ALTER EGO : BAB 03

148 42 5
                                    

𝗗𝗜𝗦𝗖𝗟𝗔𝗜𝗠𝗘𝗥ˋ ⚠️

Seluruh fanfiction di blog ini diterbitkan untuk hiburan pribadi para pembaca. Tidak ada keuntungan yang diambil, segalanya bisa dinikmati secara bebas. Kisah dan karakter para tokohnya tidak mencerminkan kehidupan asli selebritis/canon yang bersangkutan, dan semuanya ditulis atas imajinasi para penulisnya sendiri.

Seluruh hak cipta penulisan dan karakter-karakter dalam cerita yang diterbitkan adalah milik para penulisnya.

Seluruh hak cipta penulisan dan karakter-karakter dalam cerita yang diterbitkan adalah milik para penulisnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sinar mentari mulai menyambut buminya, cahayanya menembus dari sela-sela tirai jendelanya. Taehyun mulai bangkit dan membuka tirai jendelanya, dan cahaya masuk menusuk penglihatannya.

"BANGSAT, TERLALU SILAU SIALAN!" umpat Taehyun lebih tepatnya Theo.

Theo kembali menutup tirainya untuk menghindari paparan sinar panas dari mentari yang membuat matanya mendadak menjadi sakit.

Keadaan kamar tersebut sangatlah tidak bisa di deskripsikan, banyak sekali pil obat tidur dan obat-obatan terlarang berserakan di atas meja. Theo berjalan menuju kamar mandi, segera ia membasuh wajahnya yang terlihat kacau.

Setelah membasuh wajahnya, Theo segera membereskan kekacauan kamarnya yang telah dia perbuat sendiri.

"Sialan, kalau tyun melihat kekacauan ini aku pasti sudah di pukuli olehnya." Theo memunguti sampah-sampah yang berserakan di lantai.

Sementara di rumah sebelah, Jeongin sedang berusaha membangunkan temannya yang masih terlelap itu.

"YAK CHOI BEOMGYU CEPAT BANGUN BODOH, INI SUDAH PAGI." teriakan Jeongin benar-benar menggelegar ke seluruh ruangan, membuat Beomgyu tersentak kaget mendengar suara Jeongin yang begitu menggelegar ke seluruh ruangan yang ada di rumah.

"Akhirnya kau bangun juga Choi Bodoh Beomgyu." Jeongin langsung ngibrit masuk kedalam kamarnya menghindari lemparan buku milik Beomgyu.

Beomgyu beranjak dari duduknya dan langsung pergi ke dapur untuk mengambil roti yang sempat ia beli kemarin, dia memotong roti itu menjadi beberapa bagian dan meletakkannya di piring, ia sedikit menata potongan roti-roti tersebut agar terlihat sempurna.

"Sempurna." Beomgyu membawa roti itu lalu ia pergi keluar rumah dan berjalan menuju rumah Taehyun yang berada di samping kanan rumahnya.

Beomgyu mulai mengetuk pintu rumah Taehyun, tak selang beberapa lama sang pemilik rumah membukakan pintu dan menatap Beomgyu dengan tatapan tajam.

"Siapa kau?" Beomgyu tersentak kaget mendengar pertanyaan dari pemuda di hadapannya ini "Heh!? Kau tak ingat? Aku Choi Beomgyu dan kita baru saja kenalan kemarin sore," Theo mengangkat satu alisnya.

"Kau Kang Taehyun kan?" Theo mendengar itu terkekeh pelan.

"Aku bukan Taehyun tapi aku Theo." Beomgyu mengernyit alisnya bingung, ia berpikir bahwa mungkin Taehyun memiliki saudara kembar.

"Ah, kau saudara kembarnya?" Theo menggeleng membuat Beomgyu bingung sendiri "Aku dan Taehyun satu orang, Beomgyu." Beomgyu terkejut mendengar perkataan Theo, 'Hah? Satu orang maksudnya bagaimana?' batin Beomgyu.

"Oh ya punya tujuan apa kau kemari? Jika tidak penting silahkan kau pergi." Beomgyu memberikan piring yang berisikan roti-roti yang ia potong tadi.

"Untukmu, jika sudah selesai tolong bersihkan dan kembalikan piringku ya." Beomgyu segera pergi dari sana.

Theo hanya mengedikkan bahunya, lalu dia langsung masuk kedalam rumahnya dan tak lupa menguncinya.

"Setidaknya aku masih bisa mendapat perlakuan seperti manusia bukan seperti manusia-manusia sialan itu yang memperlakukan diriku seperti hewan." Theo menyimpan roti pemberian Beomgyu di lemari es.

'Ya, Theo bisakah aku mengambil alih tubuhku? Aku ingin pergi kuliah.'

'Kuliah?? Hahaha apa itu, lebih baik kita membeli barang branded yang mahal hasil kerja kerasku semalam, Kang Taehyun.'

'Pergilah dan biarkan aku mengambil alih tubuhku, nanti sore akan kubawa kau pergi ke toko yang menjual barang-barang branded.'

'Baiklah, awas saja jika kau tidak menepati janjimu.'

Sementara Theo menghilang dan kini Taehyun yang mengambil alih tubuhnya sendiri, kepalanya mendadak pusing setelah bergulat dengan dirinya yang lain, namun dia tepis rasa pusing itu dan dia mulai pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan siap-siap untuk pergi kuliah.

"Theo sialan, padahal sudah kuperingati untuk tidak mengikuti balap liar lagi, ah mengapa bocah itu sulit sekali untuk di beri tahu." Taehyun sudah selesai mengikat tali sepatunya, dia langsung mengunci pintu rumahnya, lalu menaiki motornya yang sudah ia panaskan tadi dan pergi melaju dengan kecepatan sedang.

Sementara Beomgyu mencak-mencak melihat motor milik Jeongin yang tiba-tiba mogok di tengah jalan.

"Ya Tuhan, kenapa bisa mogok begini sialan." umpat Jeongin dengan sedikit menendang motor miliknya, berharap setelah ditendang dapat nyala kembali.

"Sialan, beli saja yang baru motormu yang ini di rongsokan saja." Jeongin mendelik mendengar perkataan Beomgyu "Sialan, minimal inisiatif kau mau kita telat?" Beomgyu menggeleng.

Mereka sibuk berdebat masalah motor milik Jeongin, "Beomgyu?" Beomgyu menoleh ke belakang dan mendapati Taehyun dan motor Kawasaki Ninjanya berhenti tepat di sampingnya.

"AKHIRNYA BANTUAN DATANG, HEY TAEHYUN AYO ANTAR AKU KE KAMPUS." Belum mendapat izin dari sang pemilik Beomgyu dengan seenaknya langsung naik ke motor milik Taehyun.

"HEH KAU INGIN MENINGGALKANKU DI SINI?" Jeongin menbungkam mulutnya dengan tangannya dramatis sembari menggelengkan kepalanya.

"JIJIK SIALAN, Ayo Taehyun antar saya ke kampus **** dan ngebut ya? Soalnya saya udah telat banget ini." Taehyun mengangguk terpatah-patah, lalu ia langsung melaju dengan kecepatan tinggi meninggalkan Jeongin yang tersiksa di sana.

- continued -

Vote cerita ini jika kamu menyukainya, jangan di baca saja ya.. di vote juga karena mikir alur cerita itu ga segampang yang kamu kira, jangan lupa tinggalkan jejak yaa, salam waruwari.

©Dubbaduwaruwari

𝐀𝐋𝐓𝐄𝐑 𝐄𝐆𝐎  [HIATUS]Where stories live. Discover now