8. Birthday Party (2)

736 43 0
                                    

Zaidan mengeluarkan ponselnya karena Alexa terlalu lama untuk sekedar mengambil ponsel di mobil, pikirnya. Tapi tidak ada sahutan dari Alexa. Akhirnya Zaidan berinisiatif menyusul sahabatnya itu.

Cukup terkejut Zaidan melihat sahabatnya itu sedang berontak karena di tarik paksa oleh seorang pria. Dan lebih terkejut lagi saat tahu kalau pria itu adalah Billy.

Zaidan ingat betul kalau pria itu dulu pernah dekat dengan Alexa saat awal mereka masuk SMA. Billy memang tampan, dan baik, pada waktu itu. Alexa beberapa kali bercerita tentang kedekatannya dengan Billy. Sampai akhirnya Alexa di serang oleh seorang perempuan yang mengaku pacar Billy.

Saat itu Alexa memutuskan untuk menjauhi Billy. Billy memberi penjelasan kalau dia sudah putus dengan pacarnya namun pacarnya tidak ingin mereka putus. Alexa tetap bersikeras untuk menolak pria itu, tapi ternyata Billy tidak terima.

Bahkan Billy sempat terlibat perkelahian dengan Arseno, karena memang Kakak Alexa yang satu itu cukup over protective dengan Alexa. Akhirnya Billy pindah sekolah, dan tidak pernah terdengar lagi kabar tentang Billy.

"Woy!" teriak Zaidan.

Billy spontan menoleh, lalu tersenyum remeh melihat siapa yang memergoki mereka. Ternyata sahabat Alexa yang culun itu, menurut Billy.

Billy melepaskan cengkramannya, fokusnya saat ini pada Zaidan. "Mau apa lo?"

"Jangan ganggu Alexa!"

"Kalo gue mau ganggu, lo mau apa?"

Billy langsung memberi bolgem mentah ke wajah Zaidan. Pria itu terpelanting. Pukulan Billy cukup keras. Pandangannya agak kabur sesaat.

"Jangan sakitin sahabat gue, Bil!" pinta Alexa.

"Alexa sayang, kalo lo nurut, temen lo itu gak akan kenapa-kenapa kok!"

"Tapi gue gak mau, Bil,"

"Kita cuma masuk ke dalem, lo duduk di sebelah gue selama acara aja kok, Lex. Masa gitu aja lo tetep gak mau?"

Alexa terdiam. Billy tersenyum lalu menggandeng tangan Alexa masuk ke dalam. Zaidan hanya menyaksikan sahabatnya berlalu dengan pria brengsek itu.

* * *

Ponsel Arseno bergetar ketika dia sedang mengendarai mobilnya menuju tempat bermain golf. Dari Zaidan.

"Kenapa, Zai?" tanyanya santai.

"Lexa, Kak! Ada Billy."

"Brengs*k! Share loc!"

Arseno mengendarai mobilnya kencang. Dia sudah paham maksud Zaidan. Hatinya tidak tenang. Kenapa mereka harus bertemu lagi. Arseno langsung menuju lokasi ketika Zaidan mengirimkan lokasinya.

* * *

"Dimakan, Sayang." ucap Billy lembut pada Alexa.

Alexa masih terdiam. Tapi tak lama kemudian dia menuruti kata-kata Billy. Dia hanya harus membuat mood pria itu baik.

"Enak?" tanya Billy lagi. Nadanya sangat lembut. Tangannya sibuk memainkan rambut Alexa. Alexa hanya mengangguk sebagai ganti jawaban dari pertanyaan Billy.

Tiba-tiba seorang pria tinggi, berwajah tampan, berdiri di depan meja mereka. Tatapannya datar namun terlihat marah.

"Ayo, Lex!" ajaknya singkat dan langsung pada intinya.

"Wow! Apa-apaan nih? Dateng-dateng udah mau bawa cewek gue pergi? Antri dulu, Bos!"

Billy tersenyum. Dia ingat pria itu, karena pria itu cukup terkenal di sekolah dulu. Selain tampan, dia juga dekat dengan artis sekolah sekaligus Kakak dari perempuan di sebelahnya itu.

"Pangeran lo banyak juga ya, Lex! Gue jadi makin tertantang buat dapetin lo!"

"Bro, kalo mau ribut jangan disini, please! Ini party cewek gue." pinta Aldo.

"Alexa sayang, kamu pilih dia atau aku?"

Alexa mendongak, matanya menatap pria di depannya. Keano. Dari tatapan matanya, Keano sudah tahu pasti kalau Alexa ingin keluar dari tempat itu. Keano tersenyum, tanpa basa-basi, dia meraih tangan Alexa, lalu membawanya pergi.

Billy melihat punggung Alexa menjauh dan menghilang. Dia tersenyum kecil. Dan dengan gerakan kecilnya, dia keluar diikuti beberapa temannya, tanpa Aldo yang harus berada di sisi Bianca selama acara berlangsung.

* * *

Arseno membelokan stir mobilnya ke salah satu resto dan bar yang lumayan besar, dan melihat kekacauan di tempat parkir yang sepi dan cukup gelap. Keano sedang berkelahi melawan lima orang pria, satu di antaranya tidak asing untuk Arseno.

Buru-buru pria itu keluar dari mobil dan langsung memberi bolgem mentah di wajah Billy, membuat pria itu jatuh.

Billy tersenyum ketika melihat siapa yang baru saja memukulnya. Seperti de ja vu menurutnya.

"Hai, Kakak Ipar! Long time no see!" sapanya.

"Belum kapok lo?!"

"Belum, sampe Alexa jadi milik gue!"

Mata Arseno menyapu ruangan, mencari Alexa. Ternyata gadis itu ada di mobil Keano. Pria itu mengamankan Alexa. Arseno tersenyum ketika memastikan Alexa aman. Perkelahian terjadi, dengan lima lawan tiga, meskipun Zaidan sudah terlihat babak belur, dan Keano sudah berantakan, tapi mereka tidak boleh menyerah.

Tidak lama setelah perkelahian itu, Billy yang merasa kalah memberi kode mundur pada teman-temannya.

"Awas lo!" ancam Billy.

"Apaa?!" teriak Arseno.

Setelah Billy pergi, Keano dan Arseno buru-buru lari ke mobil untuk menemui Alexa.

Alexa langsung keluar dari mobil dan buru-buru Keano mendekapnya erat, yang di balas oleh perempuan itu, meskipun agak sedikit bingung. Arseno terdiam melihat adegan itu. Namun tidak bisa memisahkan mereka karena tubuh Alexa masih bergetar. Dia harus tenang dulu.

Namun sepertinya ada perasaan sakit yang tidak dapat di jabarkan. Meski dia tahu perasaan apa itu. Tanpa sadar tangannya mengepal dengan sangat kencang.

* * *

Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang