3. Sweet Morning

1.7K 97 6
                                    

Arseno menatap Alexandra yang kini duduk di depannya sambil menyantap steak dengan saus kesukaannya lalu tersenyum. Fokusnya hanya pada saus yang ada di bibir Adik kesayangannya itu. Bagaimana bisa Adiknya ini terlalu menggemaskan dimatanya.

"Kenapa sih, Kak? Ada saus ya?" tebak Alexa sedikit salah tingkah. Dia inisiatif mengambil tisu yang ada di meja dan mengelap seluruh area bibirnya. "Ah iya, bener aja!"

Arseno semakin tertawa. Dia mengacak-acak rambut Alexa lembut. Dia sadar, dibandingkan dengan Amanda, Alexa jauh lebih menyenangkan. Rasa sayangnya pada Alexa jauh lebih besar dari Amanda. Namun dia tidak boleh memperlihatkan rasa yang tidak sama itu kepada kedua Adiknya.

"Lex, aku ada hadiah loh buat kamu!" ucap Arseno setelah mereka menyelesaikan santapan mereka

"Kak, kenapa ngasih hadiah terus sih? Aku gak butuh hadiah loh, Kak, aku lebih ingin Kak Arsen disini, nemenin..."

"Leeeex," potong Arseno lembut. "Im so sorry. But for now, I cant fulfill your wish. Tunggu setahun lagi, kita bisa sama-sama lagi. In London."

"Kak..."

"Kamu udah janji mau nyusul Kak Arsen ke London. Gak lupa kan?" potong Arseno cepat.

Alexa mengangguk karena sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Arseno benar, Alexa sudah berjanji akan kuliah di London bersama Arseno.

Arseno mengeluarkan sebuah kotak berukuran kecil lalu memberikannya pada Alexa. Alexa mengambil lalu membuka kotak yang diberikan Arseno, ternyata sebuah cincin emas putih yang di tengahnya terdapat berlian kecil.

Alexa menatap Arseno yang tersenyum.

"Suka gak?"

"Suka! Makasih ya, Kak!"

"Sama-sama. Jangan lupa di pake."

"Siap!"

Alexa langsung memakai cincin pemberian Arseno tanpa berpikir panjang.

Seketika pandangannya gelap.

Alexa mengerutkan kening setelah membuka matanya. Sinar matahari masuk melalui jendelanya dengan gorden setengah terbuka.

Apa nih? Perasaan tadi lagi dinner sama Kak Arsen! Tanyanya dalam hati. Alexa menatap jam dinding kamarnya, waktu kini menunjukan pukul 6 pagi. Aduh, telat!

Buru-buru gadis itu lompat ke kamar mandi. Tidak sampai 15 menit, Alexa sudah rapi dengan mengenakan seragam sekolahnya. Dari pantulan cermin di depannya, dia tidak sengaja melihat cincin yang melingkar di jari manis tangan kirinya.

"Ini kan dari Kak Arsen,"

Alexa mengambil ponselnya dan mengecek tanggal. Sudah sebulan yang lalu sejak Kak Arsen ngasih cincin, kenapa rasanya baru kemarin?

Lamunan Alexa di buyarkan oleh suara klakson mobil. Alexa mengintip dari jendela kamarnya. Mobil Keano. Oh, ternyata Kak Manda hari ini di jemput Kak Kean. Pikirnya.

Buru-buru Alexa keluar kamar dan mengetuk pintu kamar Amanda.

"Non Lexa, cari siapa?" tanya Bi Piah.

"Kak Manda, Bi. Itu di jemput sama Kak Kean."

"Loh, Non Manda kan keluar kota karena ada pemotretan, Non. Non Lexa sendiri kan yang anter Non Manda ke bandara semalem."

Hah? Anter Kak Manda? Ke bandara? Semalem? Kok gue gak inget ya? Gak beres nih otak gue! Batin Alexa.

"Ah iya, Lexa lupa, Bi," ucap Alexa, lalu tertawa kecil. "Yaudah, Alexa berangkat ya, Bi."

"Iya, hati-hati, Non."

Alexa setengah berlari menghampiri mobil Keano yang sudah ada di depan rumahnya.

"Kak? Kak Manda lagi keluar kota kan? Emang gak bilang?"

Keano tersenyum, "Aku tau, Lex. Aku kesini mau jemput kamu. Yuk, naik!"

"Oh, oke."

Sepanjang jalan, suasana cukup hening. Hanya Keano yang sesekali membagi pandangannya ke Alexa.

"Pulang sekolah aku jemput boleh, Lex?" tanya Keano.

"Loh? Gak ngerepotin, Kak?"

"Engga kok! Malah aku lagi bosen banget nih sambil nunggu mulai kuliah."

"Boleh kok kalo Kak Kean gak repot."

Keano membelokan stir mobilnya ke salah satu kedai coffee terkenal, masuk ke jalur drive thru, memesan kopi untuknya dan coklat untuk Alexa serta dua roti untuk mereka berdua.

"Ini hot chocolate sama roti buat kamu. Jangan lupa sarapan belum kelas mulai." ucap Keano setelah memasuki kawasan sekolah.

Alexa tersenyum, "Makasih ya, Kak. Nanti kabarin aja kalo udah jemput kesini."

Keano menyodorkan ponselnya, "Aku gak punya nomor hape kamu loh, Lex."

Alexa tersenyum. Benar juga! Ucapnya dalam hati. Dia meraih ponsel di tangan Keano lalu memasukan nomor ponselnya. Keano mengirim pesan ke nomor ponsel Alexa.

"Save my number ya, Lex."

"Siap."

"Yaudah gih sana masuk!"

"Makasih, Kak, udah di anterin."

"Sama-sama."

Setelah Alexa masuk ke koridor sekolah, Keano pergi dengan mobilnya. Pagi yang cukup manis ini sepertinya mampu membuat mood Alexa baik sepanjang hari. Di tambah lagi Keano berjanji untuk menjemputnya sore nanti.

Untuk roti dan coklat panas yang ada di kedua tangannya saat ini, tanpa basa-basi langsung di santap tanpa ampun. Sambil berharap sore nanti cepat datang

* * *

Second LifeDonde viven las historias. Descúbrelo ahora