenakan oleh Resta yang basah, tapi Noah sedikit curiga bagaimana bisa jika terpeleset, seluruh tubuhnya basah kuyup seperti itu.

"Kamu gak bawa seragam ganti atau apa gitu di tas kamu?" Resta menggeleng.
"Mau saya pinjamkan ke kantor? Kamu pasti kedinginan kalo kaya gini." Resta kembali menggeleng.

Noah seolah tidak peduli dengan gelengan yang Resta berikan, buktinya ia justru berdiri dan bersiap berjalan menuju ke kantor inyuk meminjamkan seragam untuk Resta.

Noah menatap Resta karena saat akan pergi tangannya justru ditahan oleh Resta. Resta mengambil ponsel Noah dan mengetikkan sesuatu.

"Tolong jangan terlalu baik sama aku. Tolong bersikap seperti anak-anak lain yang gak suka sama aku."



Kayanya bakal panjang2 terus deh ini narasinya. Karena alurnya lambat banget😭, kalian bosen gak? Tolong jujur ya, terima kasih. Sampai bertemu di ne, t update.

Jangan lupa vote dan comment🤗🤗

EPHEMERAL || NOREN (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang