20ㅡ Pudar

22 11 5
                                    

Play : Phoebe Bridgers - Scott Street.

Setelah upacara pemakaman Anneliese selesai, aku masih tetap sama di posisi awalku. Tanpa berkata sepatah kata pun, tanpa bergerak sedikitpun, tanpa adanya segala jenis emosi yang ku tunjukkan dari wajahku. Tak ada sedikitpun. Mata ku hanya bisa menatap kosong ke arah nisan Anneliese dan mengusapnya dengan lembut. Cahaya dari mata ku kini menghilang, bersama dengan kepergian Anneliese.

Setelah kematian Anneliese, Lucifer mulai kembali seperti semula. Ia kembali dengan sosoknya yang terkenal dingin, membatasi jarak dan komunikasi, dan tak sesabar pada saat Anneliese masih hidup. Semua rasa sayangnya kini hanya berfokus kepada anak tunggalnya, Luciel. Ia pernah berkata kepada ku, bahwa tak ada cara lain selain mencintai dan menyayangi anaknya. Meskipun ia tahu, bahwa 'anak' nya inilah penyebab wanita yang ia cintai kehilangan nyawanya.

"Mammon..."

Lucifer dan Adik-adikku yang lain menepuk pundak ku, mereka memanggil nama ku agar aku segera beranjak dari makam Anneliese dan meninggalkannya. Aku masih terdiam, aku tak merespon apapun. Hingga pada akhirnya, Lucifer menitipkan Luciel kepada ku. Ia berpesan padaku untuk menjaganya sementara ini karena Lucifer dan yang lainnya harus kembali ke Devildom untuk mengurus RAD dan hal-hal penting lainnya.

"Gak kerasa ya, kehidupan terakhir lo buat reinkarnasi udah selesai. Kedepannya, gue gak akan bisa liat dan ketemu lo lagi. Lo pasti udah bahagia di surga sana, lo bisa ketemu dan main dengan puas bareng Luke dan Simeon" lirihku. Luciel, anak kecil yang berada dipelukanku saat ini menatap ku dengan bingung. Menyedihkan sekali, pada saat anak ini membuka matanya untuk pertama kalinya, diwaktu itu juga mata Ibunya menutup selamanya.

"Sekarang gimana, Anne? Dibandingkan diti gue sendiri, gue lebih kasian liat Ciel. Setelah ini Lucifer bakalan sibuk kayak dulu lagi, dan Ciel gak punya banyak waktu sama Ayahnya sendiri..." lanjutku. Meskipun umur Luciel baru satu hari, perubahan fisiknya dapat terlihat jelas. Hari ini, wujudnya sudah terlihat seperti balita yang berusia enam bulan. Ia bahkan sudah bisa berbicara, meskipun terbata-bata. Luciel memang terlihat istimewa.

Melihat wajahku yang mungkin terlihat menahan tangis, tangan mungil Luciel mengusap pipiku dengan lembut. Sentuhan ini benar-benar terasa selembut Anneliese pada saat ia hidup sebagai Isabella ataupun Valerie. Luciel berkata, "*Om janan cedih". Melihat mata kecilnya yang bercahaya membuatku terasa seperti sedang menatap Anneliese.
*Om janan cedih : Om jangan sedih

"*Bunda cekalang udah bahagia ditempat balu nya" lanjutnya. Aku memeluk tubuh Luciel dan mengusap punggungnya. Rasanya sakit karena aku harus bisa terlihat tegar dan kuat dihadapan anak kecil satu ini. Dengan umurnya yang masih terlalu muda, sejujurnya aku merasa kasihan dengan anak ini. Ia tak tahu apa yang sedang terjadi, ia tak mengerti mengapa semua orang terlihat sedih dan berduka atas kepergian Ibunya sendiri, ia bahkan tak akan pernah tahu bagaimana rasanya ia dicintai, dirawat, dan diasuh oleh Ibu kandungnya sendiri.

Aku berbisik pada hatiku, "Gue emang gak bisa janjiin lo dengan kehidupan lama dan terus berada disisi gue sampe lo tua, tapi gue bisa janjiin Luciel kalo dia gak akan pernah ngerasa kesepian dan kurang kasih sayang meskipun lo udah pergi, meskipun Lucifer kembali sibuk, dan hal lainnya. Meski Luciel gak akan bisa ngerasain kasih sayang dari lo, gue yang bakal kasih itu semua ke dia. Lo gak perlu khawatir lagi, Anne. Luciel bakal selalu aman ada di tangan gue dan temen-temen lo yang lain".

Aku melepaskan pelukanku pada Luciel dan tersenyum ke arahnya. Ku ambil keranjang yang berisikan kelopak bunga di sampingku dan memberinya kepada Luciel. "Ciel, taburin bunga ini di makam Bunda, ya? Bunda suka wangi bunga, dia pasti seneng karena Ciel naburin bunga di tempat peristirahatan terakhirnya" ucapku. Luciel mengangguk mengerti dan menaburkan kelopak bunga mawar di atas makam Anneliese. Anak itu tersenyum menatap makam Ibunya.

[✓] Hourglass ¦¦ Mammon [Obey Me!]Where stories live. Discover now