12. Part Of Memory

293 20 5
                                    


"Happy graduation, Lex!" ucap Keano pada Alexa yang terlihat cantik dengan kebaya biru dongker yang tertutupi toga. Benar-benar cantik. Dia memberikan buket bunga mawar merah yang di terima senang hati oleh Alexa.

"Makasih banyak ya, Kak! Aku gak nyangka Kak Kean sempet dateng ke acara graduation aku. Kakak gak ada jadwal kuliah?"

"Kebetulan hari ini aku free, Lex, jadi bisa dateng ke acara graduation kamu." jawab Keano sekenanya. Padahal dia sengaja bolos kuliah agar bisa datang melihat Alexa. Dia berniat mengungkapkan perasaannya yang sudah di pendamnya sejak pertama kali dia melihat Alexa di rumah Amanda, apalagi pada akhirnya Alexa juga masuk di sekolah yang sama dengannya dan Amanda. "Uhm, Lex,"

"Ya, Kak?"

"Aku gak tau apa ini waktu yang pas atau enggak buat ungkapin perasaan aku ke kamu, jujur aku udah suka sama kamu sejak lama, tapi aku bener-bener baru berani bilang sekarang. Aku takut setelah kamu lulus dan kuliah di London, kita bener-bener gak bisa ketemu karena kamu berpikir gak ada alasan kita untuk ketemu lagi. Aku sayang kamu, Lex, kamu mau jalanin hubungan spesial sama aku?"

Alexa menatap dalam-dalam mata Keano, dan menunggu kata demi kata yang keluar dari mulut pria yang memang sudah lama dia sukai itu. Agak setengah terkejut, setengahnya lagi senang, karena dia tidak pernah menyangka kalau yang di sukai Keano adalah dirinya, bukan Amanda.

Alexa tersenyum...

Pandangannya gelap, seketika bayangan mengerikan itu datang lagi.

Keano masih mengikuti mobil sedan tersebut, namun seketika pengendara mobil itu tancap gas. Keano baru sadar kalau ada yang mengikuti mobil itu selain dirinya. Karena setelah sedan yang ditumpangi Alexa melesat dengan kecepatan tinggi, ada sebuah mobil sedan lain berwarna hitam mengejarnya, yang membuat Keano otomatis ikut mengejarnya juga.

Keano menginjak pedal rem nya dalam-dalam, tubuhnya bergetar hebat. Tidak percaya dengan apa yang di lihat di depan matanya. Sedan putih yang ditumpangi Alexa mengalami kecelakaan.

Banyak orang yang datang menghampiri sedan putih yang mengalami kecelakaan itu. Keano cukup terkejut karena ternyata orang yang mengendarai sedan putih itu adalah Amanda. Semua orang yang berdatangan itu hanya fokus pada Amanda, reflek Keano membuka pintu mobilnya untuk menolong Alexa, namun seketika pandangannya kabur, tubuhnya sakit, merasakan hantaman hebat, dadanya sesak, sampai sebelum tak sadarkan diri, pikirannya selalu mengingat wajah Alexa yang penuh kesakitan itu. Maafin aku, Lex. Batinnya.

Mata Keano terbuka. Dia teringat bahwa yang tadi adalah kejadian sebelum akhirnya dia sadar dan membuka matanya, cukup terkejut karena dia kembali ke beberapa tahun yang lalu saat dirinya dan Alexa masih duduk di bangku sekolah.

Dia menarik sudut bibirnya, masih jelas diingatannya bagaimana dia menyatakan perasaannya pada Alexa di saat Alexa sebentar lagi akan ke London. Namun masih teringat jelas juga bahwa mobilnya terhantam sesuatu hingga dia tidak sadarkan diri.

Matanya melirik jam dinding yang masih setia berdetak, refleks lompat dari atas kasur untuk bersiap-siap pergi ke sekolah. Karena saat ini, masih ada Alexa yang akan pergi ke sekolah dan menyapanya kala berpapasan di parkiran.

"Man, hari ini kita belajar di rumah lo ya!"

Amanda tersenyum, "Oke." jawabnya.

Sampai akhirnya mereka saat ini di rumah Amanda, untuk mengerjakan tugas bersama.

"Man, gue mau ke toilet bentar ya."

"Oke, Ken, jangan lama-lama ya. Ini gue dikit lagi selesai kok! Kita harus selesain hari ini juga, soalnya satu jam lagi gue ada syuting."

"Oke."

Pintu toilet terbuka, Keano keluar dari toilet dan mendapati Alexa yang masih mengenakan seragam sekolahnya terlihat ketakutan, wajahnya penuh keringat, matanya sibuk mencari sesuatu.

Keano terlihat cukup panik melihat Alexa yang ketakutan itu. Dia memegang kedua pundak Alexa, menatapnya.

"Lexa? Hei? Kenapa?" tanyanya lembut.

"Kak, sekarang hari apa?"

"Rabu."

"Tanggal?"

"6 Januari."

"Tahun?"

"2016. Kenapa sih?"

"Kak, jangan bercanda. Lexa serius!"

"Iya, aku juga serius, Lex!" ucap Keano yakin. Dia mengeluarkan ponselnya dan menunjukan kalender ponselnya. "Tuh kan, sekarang tuh hari Rabu, tanggal 6 Januari 2016. Kenapa sih?"

"Kak, Kak Kean bukannya tunangan sama Kak Manda? Sebentar lagi mau nikah kan?"

Keano terdiam sebentar, lalu menunduk, menyembunyikan senyumnya. "Lexa, kamu pasti abis mimpi di siang bolong. Mana mungkin aku nikah sama Manda?"

"Kenapa gak mungkin? Bukannya Kak Kean deket banget sama Kak Manda karena suka?"

Keano hanya tersenyum. Dia mengacak-acak rambut Alexa gemas lalu pergi meninggalkan perempuan itu menuju ruang keluarga dan melanjutkan belajarnya dengan Amanda.

"Ken, kok lama?" tanya Amanda.

"Tadi gak sengaja ketemu Lexa." jawab Keano sambil setengah tersenyum.

"Kenapa senyum? Ada yang lucu?"

"Lexa! Dia yang lucu."

"Lexa? Kenapa?"

"Gak apa-apa. Ngomong-ngomong kapan lo mau deketin gue sama Lexa?"

"Ken, Lexa itu gak mikirin pacaran! Dia tuh lagi fokus ikutin jejaknya Kak Seno kuliah di London."

"Apa gue kuliah di London juga ya?"

"Loh! Kan lo udah janji mau satu kampus sama gue disini. Gue belajar mati-matian loh!"

"Yaudah, kita udahan dulu ya belajarnya. Satu jam lagi lo harus berangkat syuting kan? Mau sekalian gue anterin gak?"

"Boleh banget! Yaudah tunggu ya, gue siap-siap dulu."

Keano keluar dari kamar Amanda. Pikirannya fokus memikirkan sesuatu.

Kenapa tadi Alexa tiba-tiba bilang kalo gue tunangan sama Amanda ya? Kenapa dia keliatan panik dan nanya ini tanggal berapa? Apa mungkin dia...? Kalau pun bener, masa gue tunangan sama Amanda? Pasti ada yang gak beres! Batin Keano.

* * *

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang