⛅ Constellation of Stars

710 187 142
                                    

Sabtu ini adalah hari penutupan event budaya. Artinya, hari ini juga adalah pengumuman pemenang lomba fashion show yang beberapa waktu lalu diadakan. Karena itu meskipun perkuliahan libur, tetap banyak civitas kampus yang hadir di sana.

Juara satu diraih oleh Nickolas dan Ellie. Prediksi mutlak yang kenyataannya memang kejadian. Sementara Awan dan Langit? Tidak menang. Tapi mereka dapat penghargaan kategori pasangan favorite.

Sebagai apresiasi untuk effort peserta, para anggota himpunan mahasiswa pun mengadakan acara makan-makan bersama dengan warga DKV siang itu di taman fakultas. Mereka memesan catering kenalannya Adisha. Catering yang sama yang dia cari sendiri waktu acara ulang tahun sang adik.

"Git, minuman lo udah belum?" tanya Junire diantara hiruk pikuk kebisingan teman-teman yang lain. Langit gelengin kepala merespon pertanyaan Junire lalu segera saja si pemuda menyodorkan gelas jus jeruk itu untuk Langit.

"Makasih, Juni."

Junire mengangguk sambil tersenyum. Langit balas tersenyum juga. Pemandangan ini gak luput dari perhatian Awan yang duduk disebelah Junire. Kala Langit gantian melirik padanya, Awan buru-buru mengalihkan pandang. Bisa disimpulkan hubungan mereka resmi menjadi canggung setelah hari itu.

"Woy! Lagi family gathering apa gimana nih?" sapa seorang senior ber almamater. Itu Haikal, teman sekosan Junire yang kuliah di Manajemen. kebetulan juga Awan kenal dia, karena mereka satu UKM Taekwondo.

"Yoi, Bang. Join lah sini," ajak Junire. Tapi Haikal menolak, katanya dia lagi buru-buru mau ngumpulin laporan ke ruang dosen.

"Mangat ketua kelas," kekeh Junire. Haikal iyain, "Btw, sore futsal, gas nggak?"

"Gas. Ayo aja mah gua."

"Tapi masih kurang satu anggota nih," kata Haikal, dia melirik pada orang disebelah Junire, "Wan, lo main ya?"

Junire sudah menebak kalau Awan pasti akan menolak karena biasanya juga begitu. Tapi ternyata Awan malah jawab, "Oke."

Hingga di jam yang sudah mereka sepakati, Awan betulan datang ke lapangan indoor itu. Tak terasa dua jam lima belas menit pertandingan berlalu dengan seru. Skor akhir 3-2 untuk tim Haikal dkk.

Selagi beristirahat sebelum pulang, Junire menenggak tetes terakhir dari botol mineralnya. Padahal doi masih sangat haus. Bermaksud hendak membeli minum di luar, tiba-tiba Awan nyodorin botol mineralnya yang masih tersegel.

"Set, lu gak minum?" tanya Juni bingung.

"Bawa dua."

"Semi jualan?"

"Kaga. Biar dikata cowok perhatian sama lu."

Junire langsung merinding, "Najis, Wan, gausah geli," ulangnya menyadur template kalimat Awan. Sementara si teman hanya tertawa.

Tak lama rombongan Haikal dan senior yang lain pamit mau cabut duluan. Junire dan Awan mengangguk. Juni juga bilang gapapa ke Awan kalau dia mau ikutan balik duluan. Soalnya Juni mau ke kampus dulu kelar ini. Ada urusan BEM.

"Ntar lagi juga dah gua. Males mau pulang cepet-cepet," kata Awan.

Junire ngelirik doi, "Kenapa lu? Masalah rumah?"

"Enggak. Mau berduaan aja sama lu."

"Wan, serius lu sekali lagi ngomong geli begitu gua pukul sih."

"Becandaa," gelak Awan. Posisi ini agak aneh karena biasanya yang hobi ngomong iseng gitu Junire tapi sekarang malah kebalikannya.

"Gua mau minta maap sebenernya," lanjut Awan. Mendadak suasananya jadi hening. Junire menunggu lanjutan kalimat si teman dengan sebelah alis terangkat, "Btw ntar malem lu jadi mau nembak 'dia'?"

[✔️] Cloud & SkyWhere stories live. Discover now