1. Real Or Not

2K 151 2
                                    

Terasa sesak, wajahnya penuh keringat, nafasnya tersengal-sengal, keningnya mengkerut. Akhirnya Alexandra berhasil membuka kedua matanya. Pemandangan kamarnya mewahnya dengan pencahayaan yang baik. Matanya kini melirik jam dinding, waktu kini menunjukkan pukul 4 sore. Saat ini dirinya masih memakai seragam sekolah.

Alexandra sendiri terkejut, kenapa dirinya memakai seragam sekolahnya? Padahal seingatnya terakhir dia memakai pakaian biasa, terlibat kecelakaan, dan tidak ada yang menolongnya. Alexandra mengambil ponsel yang tergeletak di samping bantalnya, cukup terkejut karena tanggal di ponselnya menunjukan tahun dimana dirinya memang masih duduk di bangku SMA.

Apa nih? Tanyanya dalam hati.

Hari ini tanggal 6 Januari. Begitu menurut kalender ponselnya. Alexandra meloncat dari kasurnya, buru-buru keluar dari kamarnya, suasana rumahnya yang sepi itu membuat Alexandra tambah panik. Dia harus sesegera mungkin menemukan seseorang.

Hingga akhirnya dia menemukan sosok pria tampan, mengenakan seragam yang sama dengannya. Aristide Keano, pria tampan yang disukai Alexandra, sekaligus sahabat Amanda Lily, Kakak perempuannya.

Keano terlihat cukup panik melihat Alexandra yang ketakutan itu. Dia memegang kedua pundak Alexandra, menatapnya.

"Lexa? Hei? Kenapa?" tanyanya lembut.

"Kak, sekarang hari apa?"

"Rabu."

"Tanggal?"

"6 Januari."

"Tahun?"

"2016. Kenapa sih?"

"Kak, jangan bercanda. Lexa serius!"

"Iya, aku juga serius, Lex!" ucap Kean yakin. Dia mengeluarkan ponselnya dan menunjukan kalender ponselnya. "Tuh kan, sekarang tuh hari Rabu, tanggal 6 Januari 2016. Kenapa sih?"

"Kak, Kak Kean bukannya tunangan sama Kak Manda? Sebentar lagi mau nikah kan?"

Keano terdiam sebentar, lalu menunduk, menyembunyikan senyumnya. "Lexa, kamu pasti abis mimpi di siang bolong. Mana mungkin aku nikah sama Manda?"

"Kenapa gak mungkin? Bukannya Kak Kean deket banget sama Kak Manda karena suka?"

Keano hanya tersenyum. Dia mengacak-acak rambut Alexandra gemas lalu pergi meninggalkan perempuan itu menuju ruang keluarga dan melanjutkan belajarnya dengan Amanda.

Ini gue mimpi apa gimana sih? Perasaan gue udah 7 tahun tinggal di London, terus balik ke Indo. Sampe sini di jemput Kak Manda, terus kita berdua kecelakaan. Tapi bangun-bangun gue malah disini! Apa beneran nih gue mimpi di siang bolong? Batin Alexandra.

Alexandra tersadar dari lamunannya, dia juga menyadari kalau dia baru pertama kali berbicara langsung dengan Keano karena selama ini Alexandra hanya berani menatap Keano dari jauh saat di sekolah.

Dengan setengah berjinjit, Alexandra mengikuti Keano. Dan tanpa sengaja mendengar pembicaraan Keano dengan Amanda di ruang keluarga.

"Ken, kok lama?" tanya Amanda.

"Tadi gak sengaja ketemu Lexa." jawab Keano sambil setengah tersenyum.

"Kenapa senyum? Ada yang lucu?"

"Lexa! Dia yang lucu."

"Lexa? Kenapa?"

"Gak apa-apa. Ngomong-ngomong kapan lo mau deketin gue sama Lexa?"

Hah? Deketin sama gue? Gak salah denger nih gue? Tanya Alexandra dalam hati. Dia lanjut mendengarkan percakapan Keano dan Amanda.

"Ken, Lexa itu gak mikirin pacaran! Dia tuh lagi fokus ikutin jejaknya Kak Seno kuliah di London."

"Apa gue kuliah di London juga ya?"

"Loh! Kan lo udah janji mau satu kampus sama gue disini. Gue belajar mati-matian loh!"

"Yaudah, kita udahan dulu ya belajarnya. Satu jam lagi lo harus berangkat syuting kan? Mau sekalian gue anterin gak?"

"Boleh banget! Yaudah tunggu ya, gue siap-siap dulu."

Karena sepertinya percakapan mereka berdua tentangnya sudah selesai, Alexandra buru-buru pergi dari situ dan tanpa sengaja bertemu dengan Arseno yang baru saja keluar dari kamarnya. Dia sudah rapi dengan setelan kaos hitam dan celana jeans. Wangi parfumnya menusuk hidung Alexandra yang memang sangat menyukai wangi parfum Arseno itu.

"Mau kemana, Kak?" tanya Alexandra.

"Loh, bukannya kita mau anterin Manda syuting? Terus abis itu kamu janji kan mau nonton sama Kak Arsen. Kamu belum mandi ya?"

"Uhm, kayaknya Kak Manda mau di anter sama Kak Kean."

"Kok kamu tau? Nguping ya?"

"Enggak kok! Gak sengaja!"

"Yaudah, bagus kalo gitu! Kita langsung nonton aja biar gak kemaleman."

"Mau nonton apa sih, Kak?"

"Udah kamu mandi dulu aja. Kak Arsen udah pesen tiket."

"Iyaaa, tunggu ya."

"Lex!" panggil Arseno begitu Alexandra sudah siap berlari untuk pergi mandi.

"Ya?"

"Kamu gak mau peluk Kak Arsen dulu? Kak Arsen pake parfum favorite kamu kan?"

Alexandra tertawa, "Kak, Lexa udah gede!"

"Jadi Kak Arsen di tolak nih?"

Alexandra hanya tersenyum meninggalkan Kakak sulungnya itu. Senyum Arseno menghilang seiring menghilangnya Alexandra dari pandangannya. Dia menuju ruang keluarga dan bertemu dengan Keano yang sedang menunggu Amanda.

"Sore gini udah rapi, mau kemana, Kak?" tanya Keano.

"Tadinya mau anterin Manda syuting terus mau ajak Lexa nonton. Tapi kayaknya lo mau anterin Manda syuting ya?"

"Iya, Kak, sekalian jalan pulang."

Arseno tersenyum, "Yaudah, gue titip Manda ya."

"Iya, Kak." jawab Keano sekenanya. "Mau nonton apa sama Lexa, Kak?"

"Film action sih paling. Lexa suka film action."

"Rencana mau nonton dimana, Kak?"

"PIM."

Selang beberapa saat, Alexandra dan Amanda sama-sama keluar dari kamarnya dengan penampilan yang sudah rapi dan wangi. Keano menatap Alexandra berpakaian kasual dengan kaos putih, celana jeans hitam dan sepatu kets putih, spontan menarik ujung bibirnya karena Alexandra terlihat cantik.

"Yuk!" ajak Amanda yang membuyarkan pandangan Keano.

"Yuk!"

"Kak Arsen, Lexa, aku berangkat dulu ya." ucap Amanda.

"Kira-kira syuting sampe jam berapa, Man? Nanti Kak Arsen jemput."

"Rencananya sih sampe jam 11, Kak, bisa lebih cepet bisa lebih lama."

"Yaudah nanti kabarin aja ya, Man."

"Oke, Kak!"

"Hati-hati, Kak Manda!"

"Bye, Lex!"

Mereka keluar rumah berbarengan. Amanda masuk ke dalam mobil sport hitam milik Keano, dan Alexandra yang akan masuk ke dalam sedan mewah milik Arseno. Keano menjalankan mobilnya duluan, di tatapnya kaca spion, melihat bayangan Arseno yang membuka pintu mobilnya untuk Alexandra. Apa Arseno sebegitu sayangnya dengan Alexandra sampai dia lebih terlihat sebagai kekasih perempuan itu daripada Kakaknya?

* * *

Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang