22ㅡ Menemukan mu

20 11 2
                                    

Dikarenakan Mammon masih tertidur lelap di rumah, aku memutuskan untuk bertemu dengan Laura untuk memastikan kembali, apakah ini adalah Laura yang disebut oleh Mammon atau bukan. Aku menunggu di sebuah cafe yang tak jauh dari rumahku. Karena ini masih musim dingin, aku memesan hot americano untuk membuat bagian dalam tubuhku tetap hangat.

Cring!

Aku melihat ke arah pintu dan mendapati Laura yang berlari kecil ke arahku. Ia memeluk tubuhku dengan perasaan yang terlihat senang. "Omg long time no see, Aeris. I miss you!" ucap Laura. Aeris melepas pelukannya dan menjawab, "Me too! Udah lama banget ya kita gak ketemuan". Laura kemudian duduk di hadapanku. Sebelum membuka percakapan, ia memesan caramel macchiato favoritnya.

"Sendirian aja? Pacarmu gak anter?" tanyaku. Ia meminum caramel macchiato nya dan menggelengkan kepalanya pelan. "Enggak, gapapa. Dia sibuk" jawabnya singkat. Entah apa yang terjadi, aku merasa sangat penasaran dengan kekasih teman kecilku satu ini. Ia tak pernah mengenalkanku kepada kekasihnya ataupun sekedar menunjukkan foto pria itu.

Aku menghela nafasku untuk memulai percakapan dengannya. Ku ceritakan semua yang terjadi pada hari kemarin dan tujuannya yang ingin bertemu dengan Laura. Selama bercerita, Laura sama sekali tak memotong pembicaraan ku. Ia fokus mendengarkan apa yang ku ceritakan padanya.

Setelah selesai menjelaskan semuanya, Laura merogoh tasnya dan mengambil ponselnya. Ia lalu menunjukkan sebuah foto. Dalam foto itu ada dia dan seorang pria, sepertinya aku tak asing dengan wajah ini. Aku bergumam, "Loh... Bentar... Ini... Ini bukannya Mammon? Kok kamu bisa kenal dia?". Ia memajukan tubuhnya dan menatapku dengan serius.

"Aeris, ini bukan Mammon. Ini Daniel, pacarku. Alasan aku nunjukim foto ini untuk mastiin lagi, apa aku adalah sosok Laura yang kamu cari atau bukan" jelasnya. Kini Aeris tersenyum lebar, pencarian sosok 'Laura' yang Mammon maksud menemui titik terang. Ia merasa senang, karena 'Laura' yang dimaksud Mammon adalah teman masa kecilnya.

Aeris meraih tangan Laura dan mengusapnya, "Nanti kamu mau ya ketemu Mammon? Dia bener-bener nyari kamu, aku gak tau apa kepentingannya sama kamu, tapi aku rasa dia beneran harus ketemu kamu". Tak ada pilihan lain bagi Laura selain menyetujui permintaan Aeris, sepertinya Mammon ini benar-benar ingin membicarakan banyak hal dengan Laura.

Play : One Direction - Night Changes.

Dua jam kemudian, Aeris berpamitan kepada Laura untuk pulang. Sementara Laura, ia memutuskan untuk pergi ke sebuah kebun luas yang letaknya tak jauh dari rumah Aeris. Setiap melangkahkan kaki, Laura terlihat sedih. Kepalanya terus menunduk menatap kakinya, matanya terlihat redup seakan-akan ia terlihat sangat lelah.

Setibanya di kebun itu, Laura duduk tepat di bawah pohon yang besar dan rindang. Ia hanya bisa menghela nafasnya dan menatap ke arah sekitarnya, matanya berkaca-kaca menahan tangis. Suasana kebun umum pada hari itu tak begitu banyak pengunjung yang datang, mungkin hanya ada sepuluh orang yang sebenarnya didominasi oleh sepasang kekasih yang tengah berkencan.

Terdengar suara langkah kaki seseorang mendekat menghampirinya. Laura pun segera menghapus air matanya dan memasang ekspresi palsunya.

"Laura?"

"Daniel?"

Mammon tersenyum kikuk dan mengusap lehernya penuh canggung, "Mammon. Ma-maaf, kayaknya gue gak seharusnya ada disini". Laura menggelengkan kepalanya dengan lemah, ia mempersilahkan Mammon untuk duduk di sampingnya. Merasa ada yang tak beres, Mammon memberanikan diri untuk bertanya, "Lo kenapa nangis? Ada masalah?".

Laura hanya bisa tersenyum sembari menyeka air matanya yang semakin deras. Disaat seperti ini, Mammon sangat ingin menyeka air mata gadis yang ada di sampingnya saat ini. Ia ingin memeluknya, menenangkannya, dan mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja karena ia akan menemaninya. Namun, ia juga sadar akan kenyataan. Ia tak bisa sembarangan menyentuh gadis yang sudah dimiliki oleh orang lain.

[✓] Hourglass ¦¦ Mammon [Obey Me!]Where stories live. Discover now