Bab Kesembilan

386 48 12
                                    

Harsh word
Bullying
Abusive Parents

'Jahat sekali kalian yang melakukan ini semua pada Resta.'

"Sepadamu anyar?" Tanya sang ayah pada Resta yang datang dengan sepada barunya. (Sepadamu baru?)

"Bukan punyaku pak, ini punya teman. Sepadamu rusak tadi."

Sepeda yang masih Resta pegang itu diambil akeh oleh sang ayah.

"Ora peduli. Iki apik, nek didol payu larang iki." (Gak peduli. Ini bagus, kalo dijual lakunya mahal ini).

"Jangan pak, itu bukan punyaku. Nanti gimana aku gantinya kalau bapak jual." Resta berusaha mengambil alih sepeda yang sudah berpindah tangan pada sang ayah.

Tangan Resta ditepi kuat oleh sang ayah yang seolah tidak peduli.
"Kerjo kono, golek duit sing akeh ben iso gawe ganti sepedane." Ucap sang ayah lantas berlalu pergi dengan sepeda yang baru saja Noah belikan. (Kerja sana, cari uang yang banyak biar bisa buat ganti sepedanya).

Resta menangis, ia bingung bagaimana cara ia mengatakannya pada Noah masalah sepedanya yang justru diambil paksa oleh sang ayah.

Memang tidak seharusnya Resta menerima pinjaman uang dari Noah untuk membeli sepeda jika ia tau sang ayah pasti akan menjual sepedanya.

"Ibu, Resta beneran udah gak kuat bu. Resta mau ikut ibu aja bu." Resta tidak masuk kerumahnya, ia justru keluar pagar rumahnya dan berjalan entah kemana.

Sementara itu, dari jauh Noah tau semua yang Resta alami tapi ia diam dan tidak membantu, ia tidak ingin ikut campur kembali pada masalah keluarga Resta, ia takut jika Resta akan menyuruhnya pergi karena terlalu ikut campur pada urusan keluarganya.

"Pak Yanto, ikutin dia ya? Tapi jangan terlalu mencolok ya pak" Ucap Noah pada sang supir pribadi.
"Siap den."










— Ephemeral —







Hampir satu jam Noah mengikuti Resta yang berjalan dengan kepala menunduk. Kini bahkan cuaca sudah mulai mendung dan hari sudah mulai gelap.
"Resta kamu sebenarnya mau kemana?" Monolog Noah.

Resta benar-benar berjalan kaki dari rumahnya tanpa tujuan jelas. Hari yang tadi masih terang kini sudah berubah menjadi gelap. Bahkan cuaca yang semula cerah sudah berubah mendung.

Resta kini bisa mencium aroma pantai yang begitu ia rindukan. Pantai dimana dulu, ia dan kedua orang tuanya menghabiskan waktu bersama saat akhir pekan. Kini Resta sudah sampai di pantai Parangtritis.

Airmata Resta keluar tanpa di perintah, semua air yang berada dimata Resta seolah berlomba untuk keluar secara bersamaan.

"Pak Yanto tunggu sini ya. Saya temuin temen saya dulu."
"Bawa payung, den. Kayanya mau hujan ini. Dan jangan main di bibir pantai takut airnya pasang. Bapak tunggu disana ya, den." Noah menerima payung yang diberikan oleh sang supir dan ia berjalan mengikuti kemana Resta masih berjalan.

Resta berjalan dibibir pantai dengan sepatu yang masih melekat di kakinya. Ia terus berjalan tanpa tujuan.
"Bu, kira-kira kalo aku masuk ke tengah laut itu nanti aku bakal bisa ketemu ibu gak ya bu diatas sana?" Resta menatap kearah pantai dimana air berlomba datang kearah dirinya.

Resta terjatuh begitu ombak besar datang menghantam kakinya. Noah dibelakang sana yang melihat Resta nyaris terbawa ombak itu berlari untuk menarik Resta untuk ke pinggir.

Resta terbatuk saat air laut itu masuk kedalam tenggorokannya.
"RESTA KAMU GILA! KAMU MIKIR APAAN SAMPE KAYA GITU HAH." Resta tak bisa mendengar, telinganya berdenging saat air laut masuk ke telinganya, bahkan alat bantunya sudah terjatuh dan terbawa ombak yang kembali ke tengah laut.

Resta menangis, ia benar-benar sudah tidak sanggup hidup dengan keadaan yang seperti ini. Hidupnya dirumah sudah begitu sulit ditambah hidupnya disekolah yang tidak pernah berjalan mulus.

Noah memeluk tubuh Resta erat, ia beri usapan pada punggungnya yang kini bergetar karena menangis. Seragam keduanya basah karena masuk ke dalam air.

Resta membalas pelukan Noah yang terlampau menenangkan. Ia rindu pelukan seperti ini, ia rindu dipeluk oleh sang ibu dan sang ayah.

Hampir lima belas menit Resta memeluk tubuh Noah hingga ia hampir saja tertidur dipelukan Noah. Resta melepas pelukannya terlebih dahulu dan ia tatap Noah yang juga menatapnya.

"Terima kasih." Noah mengangguk begitu membaca gerak bibir Resta yang mengucap kata terima kasih. Noah mengambil ponselnya dari sakunya dan mengetikkan sesuatu disana.

"Tolong jangan ulangi. Itu buat aku takut. Jangan lakuin hal seperti itu, kamu bisa dateng ke aku kalo kamu butuh temen, Resta. Tolong jangan seperti itu lagi, aku takut. Aku takut kehilangan kamu, Resta."

Resta kembali menangis membaca tulisan Noah.
"Terima kasih Noah. Maaf buat kamu takut, aku gak akan kaya gitu lagi. Aku janji." Noah tersenyum.

"Resta, ayo hadapi semuanya sama aku. Aku janji bakal temenin kamu hadapi semuanya. Resta boleh aku jadi bagian hidup kamu, yang bakal temenin kamu waktu kamu sedih." Resta mengangguk dan Noah tersenyum, kemudian ia peluk tubuh Resta yang menggigil.

Saat keduanya berpelukan kembali, tiba-tiba air jatuh membasahi tubuh keduanya yang sudah basah. Noah mengajak Resta untuk berdiri dan pergi dari sana untuk kembali pulang. Resta menggeleng saat ia masih ingin disana.

"Kamu bisa sakit, Resta." Resta tersenyum. Meski dalam keadaan gelap dan hujan deras senyum Resta masih tetap terlihat begitu indah hanya saja matanya tidak menunjukkan kebahagiaan.

"Noah ayo kita kesini lagi kapan-kapan dengan keadaan aku yang lebih baik. Ayo lihat sunset bareng-bareng." Noah mengangguk membaca kalimat yang ditulis oleh Resta.

"Iya, tapi Sekarang pulang dulu ya? Hujannya makin deras, kamu bisa sakit kalo kaya gini." Resta akhirnya mengangguk dan menerima uluran tangan Noah.

Dibawah guyuran hujan itu, Resta berjanji akan bertahan menghadapi semuanya, karena ia kini memiliki Noah yang akan menemaninya. Setidaknya ia akan mempunyai teman untuk berbagi kisah.

'Resta, aku janji bakal temenin kamu. Aku akan selalu lindungi kamu waktu disekolah. Aku janji gak akan biarin siapapun nyakitin kamu lagi, aku janji Resta. Tolong kamu bertahan ya, Resta.'










Update lagi, dan ini lama banget ya aku gak update😭😭😭. Masih ada yang inget gak sih sama cerita ini kira2?

Feedback nya ya juseyo🙇‍♀️, terima kasih

EPHEMERAL || NOREN (END) Место, где живут истории. Откройте их для себя