(10) KEANGKUHAN #5

2.4K 255 11
                                    


KEPALA Wen Ning sedikit menunduk dengan lengan menggantung di kedua sisi tubuhnya seperti wayang yang menunggu digerakkan sang dalang. Wajahnya pucat dan lembut. Bisa saja dianggap tampan yang terkesan melankolis. Manik matanya tak kelihatan, hanya ada semburat putih seperti awan. Ada garis-garis retakan yang merambah dari leher ke wajahnya, sehingga membuat aura melankolis itu berubah menjadi kemuraman yang menakutkan. Bagian bawah hem dan lengan pakaiannya terkoyak dan compang-camping, menampilkan sepasang pergelangan tangan yang sepucat wajahnya. Ada belenggu hitam dan rantai yang mengikat semua pergelangan tangan dan kakinya. Suara gemerincing tadi ternyata berasal dari rantai yang diseret di atas tanah. Saat dia berhenti bergerak, kesunyian melanda lagi. Tidak sulit menebak mengapa semua kultivator begitu ketakutan. Wei WuXian sendiri juga sama gelisahnya dengan mereka. Faktanya, gemuruh di dadanya sudah merambat hingga puncak kepala. Bukan karena Wen Ning tidak seharusnya berada di tempat ini, tetapi karena Wen Ning memang seharusnya tidak ada lagi di dunia ini.

Dia sudah dibakar jadi abu bahkan sebelum pengepungan Bukit Luanzang terjadi. Jin Ling mendengar nama Wen Ning dari yang lainnya dan langsung mengarahkan bilah pedangnya ke arah lain. Dewi pemakan jiwa itu menyadari perhatian Jin Ling sudah teralihkan dan segera mengulurkan tangan untuk menangkapnya. Wei WuXian melihat dewi itu membuka mulutnya ke arah Jin Ling. Dia tak punya waktu untuk terkejut. Dengan gesit dia mengangkat seruling itu dan meniupnya. Kedua tangannya sedikit gemetaran sehingga nada-nada yang dihasilkan pun ikut bergetar. Selain itu, seruling ini juga dibuat secara kilat sehingga suaranya pun kasar dan tidak enak didengar. Dua nada dimainkan, Wen Ning mulai bergerak. Dalam sekejap mata, Wen Ning sudah berpindah ke hadapan dewi pemakan jiwa itu. Dia menggunakan telapak tangan untuk memukulnya. Leher sang dewi retak dan tubuhnya tidak bergerak. Namun karena benturan tadi, kepalanya terpelintir sehingga menghadap ke arah punggung. Wajah masih saja menorehkan senyum. Wen Ning memukul lagi hingga memotong tangan kanan sang dewi yang awalnya mencengkeram Jin Ling.

Dewi itu menunduk dan melihat tangannya sudah terpotong. Bukannya memutar kepala ke arah yang benar, sekujur tubuhnya justru berputar, membuatnya menghadap Wen Ning dengan wajah dan punggungnya. Wei WuXian tidak berani merasa lega. Dia menarik napas panjang dan memerintahkan Wen Ning untuk bertarung. Namun tak berselang lama, dia merasa lebih terkejut lagi. Mayat berjalan level rendah biasanya tidak punya akal dan hanya bisa menunggu perintah, sedangkan mayat ganas yang kuat biasanya tidak punya kesadaran. Namun Wen Ning berbeda karena dia diciptakan oleh Wei WuXian. Itu berarti Wen Ning bisa dengan mudah dianggap sebagai mayat ganas terkuat yang pernah ada. Dia adalah satu-satunya mayat ganas yang punya kesadaran. Selain dari ketidaktakutannya akan luka, api, dingin, racun, atau apa pun yang umumnya ditakuti manusia, Wen Ning sama saja dengan mereka. Namun sekarang ini, Wen Ning tidak punya kesadaran! Wei WuXian merasa terkejut sekaligus ragu begitu kegelisahan mendera dari kerumunan. Dengan kedua lengan dan kakinya, Wen Ning berhasil memojokkan patung dewi itu ke atas tanah. Dia mengangkat batu di

sebelahnya yang besarnya melebihi tinggi manusia dan mulai membentur-benturkan batu itu ke arah sang dewi dengan teramat keras. Setiap benturan terdengar seperti gemuruh petir, terus berlanjut hingga tubuh dewi pemakan jiwa itu hancur berkeping-keping! Sebutir bola seukuran kelereng menggelinding dari bebatuan putih yang berhamburan di tatas anah. Bola itu memancarkan cahaya seputih salju. Itu adalah jindan yang mengeras dari dewi pemakan jiwa itu setelah mengganyang belasan jiwa manusia. Kalau benda itu diambil dan diurus dengan hati-hati, maka jiwa-jiwa orang yang telah dimakan bisa dikembalikan.

[Jindan: Core, inti dari kultivator untuk berkultivasi. Jindan punya kekuatan spiritual yang membedakan kultivator dengan orang biasa. Kekuatannya bisa digunakan untuk mengendarai pedang.]

Namun saat ini tidak ada seorang pun yang berniat mengambil kelereng itu. Pedang-pedang yang tadinya diarahkan ke sosok patung dewi itu kini telah berganti arah. Salah satu kultivator berteriak keras, "Kepung dia!" Sebagian orang menjawab ragu, tapi sebagian lainnya begitu bimbang, melangkah mundur dengan perlahan.

Kultivator itu berteriak lagi, "Kawan-kawan, kita harus mengepung dia agar tidak bisa kabur. Yang kita hadapi ini adalah Wen

Ning!" Kata-kata itu berhasil meyakinkan kerumunan. Apa bagusnya monster pemakan jiwa dibandingkan dengan Jenderal Hantu? Meskipun penyebab kemunculannya masih tidak diketahui, sudah jelas membunuh arwah pemakan jiwa tidak ada apa-apanya dengan menangkap seorang Wen Ning. Tidak mengherankan karena dia adalah anjing gila yang paling patuh pada Yiling Laozu, yang menggigit orangorang tanpa suara. Kalau Wen Ning bisa ditangkap, mereka pasti akan menjadi sangat terkenal di dunia kultivator sekaligus cepat kaya! Tujuan awal mereka mendatangi Gunung Dafan adalah untuk menambah pengalaman menangkap monster, hantu, atau arwah jahat lain. Dilihat dari teriakan mereka, sudah jelas kalau beberapa orang sepertinya tertarik. Namun, beberapa kultivator yang lebih tua mulai keringat dingin dan gelisah melihat betapa liarnya Wen Ning. Itulah mengapa kultivator tadi berteriak lagi: "Apa yang kalian takutkan? Yiling Laozu tidak ada di sini!" Setelah berpikir lagi, kata-kata itu terdengar masuk akal. Apa yang harus ditakutkan? Tuan si Wen Ning sudah tercabik-cabik hingga tak bersisa!

Sejurus kemudian, lingkaran para kultivator yang mengelilingi Wen Ning makin bertambah. Wen Ning mengibaskan lengan, membuat rantai besi yang mengikatnya melayang, membentur pedang-pedang sehingga arahnya melenceng. Dengan kilat dia menghambur maju dan menyambar leher kultivator terdekat, mengangkatnya dari tanah. Melihat itu, Wei WuXian tersadar kalau suara serulingnya terlalu tergesa-gesa dan kasar sehingga Wen Ning menganggap itu niatan untuk membunuh. Wei WuXian segera berupaya menenangkan diri dan memainkan lagu lain. Lagu itu muncul begitu saja dalam benaknya. Melodinya begitu menenangkan, jauh berbeda dari lagu sebelumnya yang mengerikan dan memekakkan telinga. Wen Ning mendengar lagu itu dan seketika membeku, perlahan menoleh ke arah sumber suara. Wei WuXian masih berdiri di tempatnya, menatap mata tanpa manik itu lekat-lekat. Setelah beberapa saat, Wen Ning melepaskan cengkeramannya dan melempar kultivator itu ke atas tanah. Dia menurunkan lengannya dan berjalan ke arah Wei WuXian dengan langkah lambat. Kepalanya tertunduk. Dan dia juga menarik rantai besi yang berat itu sehingga makin terlihat murung. Wei WuXian melangkah mundur selagi meniup seruling, membimbingnya untuk ikut. Dia berjalan mundur terus sampai beralih masuk ke hutan.

Tiba-tiba, aroma kayu cendana tertangkap indra penciumannya. Sejurus kemudian punggungnya menabrak seseorang. Suara seruling berhenti diikuti oleh rasa sakit mendadak pada pergelangan tangannya. Wei WuXian membatin, oh tidak, lalu mencoba menoleh. Tatapan Wei WuXian bertemu dengan mata Lan WangJi. Iris terangnya tampak begitu dingin. Keadaan sepertinya jadi makin gawat. Lan WangJi telah menyaksikan sendiri dia memainkan seruling untuk mengendalikan mayat. Satu tangan Lan WangJi kokoh mencengkeram pergelangan tangan Wei WuXian. Wen Ning berdiri diam enam meter dari mereka, dengan lambat mencari-cari sumber suara seruling yang tiba-tiba saja berhenti. Dari kejauhan, kobaran api dan suara manusia mulai menyeruak. Wei WuXian berpikir cepat dan memutuskan—memangnya kenapa kalau Lan WangJi melihatnya? Ada puluhan ribu orang yang bisa memainkan seruling. Juga jumlah orang yang mencoba meniru metode Yiling Laozu mengendalikan mayat bahkan bisa menyamai jumlah penduduk satu sekte. Apa pun yang terjadi, dia tidak akan mengaku!

Wei WuXian sengaja mengabaikan cengkeraman itu dan kembali mengangkat lengan untuk lanjut bermain. Kali ini tempo lagunya lebih cepat, seperti sedang memarahi. Tarikan napasnya tidak stabil dan akhir setiap nadanya pecah sehingga terdengar melengking dan kasar. Cengkeraman Lan WangJi tiba-tiba mengerat, nyaris mematahkan tangannya. Jemari Wei WuXian mengendur karena sakit dan seruling kayunya jatuh ke tanah. Untung saja perintahnya cukup jelas. Wen Ning segera mundur, menghilang tanpa suara ke arah hutan yang gelap dan muram. Wei WuXian khawatir kalau Lan WangJi akan mengejar Wen Ning jadi dia beralih mencengkeram lengannya. Tetapi Lan WangJi tidak pernah sekalipun melihat Wen Ning. Dia selalu menatap Wei WuXian. Mereka berdua saling berhadapan, saling menggenggam lengan, dan saling berpandangan. Pada saat bersamaan, Jiang Cheng datang. Sebelumnya dia mencoba menata kesabaran dan menunggu di Tapak Buddha. Namun belum sempat dia menghabiskan secangkir teh, seorang bawahan berlari dari gunung dan memberitahunya tentang betapa kuat dan kejamnya makhluk di Gunung Dafan itu.

Jiang Cheng merasa jantungnya meloncat dan serta merta dia bergegas kemari. Dia berteriak, "A-Ling!" Jin Ling nyaris kehilangan jiwanya beberapa saat lalu, tapi sekarang dia baik-baik saja. Dia masih bisa berdiri dengan benar, "Paman!" Melihat Jin Ling ternyata selamat, Jiang Cheng akhirnya bisa tenang. Tapi dia langsung mengomel marah, "Kau membawa sinyal api itu, kan?! Kau tidak tahu cara menggunakannya di saat-saat seperti ini? Kenapa berlagak sok kuat? Cepat kemari!" Jin Ling juga kesal karena tidak bisa menangkap dewi pemakan jiwa itu, "Bukankah Paman sendiri yang menyuruhku menangkapnya? Dan kalau gagal, aku tidak boleh menemuimu lagi?" Jiang Cheng benar-benar ingin menampol bocah bandel ini dengan keras sampai masuk lagi ke perut ibunya. Tetapi memang benar dia tadi bilang begitu. Dia tidak bisa menyanggah. Dia beralih memandang para kultivator yang bergeletakan di atas tanah, bermaksud menyindir, "Makhluk apa yang membikin kalian babak-belur begini?"

Di antara banyak kultivator dengan warna seragam berbeda, ada sebagian yang merupakan murid Sekte YunmengJiang yang sedang menyamar. Mereka diperintahkan Jiang Cheng untuk diam-diam membantu Jin Ling kalau-kalau dia tidak bisa mengalahkan monster buruannya. Dia benar-benar paman yang bertanggungjawab karena berbuat sampai sejauh itu. Salah satu kultivator masih belum pulih dari rasa syok, "ZoZongzhu... ada... ada Wen Ning..." Jiang Cheng mengira dirinya salah dengar, "Apa katamu?" Orang itu menjawab, "Wen Ning sudah kembali!" Seketika, rasa syok, jijik, marah, tak percaya, semua menyeruak di wajah Jiang Cheng. Setelah terdiam cukup lama, dia akhirnya membuka suara dengan pahit, "Makhluk itu sudah hancur jadi abu di depan semua orang sejak lama. Bagaimana bisa kembali?" Murid itu berkata, "Tapi tadi memang Wen Ning! Tidak salah lagi! Mata saya tidak mungkin salah lihat!" Tiba-tiba dia menuding ke sisi lain, "... Dia yang memanggil Wen Ning!" Wei WuXian masih terkunci pada Lan WangJi. Segera dia menjadi pusat perhatian semua orang. Pandangan kilat Jiang Cheng juga beralih padanya.

Sejurus kemudian, ujung bibir Jiang Cheng tertarik dan membentuk senyum menyeringai. Tangan kirinya tanpa sadar kembali menyentuh cincinnya lagi. Dia berujar lembut, "... Wah wah. Rupanya kau sudah kembali?" Dia melepas tangan kirinya dan seketika sebuah cambuk terjuntai panjang. Cambuk itu sangat ramping. Seperti namanya, ada lapisan petir ungu yang mendesis, seolah baru saja dirampas dari langit penuh awan badai. Jiang Cheng memegang satu sisinya. Saat diacungkan, cambuk itu mengeluarkan sabitan kilat layaknya petir! Wei WuXian tidak sempat mengelak, tapi Lan WangJi sudah menempatkan guqin di depannya. Satu nada dipetik pasti, seolah-olah sebuah batu menciptakan ribuan ombak di air. Suara guqin itu menghasilkan begitu banyak riak di udara, berbenturan dengan Zidian. Zidian menyusut, riak guqin membesar. Pertimbangan Jiang Cheng tentang 'jangan bertarung sembarangan dengannya' dan 'jangan bersikap tidak sopan dengan Klan Lan' seperti hilang begitu saja. Langit malam di atas Gunung Dafan sesekali berkilau cahaya ungu dan sesekali terang seperti tengah hari. Beberapa kali terdengar suara petir yang menggelegar dan petikan guqin.

Sisa kultivator di sana segera menyingkir ke jarak yang aman, berdiri diam dan menyaksikan. Mereka merasa ketakutan setengah mati sekaligus takjub. Jelas saja karena jarang sekali ada dua kultivator terkenal dari keluarga terkemuka yang saling bertarung. Itulah mengapa mereka mengharapkan pertarungannya lebih sengit dan intens. Di antara banyak pemikiran itu, ada juga yang mengharapkan hubungan Klan Lan dan Jiang runtuh sehingga akan menjadi drama yang menarik. Sementara itu, Wei WuXian sudah menunggu-nunggu kesempatan seperti ini. Dia pun segera kabur. Kerumunan itu teramat terkejut. Wei WuXian belum sekali pun tersabet cambuk karena Lan WangJi melindunginya. Jadi kalau dia mencoba kabur, itu sama saja mencari mati! Jelas saja. Seolah-olah punya mata di punggungnya, Jiang Cheng melihat Wei WuXian beranjak pergi dari daerah perlindungan Lan WangJi. Dia pun tak menyia-nyiakan kesempatannya. Dengan mencondongkan celah cambuknya, Zidian menjulur panjang serupa naga beracun. Sabetannya tepat mengenai punggung Wei WuXian! Wei WuXian nyaris terlempar jauh dari serangan cambuk itu. Kalau bukan karena keledai yang menghalanginya, dia pasti akan langsung menabrak pohon.

Namun setelah serangan itu dilancarkan, baik Lan WangJi maupun Jiang Cheng berhenti. Keduanya terpaku. Wei WuXian memijat belakang pinggangnya lalu merangkak ke arah si keledai. Dia bersembunyi di baliknya dan berteriak marah, "Hebat sekali! Kau benar-benar bisa berbuat semaumu karena berasal dari klan kuat, hm? Bahkan bisa menghajar siapa saja! Tsk, tsk, tsk!" Lan WangJi, "..." Jiang Cheng, "..." Dia merasa terkejut sekaligus kesal, "Apa yang terjadi?" Salah satu kekuatan unik Zidian adalah bisa mengusir arwah yang merasuki tubuh fisik seseorang dengan pecutannya. Tanpa terkecuali. Namun Wei WuXian masih bergerak bebas bahkan berlari setelah terkena sabetannya. Satu-satunya alasannya adalah karena dia tidak merasuki tubuh itu. Wei WuXian membatin, tentu saja Zidian tidak bisa mengusir

jiwaku. Aku tidak merasuki tubuh ini; aku dipaksa masuk! Ekspresi Jiang Cheng begitu sarat akan kebingungan saat dia bersiap memecut lagi.

Saat itu Lan JingYi tiba-tiba berteriak, "Jiang Zongzhu, bukankah ini sudah cukup? Yang Anda pakai itu Zidian!" Mustahil kalau senjata sihir dengan level setinggi Zidian bisa gagal dalam sekali pukul. Kalau tidak ada arwah yang dikeluarkan, berarti memang tidak ada arwah yang merasuki tubuh itu. Apalagi teriakan itu membuat Jiang Cheng yang selalu memperhatikan reputasi lebih dari segalanya menjadi tidak sanggup berbuat apa-apa lagi. Tetapi kalau bukan Wei WuXian, siapa lagi yang bisa memanggil dan mengendalikan Wen Ning? Jiang Cheng masih tidak bisa menerima kenyataan itu bahkan setelah memikirkannya berulang kali. Dia menuding Wei WuXian dan memberang murka, "Siapa kau?" Akhirnya, seorang penonton yang suka ikut campur ikut berkomentar. Dia berdeham, "Jiang Zongzhu, Anda mungkin tidak kenal dia karena Anda tidak suka hal-hal seperti ini. Mo XuanYu dulunya dari Sekte LanlingJin... Ehem, dia pernah menjadi murid asing di bawah Sekte Jin. Tapi karena kekuatan spiritualnya rendah dan belajarnya tidak serius, dan juga karena dia begitu... Dia melecehkan kawan sebayanya dan diusir dari Sekte LanlingJin. Saya dengar dia juga sudah jadi gila? Menurut saya barangkali dia dendam karena tidak bisa berkultivasi dengan jalan yang benar, makanya dia beralih ke jalur yang melenceng. Tidak mungkin kalau... Yiling Laozu merasuki tubuhnya."

Jiang Cheng bertanya, "Dia begitu? Apa maksudnya?" "Itu... maksudnya..." Seseorang tidak tahan terus berdiam diri, "Dia homo!" Alis Jiang Cheng berkedut. Matanya menatap Wei WuXian lebih jijik daripada sebelumnya. Ada dua lagi komentar tentang hal lain, tapi tidak ada yang berani mengucapkannya di hadapan Jiang Cheng. Yiling Laozu Wei WuXian memang terkenal buruk. Tetapi semua orang mengakui bahwa sebelum mengkhianati Sekte YunmengJiang, dia terkenal sebagai pemuda tampan dan kultivator andal yang berbakat dalam enam bidang seni. Dia menduduki rangking keempat di antara semua tuan muda dalam dunia kultivasi dan digambarkan sebagai pemuda yang periang dan bersemangat. Sementara itu, Pemimpin Sekte YunmengJiang yang bertemperamen buruk itu menempati rangking lima, di bawah Wei WuXian. Jadinya orang-orang tidak berani mengatakan hal itu di depannya.

[Enam bidang seni: Six arts, bidang seni mencakup upacara, musik, panahan, kaligrafi, matematika dan berkuda]

Wei Ying adalah lelaki sembrono dan ceroboh yang gemar menggoda perempuan cantik. Tidak ada yang tahu berapa banyak kultivator wanita yang punya masalah dengannya. Tapi sama sekali tidak ada kabar kalau dia juga tertarik dengan laki-laki. Dan dilihat dari selera Wei Ying, kalaupun dia ingin mencuri tubuh untuk membalas dendam... dia jelasnya tidak akan memilih tubuh orang gila homo yang menunggangi keledai sambil memakan buah dan mengecat wajahnya seperti hantu gantung! Seseorang lagi berbisik, "Jelas bukan dia... Permainan serulingnya juga jelek sekali... Pasti dia cuma peniru." Selama Sunshot Campaign, Yiling Laozu berdiri di medan perang dan memainkan serulingnya sepanjang malam, mengendalikan tentara hantunya seperti pasukan hidup. Dia menyapu bersih segala rintangan di hadapannya—tak peduli manusia atau dewa. Suara serulingnya seolah dimainkan oleh seorang Imortal, jelas-jelas tidak bisa dibandingkan dengan suara lenguhan mengerikan dari anak buangan Klan Jin.

[Sunshot Campaign: Kampanye memanah matahari. Perang dengan himpunan banyak sekte-sekte kultivasi untuk mengalahkan Sekte Wen]

Tidak peduli seberapa buruk watak Wei WuXian, membandingkan mereka sekaligus tetap saja sebuah penghinaan. Wei WuXian agak tersinggung... Bagaimana kalau kalian coba

bermain sedikit setelah belasan tahun tidak berlatih dan hanya memakai suling jelek dan cacat ini? Aku akan berlutut di depan kalian kalau suaranya bagus. Sebelumnya, Jiang Cheng begitu yakin kalau orang ini adalah Wei WuXian sehingga darah dalam tubuhnya mulai mendidih. Namun sekarang, Zidian jelas-jelas menunjukkan kalau dia salah. Zidian tidak pernah bohong ataupun salah. Maka dari itu, Jiang Cheng segera menenangkan diri dan berpikir, Tidak ada artinya. Aku

harus membuat alasan agar bisa membawanya ke Yunmeng dan membuatnya mengaku. Dia tidak mungkin tetap diam. Lagipula aku sudah pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya. Setelah berpikir matang-matang, Jiang Cheng memberi isyarat dengan tangannya. Para bawahannya mengerti dan mulai melangkah maju. Wei WuXian segera meloncat ke belakang Lan WangJi dengan keledainya, berteriak sambil mencengkeram dadanya, "Ah! Apa yang akan kalian lakukan padaku?" Lan WangJi meliriknya, mengabaikan tingkahnya yang teramat kurang ajar, berisik dan lebay itu.

Jiang Cheng melihat Lan WangJi tidak berniat menyingkir. Dia pun berujar, "Lan Er Gongzi, apa kau sengaja ingin menyusahkanku?" Semua orang di dunia kultivasi tahu kalau tuan muda dari Klan Jiang itu sudah gila-gilaan mencari Wei WuXian. Dia lebih memilih menangkap orang yang salah daripada melepaskan segala kemungkinan. Dia akan menangkap siapa pun yang terlihat seperti dirasuki Wei WuXian, membawanya ke Sekte YunmengJiang, lalu menyiksanya dengan kejam. Kalau dia ingin membawa seseorang, pihak seberang pun sudah pasti akan kehilangan separuh hidupnya. Lan SiZhui berkata, "Jiang Zongzhu. Buktinya sudah jelas— tubuh Mo XuanYu tidak sedang dirasuki. Kalau memang benar, buat apa Anda repot-repot berurusan dengan orang tidak penting semacam dia?" Jiang Cheng menjawab dengan nada dingin, "Lalu kenapa Lan Er Gongzi ngotot melindungi orang tidak penting itu?" Tiba-tiba Wei WuXian membuat suara seperti tawa yang ditahan. Dia berkata, "Jiang Zongzhu, umm, aku merasa keberatan kalau kau terus menggangguku seperti ini." Alis Jiang Cheng berkedut lagi. Instingnya berkata kalau orang ini tidak akan mengatakan hal menyenangkan buatnya.

Wei WuXian melanjutkan, "Kau begitu bersemangat, terima kasih. Tapi pemikiranmu agak gila. Meskipun aku tertarik dengan lakilaki, bukan berarti aku suka semua laki-laki. Apalagi mau mengikuti orang yang melambai ke arahku. Contohnya, aku tidak suka orang sepertimu." Wei WuXian sengaja membuatnya jijik. Jiang Cheng selalu benci kalau harus dibanding-bandingkan dan kalah dari orang lain, tidak peduli seberapa tidak pentingnya perbandingan itu. Kalau ada yang bilang dia tidak sebagus seseorang, Jiang Cheng akan marah dan tidak akan memikirkan hal lain sampai dia menang melawan orang itu. Sesuai dugaan, wajah Jiang Cheng menggelap, "Oh, benarkah? Kalau begitu, tipe seperti apa yang kausukai?" Wei WuXian menjawab, "Tipe seperti apa? Umm, aku sangat menyukai tipe orang seperti HanGuang-Jun." Lan WangJi sudah pasti tidak bisa menoleransi lelucon bodoh dan sembrono semacam ini. Kalau dia merasa jijik, dia pasti akan menjaga jarak darinya. Membuat jijik dua orang sekaligus—seperti sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui! Namun, saat Lan WangJi mendengar itu, dia menoleh ke arahnya.

Wajahnya tak berubah, "Camkan perkataanmu." Wei WuXian, "Hmm?" Lan WangJi menoleh lagi, bicara dengan sopan namun penuh keyakinan, "Aku akan membawa orang ini kembali ke Sekte Lan." Wei WuXian, "..." Wei WuXian, "... Huh?"

THE GRANDMASTER OF DEMONIC CULTIVATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang