Bab Kedelapan

467 55 1
                                    

Harsh word
Bullying
Abusive Parents

"Resta jangan marah ya. Maaf aku udah lancang ikut campur urusan kamu sama ayah kamu."

"Gak apa-apa, lain kali tolong jangan begitu ya. Aku gak mau berhutang banyak sama siapapun selain bos tempat aku kerja."  Noah mengangguk setelah membaca tulisan Resta.



— Ephemeral —


"Selamat pagi, Res." Sapa Noah dengan tulisan di bukunya begitu Resta duduk di kursinya. Resta hanya membalas dengan senyuman.

Noah mengernyit saat Resta hanya tersenyum tipis. Itu terlihat seperti bukan Resta. Noah meski baru beberapa hari mengenal Resta tapi ia sudah sedikit tau tentang Resta.

"Kamu sakit?" Resta menggeleng. Ia membuka buku catatannya untuk membaca ulang materi yang lalu. Ia berusaha mengacuhkan Noah, agar ia tidak berurusan lagi dengan Anggita dan teman-temannya.

Resta sudah lelah mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari Anggita sejak Noah belum datang. Dan sekarang perlakuan tidak menyenangkan itu semakin membuat Resta lelah.

"Kamu masih marah soal kemarin?" Resta bernafas panjang dan mengambil buku Noah. Ia tulis sesuatu disana.

"Aku gak sakit dan aku gak marah soal kemarin. Aku cuma minta satu hal sama kamu boleh gak?" Noah mengangguk.

"Tolong bersikap seperti yang lain aja ya? Tolong jangan dekati aku. Tolong jauhi aku seperti anak-anak lain." Noah menggeleng keras.

"Aku cuma mau temenan sama kamu apa salah?"
"Salah Noah. Karena kamu gak seharusnya berteman dengan manusia cacat seperti aku. Aku pantasnya di benci dan dicaci bukan dijadikan teman seperti apa yang kamu mau. Tolong Noah jangan buat aku kesulitan. Kali ini aku mohon lagi sama kamu, tolong jauhi aku."

Noah menggebrak meja setelah membaca tulisan Resta membuat seluruh murid yang sudah datang beberapa itu terkejut bukan main.

"GUE TUH CUMA MAU TEMENAN SAMA LO, APA ITU SALAH HAH? GUE CARI TEMEN BUKAN MANDANG FISIK TAPI MANDANG DARI LAIN SISI. GUE DISINI GAK PEDULI MAU LO CACAT ATAU APAPUN KALO GUE MAU TEMENAN SAMA LO YA GUE BAKAL TETEP MAU TEMENAN. LO NGERTI GAK?" Untuk pertama kalinya teman-teman sekelasnya melihat Noah berteriak marah dan itu terlihat menakutkan.

Resta hanya diam, karena ia tidak dapat dengan jelas mendengar ucapan Noah. Alat bantu dengarnya rusak setelah pagi tadi ia tidak sengaja menginjaknya saat ia di dorong oleh sang ayah hingga jatuh.

"Maaf Noah aku gak bisa dengar kamu ngomong apa? Aku gak denger Noah. Alat bantu aku rusak pagi tadi."  Noah menghela nafas panjang, sedikit menyesal tidak melihat kearah telinga Resta.

"JANGAN SURUH AKU BERHENTI BERTEMAN SAMA KAMU. KARENA AKU GAK PEDULI MAU KAMU SEPERTI APAPUN. AKU CUMA MAU JADI TEMEN KAMU. KALO ADA YANG BERANI NYAKITIN KAMU KARENA KITA BERTEMAN, BIAR AKU YANG HAJAR MEREKA. MEREKA GAK ADA HAK MELARANG AKU BERTEMAN DENGAN KAMU. JADI TOLONG TETAP BIARKAN AKU BERTEMAN DENGAN KAMU. NGERTI!!!"

Resta menatap Noah dengan tatapan sendu. Ia sebenarnya juga ingin berteman dengan Noah, tapi ia tidak ingin berurusan kembali dengan Anggita dan teman-temannya. Tapi mau dipaksa seperti apapun Noah akan sulit untuk di beritahu.

EPHEMERAL || NOREN (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang