Prolog

2.6K 145 2
                                    


"Lex, udah rapih belum? Ayo sarapan bareng, udah ditunggu Ayah sama Kak Arsen." ucap perempuan cantik yang mengenakan seragam batik dan rok putihnya. Terlihat anggun. Dari badge seragamnya tertulis Amanda Lily yang tidak lain dan tidak bukan adalah namanya.

"Iya, Kak! Sebentar lagi Lexa turun!" teriak perempuan cantik di dalam kamar yang sedang sibuk menyisir rambutnya, berdiri di depan cermin. Mengenakan seragam yang sama dengan Amanda. Adalah Alexandra Guira.

Ketika di rasa sudah rapi, Alexa keluar dari kamar dan turun menuju meja makan. Ayahnya yang hari ini tetap tampan menggunakan setelan jas, Kakak pertamanya yang juga tampan dengan setelan kaos dan celana jeans panjang, dan Kakak keduanya yang terlihat jauh lebih cantik darinya meskipun mereka menggunakan seragam yang sama.

Arseno Ivander, Amanda Lily, dan Alexandra Guira hanya berbeda satu tahun. Setelah Bunda mereka meninggal dunia saat Alexa dan Amanda masih kecil, Ayah mereka mengangkat seorang anak laki-laki yang usianya tidak jauh dari kedua anak perempuannya agar kelak bisa membantunya menjaga kedua putrinya.

"Kamu rencana kapan balik ke London, Sen?" tanya Ayah disela-sela sarapan bersama mereka.

"Lusa, Yah. Makanya Arsen sengaja anter jemput Manda sama Lexa. Mumpung masih di Indo."

"Persiapan kuliah kamu gimana, Man?" kali ini pertanyaannya untuk Amanda.

"Aman kok, Yah! Manda udah daftar ke Universitas pilihan Ayah, udah keterima juga disana. Sebulan lagi Manda udah mulai ujian sekolah. Doain lancar ya, Yah."

"Kamu masih ada jadwal syuting?"

"Masih, Yah."

"Sampai kapan?"

"Kayaknya sekitar tiga mingguan, Yah. Selesai ujian, Manda ambil kontrak pemotretan produk skincare."

"Yaudah jangan capek-capek loh, Man, gimana pun juga kamu harus lebih mengutamakan study."

"Baik, Yah."

"Lexa, kamu bentar lagi kelas 3. Kamu masuk kelas gak sampe satu tahun, rencana mau ikut bimbel dimana? Atau privat aja kayak Manda?"

"Kayaknya gak perlu deh, Yah. Toh juga selama ini nilai Lexa bagus-bagus aja. Yang penting Ayah tetep bolehin Lexa ngelakuin hobi Lexa."

"Loh, gak bisa gitu dong! Kamu tuh udah kelas 3 loh! Kamu harus ikutin jejak Arsen, kuliah bisnis di London. Ini buat masa depan kamu juga. Kalo nanti kamu udah bisa ngurus perusahaan, mau kamu jalanin hobi kamu juga Ayah gak masalah."

"Yah, jangan terlalu keras sama Alexa." bela Arseno.

"Kamu juga, Sen! Jangan terlalu manjain adik-adik kamu. Biar gimana pun juga mereka harus terbiasa berdiri di kaki mereka sendiri. Gimana mau mandiri kalo mereka terus bergantung sama kamu."

* * *

Sedan mewah milik Arseno berhenti di sebuah tempat parkir sekolah swasta elit. Alexa yang akan pamit pada Arseno, mengurungkan niatnya begitu melihat mobil sport hitam terparkir di depan mobilnya.

"Kak Manda, itu Kak Kean kan?"

Amanda tersenyum, "Hm." gumamnya.

"Salamin yah!" ucap Alexa sambil cengengesan.

"Gak mau!"

"Yah, kenapa, Kak? Dia kan bestie Kakak."

"Kakak gak mau ngebuat kamu terus berharap sama Kean. Karena kamu bukan tipenya Kean."

"Ugh, sakiiiit!" celetuk Alexa.

Arseno tertawa, dia mengacak-acak lembut rambut Alexa, "Inget apa yang Ayah bilang? Be-la-jar! Urusan cowok nanti dulu." katanya lembut.

Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang