Bab Keduabelas - End

637 52 14
                                    

Sorry for typo







Setelah 1 minggu kejadian dimana Resta mengakhiri hidupnya. Semua anak-anak yang selalu melakukan pembullyan terhadap Resta dikeluarkan oleh pihak sekolah, dan jabatan kepala sekolah pun berganti karena selama ini kepala sekolah menutup mata atas kasus pembullyan terhadap Resta. Ya karena yang melakukan pembullyan adalah putri dari sang kepala sekolah itu sendiri.

Noah sendiri, ia masih mengurung diri dikamar. Ia merasa gagal menjaga dan membuat Resta bertahan. Noah yang banyak diam membuat sang ayah khawatir, pasalnya sang putra juga selalu telat saat makan.

Sang ayah masuk kekamar milik Noah dan mendapati Noah yang sudah pingsan, wajah pucat padi serta badan yang begitu panas. Sang ayah buru-buru membawa Noah kerumah sakit guna mendapat pertolongan.







— Ephemeral —



Sudah 3 hari Noah dirawat, dan Noah masih saja diam dan banyak melamun. Sampai pada hari ini dimana Noah akhirnya mau berbicara, sang ayah pun dibuat terkejut.

"Aku mau ke London, pa. Aku mau pindah kesana, aku mau memulai hidup baru disana." Ucap Noah dengan mata yang bahkan tidak sanggup memandang sang ayah.

"Papa ijinkan. Semoga kamu bisa bahagia setelah ini. Resta juga pasti sudah bahagia disana, dia pasti gak akan kesakitan lagi. Kamu harus percaya bahwa Tuhan punya rencana lain dibalik perginya Resta." Noah hanya mengangguk, tapi matanya terus mengeluarkan airmata.

Bagaimanapun Resta salah satu orang yang ia sayangi. Ia terlambat untuk memberitahukan tentang perasaannya pada Resta, ia menyesal tidak memberitahukan pada Resta sampai akhirnya Resta lebih dulu memilih menyerah meninggalkan dirinya yang belum sama sekali memberitahukan tentang perasaannya.


.
.
.
.
.
.


"Resta, kamu apa kabar? Kamu pasti bahagia ya sekarang karena kamu udah gak sakit lagi, udah bisa ketemu ibu kamu lagi." Airmata Noah yang ditahan susah payah kini mulai menganak sungai.

Noah tengah berada dimakam dimana Resta dikebumikan. Dengan bunga lili serta bunga mawar untuk taburan diatas makan Resta. Ini pertama kalinya Noah datang setelah 1 bulan Resta dikebumikan.

"Resta kamu tau gak? Ayah kamu sekarang ada dirumah sakit jiwa. Beliau seharusnya masuk penjara tapi setelah mendapat pemeriksaan lebih lanjut tentang kejiwaannya, beliau dinyatakan mengalami gangguan kejiwaan." Noah mengusap wajahnya yang basah airmata sebelum kembali berbicara.

"Resta maafin aku karena selama kamu menghuni tempat baru ini, aku baru berani datang lagi sekarang. Aku perlu mempersiapkan diri buat bisa ketemu kamu. Maaf ya Resta. Semoga kamu gak marah sama aku." Noah tersenyum menatap gundukan tanah yang terdapat bunga mawar serta bunga lili yang ia bawa.

"Res, kamu kenapa kamu gak bilang kalau kamu sayang sama aku? Kenapa kamu diam disaat aku juga sayang kamu. Aku diam karena aku takut kamu bakal marah dan benci aku setelah tau tentang perasaan aku, tapi ternyata pemikiran aku salah. Kita justru punya rasa yang sama tapi kita justru diam gak berani ungkapin perasaan masing-masing. Maaf ya atas kebodohan aku." Sakit sekali rasanya mengingat isi surat Resta tentang perasaannya.

"Resta, soal janji kita buat liat sunset di Parangtritis, aku bakal penuhi. Aku bakal liat sunset di Parangtritis sesuai janji kita, walaupun tanpa kamu disamping aku tapi aku berharap kamu mau menemani aku dari atas sana." Noah kembali menangis, airmatanya tidak dapat dibendung lagi, padahal tadi sebelum ia berangkat ia sudah menguatkan diri untuk tidak menangis dihadapan Resta, tapi ia tidak bisa. Ia menangis tepat didepan rumah baru Resta.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EPHEMERAL || NOREN (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang