(42) RERUMPUTAN #10

1.5K 153 3
                                    

PEDANG Lan WangJi membelah dada Xue Yang. Bichen tidak hanya membuatnya berdarah-darah, tapi juga ikut melepas kantung pemerangkap arwah yang tersembunyi di kelepaknya. Meskipun begitu, Wei WuXian tidak bisa melihat apa yang sedang terjadi, "Xue Yang! Kau ingin dia mengembalikan apa? Shuanghua? Sejak awal Shuanghua bukan pedangmu, jadi kenapa kau bilang 'kembalikan'? Kau tidak punya malu?" Xue Yang tertawa keras, "Senior Wei, kau benar-benar tidak mau mengasihaniku, ya?" Wei WuXian, "Tertawalah. Ayo. Kau tertawa sampai mati pun tidak akan bisa menyatukan jiwa Xiao XingChen lagi. Dia jijik padamu, tapi kau masih saja ingin menyeretnya ke permainanmu." Xue Yang tiba-tiba berteriak, "Siapa yang ingin bermain-main dengannya?!" Wei WuXian, "Lalu kenapa kau sampai berlutut dan memohon agar aku membantumu menyatukan jiwanya lagi?" Tentu saja orang dengan indra setajam Xue Yang akan menyadari kalau Wei WuXian sengaja mengalihkan perhatiannya. Pertama dengan membuatnya marah. Kedua dengan membuatnya melantangkan suara

supaya Lan WangJi bisa tahu lokasinya untuk diserang. Meski menyadari itu, Xue Yang tetap saja menjawab. Dia berujar kejam, "Kenapa aku melakukannya? Hah! Mana mungkin kau tidak tahu? Aku ingin mengubahnya menjadi mayat ganas yang bisa kukendalikan! Bukankah dia ingin jadi orang suci? Makanya aku ingin membuatnya tidak pernah berhenti membunuh supaya dia tidak pernah tenang!" Wei WuXian, "Hmm? Kau membencinya sampai sebesar itu? Lalu kenapa kau membunuh Chang Ping?" Xue Yang menyeringai, "Kenapa aku membunuh Chang Ping? Memangnya itu perlu ditanyakan lagi, Yiling Laozu?! Aku kan sudah bilang! Aku akan membunuh seluruh Klan YueyangChang, bahkan anjing pun tidak akan kulewatkan!" Semakin lama dia bicara, semakin dia menunjukkan di mana keberadaannya. Suara bilah pedang membelah daging terdengar lagi, tapi toleransi Xue Yang akan rasa sakit ternyata jauh melebihi kebanyakan orang. Wei WuXian sudah melihat sendiri selama Empati bagaimana dia masih bisa tertawa tanpa dosa walaupun perutnya baru saja ditikam. Wei WuXian meneruskan, "Itu alasan yang bagus sekali. Sayang sekali penempatan waktunya janggal. Orang sepertimu yang suka membalas dendam atas masalah sekecil apa pun dan membunuh dengan begitu kejam tidak akan menunggu sampai bertahun-tahun untuk membantai satu klan, kan? Kau tahu sendiri alasanmu membunuh Chang Ping."

Xue Yang, "Kalau begitu beritahu aku. Apa yang aku tahu? Apa yang aku tahu?!" Dia meneriakkan kalimat terakhirnya. Wei WuXian bertanya lagi, "Kau tidak hanya membunuhnya. Kenapa kau harus menggunakan lingchi—penyiksaan yang melambangkan 'hukuman' itu? Kalau kau ingin membalaskan dendammu sendiri, kenapa harus memakai Shuanghua, bukannya pedangmu Jangzai? Kenapa harus mencongkel matanya dan membuatnya seperti Xiao XingChen?" Xue Yang memekik keras, "Omong kosong! Itu semua omong kosong! Yang kulakukan adalah balas dendam—buat apa aku membiarkannya mati dengan damai?!" Wei WuXian, "Kau memang membalas dendam, tapi sebenarnya dendam siapa yang kaubalaskan? Lucu sekali. Kalau ingin membalas dendam, yang harusnya dieksekusi dengan lingchi adalah dirimu sendiri!" Terdengar dua sabitan tajam dari udara yang terbelah. Wei WuXian sama sekali tidak menarik diri. Wen Ning melaju ke depannya dan menangkap dua paku yang memantulkan sinar hitam nan kejam. Xue Yang tertawa mengerikan seperti burung hantu yang sedang memekik. Namun tiba-tiba saja suara tawanya hilang, dia terbungkam. Xue Yang berhenti mengurusi Wei WuXian dan kembali bertarung dengan Lan WangJi di tengah pekatnya kabut.

Wei WuXian merenung dalam diam, Bocah berandalan itu ternyata

punya daya hidup yang kuat. Seakan-akan dia tidak bisa merasa sakit sama sekali dan tetap tenang walaupun sedang terluka. Kalau saja dia bicara sedikit lagi dan Lan Zhan menusuknya beberapa kali lagi. Aku yakin dia tidak akan bisa melompat-lompat lagi setelah kaki dan tangannya terpotong. Yah, sayang sekali, dia tidak lagi terpancing. Tiba-tiba terdengar serangkaian ketukan dari dalam kabut. Wei WuXian berpikir cepat dan berteriak, "Lan Zhan, seranglah ke asal suara ketukan tongkat itu!" Lan WangJi langsung menyerbu. Xue Yang menahan rintihan teredam. Sesaat kemudian, tongkat bambu terdengar lagi di tempat beberapa meter jauhnya! Lan WangJi terus menyerang ke sumber suara. Xue Yang mengancam, "Gadis Buta, kau tidak takut kuhancurkan hingga berkeping-keping karena mengikutiku begini?" Semenjak dibunuh Xue Yang, A-Qing selalu bersembunyi agar tidak bisa ditemukan. Namun karena suatu alasan, Xue Yang tidak terlalu peduli pada hantu itu, seolah dia merasa kalau A-Qing terlalu lemah sehingga tidak akan berbahaya. Namun kini, A-Qing mengikuti Xue Yang seperti bayangannya, mengetuk tongkat bambu dan mengungkap lokasi itu sehingga Lan WangJi bisa menyerang dengan akurat!

Pergerakan Xue Yang teramat gesit. Tiba-tiba saja dia muncul di tempat lain. Saat masih hidup dulu, A-Qing juga seorang pelari yang cepat. Kini sebagai hantu, dia bisa menempel pada Xue Yang layaknya kutukan. Dia mengetuk tongkatnya ke tanah secepat mungkin. Suara ketukan itu terdengar dekat dan jauh, kiri dan kanan, depan dan belakang. Mustahil dihindari. Begitu suara itu terdengar, bilah pedang Bichen langsung mengikuti! Sejak awal, pergerakan Xue Yang dalam kabut seperti ikan dalam air. Dia bisa bersembunyi sekaligus menyerang sesukanya. Namun kini, dia harus membagi perhatiannya untuk membereskan A-Qing. Sambil mengumpat, dia segera melempar secarik jimat ke belakangnya. Seketika, mengikuti jeritan mengerikan A-Qing, Bichen menghunus dada Xue Yang! Hantu A-Qing telah dilenyapkan oleh jimat Xue Yang dan suara ketukan itu pun hilang. Namun serangan Bichen begitu mematikan. Xue Yang tidak bisa bergerak gesit seperti sebelumnya! Ada suara orang terbatuk darah di tengah kabut. Wei WuXian melempar kantung pemerangkap arwah untuk menyelamatkan jiwa AQing. Xue Yang melangkah berat, kemudian langsung menyerbu maju. Tangannya terulur sambil menggeram, "Berikan padaku!" Kilatan biru Bichen membelah udara. Lan WangJi memotong bersih salah satu lengan Xue Yang. Darah muncrat seketika. Di depan Wei WuXian, ada satu area dalam kabut putih yang sudah berlumuran merah. Bau darah begitu melimpah, bahkan sekali tarikan napas dapat

membawa aroma yang berkarat dan basah. Namun dia sama sekali tidak peduli. Dia hanya fokus mencari dan mengumpulkan jiwa A-Qing yang sudah tercerai-berai. Di sisi lain, meskipun Xue Yang tidak membuat suara sedikit pun, tetap ada suara berat dari lutut yang ambruk ke tanah. Sepertinya dia sudah kehabisan terlalu banyak darah dan akhirnya jatuh, tak bisa bergerak lagi. Lan WangJi kembali memanggil Bichen. Serangan selanjutnya adalah dengan memenggal kepala Xue Yang! Namun tiba-tiba muncul kobaran api biru dari selubung kabut. Itu adalah api dari Jimat Teleportasi! Wei WuXian menyadari situasinya tidaklah bagus. Dia menyerbu maju tanpa peduli bahaya di balik kabut. Lalu dia hampir tersandung. Tempat itu memiliki bau anyir darah paling pekat, tanahnya masih tertutupi bercak-bercak darah yang masih basah, dengan lengan terpotong Xue Yang tergeletak di sana. Namun Xue Yang sudah hilang. Lan WangJi melangkah maju. Wei WuXian bertanya, "Si Penggali Kubur?" Organ vital Xue Yang sudah dilukai Bichen dan dia juga kehilangan satu lengannya. Dilihat dari banyaknya darah yang tumpah, Xue Yang

pasti akan mati. Mustahil kalau dia masih punya cukup tenaga dan energi spiritual untuk menggunakan jimat teleportasi. Lan WangJi mengangguk sedikit, "Aku menyerang si penggali kubur tiga kali. Dia hampir berhasil ditangkap, tapi segerombolan mayat berjalan menyerang dan memberinya kesempatan untuk kabur." Wei WuXian berujar dengan ekspresi serius, "Meski sedang terluka, si penggali kubur itu tetap membawa mayat Xue Yang walau harus mengorbankan banyak energi spiritual. Barangkali dia tahu siapa Xue Yang dan apa yang bisa dia lakukan. Membawa kabur mayat Xue Yang... mungkin untuk mengecek dia membawa Yin Hufu atau tidak." Menurut rumor: setelah Xue Yang 'dilenyapkan' oleh Jin GuangYao, Yin Hufu ikut hilang.Namun dilihat dari situasi sekarang ini, sangat mungkin apabila Yin Hufu masih ada bersamanya. Ada puluhan ribu mayat berjalan, bahkan juga mayat ganas, yang berkumpul di Kota Yi. Jumlah sebanyak itu akan teramat sulit dikendalikan hanya dengan bubuk mayat beracun dan paku di tengkorak. Hanya Yin Hufu yang bisa menjelaskan bagaimana Xue Yang berhasil mengendalikan mereka seenaknya. Orang selicik dan penuh curiga sepertinya tidak akan menyimpan Yin Hufu di tempat yang tidak bisa mereka lihat. Dia baru akan merasa aman kalau membawanya sepanjang waktu. Saat penggali kubur itu membawa kabur mayatnya, dia juga turut membawa kabur Yin Hufu.

Ini sama sekali bukan masalah sepele. Suara Wei WuXian menegang, "Karena keadaannya sudah jadi begini, kita hanya bisa berharap ada batasan kekuatan Yin Hufu yang diperbaiki Xue Yang." Tiba-tiba Lan WangJi melemparkan sesuatu padanya. Wei WuXian menangkapnya dengan sempurna, "Apa ini?" Lan WangJi, "Lengan kanan." Yang dia lempar adalah sebuah kantung qiankun yang baru. Wei WuXian akhirnya teringat alasan awal mereka datang ke Kota Yi ini. Wajahnya langsung berbinar cerah, "Lengan kanan kawan baik kita?" Lan WangJi, "Mnn." Meskipun dihalangi si penggali kubur, segerombolan mayat berjalan, dan pekatnya kabut, Lan WangJi tetap berhasil menemukan keberadaan lengan kanan mayat itu. Wei WuXian merasa lebih dari sekadar puas. Dia memuji, "Kau memang hebat, HanGuang-Jun! Sekarang kita sudah selangkah di depan mereka lagi. Sayang sekali ini bukan kepalanya. Aku ingin lihat seperti apa rupa kawan baik kita. Yah, kita akan segera tahu... Di mana Song Lan?" Setelah mayat Xue Yang menghilang, sirkulasi kabut kian bergerak cepat, menipis dan membuat sekeliling menjadi lebih mudah dilihat. Karena ini, Wei WuXian tiba-tiba menyadari kalau Song Lan sudah

hilang. Di tempat mereka tadi hanya ada Wen Ning yang masih berjongkok di tanah, menatap mereka dengan hampa. Lan WangJi menyentuh Bichen yang sudah ditarik. Wei WuXian menghentikannya, "Tidak apa-apa. Tidak perlu waspada. Song Lan, atau mayat ganas yang tadi itu, barangkali sudah tidak punya niatan membunuh lagi. Kalau tidak, Wen Ning pasti akan memperingatkan kita. Mungkin dia sudah sadar lagi dan pergi sendiri." Dia bersiul ringan, lalu Wen Ning bangkit berdiri dan melangkah pergi. Sosoknya menghilang dalam lingkupan kabut. Suara rantai yang terseret di tanah perlahan memudar oleh jarak. Lan WangJi tidak bicara lagi, hanya berpaling ke Wei WuXian, "Ayo pergi." Begitu mereka hendak pergi, tiba-tiba Wei WuXian berhenti, "Tunggu." Ada sesuatu yang bersimbah darah tergeletak di atas tanah. Itu adalah lengan kiri yang terpotong. Keempat jarinya mengepal erat. Ada satu jari yang hilang. Kepalan tangan itu begitu erat. Wei WuXian berjongkok. Dia harus mengerahkan seluruh tenaganya supaya jari-jari itu bisa terbuka satu persatu. Setelah semuanya terbuka, Wei WuXian menemukan ada sekeping permen kecil.

Permen itu sudah berwarna kehitaman. Jelasnya tidak layak lagi dimakan. Permen itu dicengkeram begitu kuat hingga nyaris remuk. Wei WuXian dan Lan WangJi kembali ke rumah peti. Pintunya terbuka. Dugaannya benar; Song Lan sedang berdiri di samping peti Xiao XingChen terbaring, memandanginya dengan kepala menunduk. Semua murid sudah menarik pedang, berkerumunan di pinggir ruangan, menatap siaga pada mayat ganas yang tadi menyerang mereka. Melihat Wei WuXian dan Lan WangJi akhirnya kembali, mereka pun tampak seperti sudah terselamatkan. Namun tidak ada yang berani membuat suara apa pun karena takut membuat marah Song Lan. Wei WuXian melangkah masuk ke rumah peti dan memperkenalkan Lan WangJi, "Ini Song Lan, Song ZiChen Daozhang." Song Lan berdiri di sebelah peti, mengangkat kepala dan menatap ke mereka. Lan WangJi mengangkat keliman jubahnya dan melompati ambang pintu yang tinggi dengan elegan, kemudian dia mengangguk. Song Lan sudah memiliki kesadaran lagi sehingga pupil matanya kembali. Sepasang mata hitam cemerlang itu menatap mereka balik. Dalam sepasang mata yang awalnya milik Xiao XingChen itu, tersimpan kesedihan yang begitu mendalam dan tak terlukiskan.

Tanpa perlu bertanya lagi, Wei WuXian sudah tahu. Selama Xue Yang mengubahnya menjadi mayat ganas dan mengendalikannya, Song Lan ikut melihat dan mengingat segalanya. Tidak peduli seperti apa mereka bertanya, sebanyak apa mereka bicara, itu semua hanya akan menambah luka dan putus asa. Sesaat penuh kesunyian, Wei WuXian mengeluarkan dua kantung kecil pemerangkap arwah, lalu menyerahkannya ke Song Lan, "Xiao XingChen Daozhang dan Nona A-Qing." Meskipun A-Qing sangat takut pada Xue Yang, dia masih berani menempel di belakang pembunuhnya itu, mencegahnya menghindar atau kabur sampai akhirnya, jantung Xue Yang tertusuk Bichen seperti yang pantas dia dapatkan. Hanya dengan satu tamparan jimat, dia nyaris lenyap. Wei WuXian hanya bisa menyelamatkan beberapa fragmen jiwanya setelah mencari dan menggabungkan sebanyak yang dia bisa. Namun kini, jiwanya juga sama terberainya, seperti jiwa Xiao XingChen. Dua potongan jiwa lemah, masing-masing bersemayam dalam kantung pemerangkap arwah. Dengan tangan gemetaran, Song Lan menerimanya dan menggenggamnya erat. Dia bahkan tidak berani menyangking dengan tali kantungnya, takut membuat isi kantung itu terguncang. Wei WuXian bertanya, "Song Daozhang, jenazah Xiao XingChen Daozhang akan kauapakan?"

Dengan satu tangan berhati-hati menangkup kedua kantung itu, Song Lan menarik Fuxue dengan tangan lainnya dan menuliskan dua kalimat di atas tanah, "Mengkremasi jenazahnya. Menjaga jiwanya." Jiwa Xiao XingChen sudah tercerai-berai sehingga tidak mungkin akan kembali ke tubuhnya, sehingga bukan ide buruk jika jenazahnya dikremasi. Setelah badannya hilang dan hanya menyisakan jiwa murni yang dijaga dengan baik, mungkin suatu saat nanti jiwanya akan kembali. Wei WuXian mengangguk, "Apa yang akan kaulakukan setelah ini?" Song Lan, "Menjelajahi dunia dengan Shuanghua. Melenyapkan makhluk ganas bersama XingChen." Jeda sebentar, "Saat dia bangun, mengatakan maaf, kau tidak bersalah." Itu adalah kalimat yang tidak sempat dia ucapkan ke Xiao XingChen sebelum mati. Kabut Kota Yi perlahan memudar. Pemandangan di jalanan dan persimpangan semakin jelas. Lan WangJi dan Wei WuXian membimbing para murid untuk keluar dari kota itu. Dan di depan gerbang kota, Song Lan berpisah dengan mereka. Dia masih mengenakan jubah kultivasi berwarna gelap. Berdiri sendirian, membawa dua pedang, Shuanghua dan Fuxue, dan membawa dua jiwa, Xiao XingChen dan A-Qing. Dia melangkah ke jalan lain. Jalan yang tidak mengarah ke Kota Yi.

Lan SiZhui memandang sosoknya yang melangkah jauh, 'Xiao XingChen, rembulan terang dan angin sejuk; Song ZiChen, salju jauh dan angin dingin'... Aku penasaran apa mereka bisa bertemu lagi suatu saat nanti." Wei WuXian menapaki jalanan yang ditumbuhi rerumputan. Mendadak dia melihat sepetak rumput dan merenung, Dulu, di sinilah

Xiao XingChen dan A-Qing membawa pulang Xue Yang. Lan JingYi, "Sekarang kau harusnya memberitahu kami apa yang sebenarnya kaulihat selama Empati. Kenapa orang itu ternyata Xue Yang? Kenapa dia berpura-pura jadi Xiao XingChen?" "Dan kenapa ada Jenderal Hantu? Ke mana perginya dia? Kenapa dia tidak kelihatan lagi? Apa dia masih di Kota Yi? Kenapa dia bisa muncul mendadak?" Wei WuXian berpura-pura tidak mendengar serangkaian pertanyaan kedua, "Yah, ceritanya sangat rumit..." Setelah Wei WuXian selesai bercerita, semua orang begitu depresi sampai tidak ada yang ingat Jenderal Hantu lagi. Lan JingYi yang pertama menangis, "Kenapa hal seperti itu bisa terjadi?!"

Jin Ling memberang, "Xue Yang itu benar-benar brengsek! Mati saja tidak cukup! Kalau ada Peri di sini, aku pasti akan mencabik-cabik dia sampai mati!" Wei WuXian sangat ketakutan. Kalau ada Peri di sini, bahkan sebelum Xue Yang mati pun dirinya akan lebih dulu mati ketakutan. Pemuda yang memuji A-Qing lewat celah pintu mengentakkan kakinya, "Nona A-Qing, oh, Nona A-Qing!" Lan JingYi-lah yang menangis paling keras. Dia terlihat sangat jelek, tapi kali ini tidak ada yang memperingatkannya untuk memelankan suara karena mata Lan SiZhui juga memerah. Untung saja Lan WangJi tidak membungkam mereka semua. Di sela tangisan dan hidung meler, Lan JingYi memberi usul, "Ayo kita bakar uang kertas untuk Xiao XingChen Daozhang dan Nona A-Qing. Ada desa di depan jalan bercabang itu, kan? Ayo beli sesuatu dan mendoakan mereka." Semuanya setuju, "Ayo, ayo!" Sambil bicara, mereka sampai di desa itu. Lan JingYi dan Lan SiZhui bergegas mengeluyur masuk ke dalam kedai dan membawa beberapa batang dupa, lilin, dan kertas uang secara asal. Mereka berpindah ke pinggir jalan dan mulai membangun sesuatu yang mirip tungku dengan menggunakan batu dan bata. Para pemuda itu berjongkok mengelilinginya dan mulai membakar uang kertas, bergumam sembari mengipasi api. Suasana hati Wei WuXian juga

sedang tidak bagus. Dia tidak membuat lelucon sama sekali saat di jalan tadi. Namun saat melihat adegan itu, dia tidak sanggup menahannya lagi. Dia berpaling ke Lan WangJi, "HanGuang-Jun, lihat apa yang sedang mereka lakukan di depan pintu rumah orang. Kau tidak mau menghentikan mereka?" Lan WangJi menjawab dengan nada tak tertarik, "Kau bisa menghentikan mereka." Wei WuXian, "Baiklah. Akan kudisiplinkan mereka untukmu." Kemudian dia menghampiri para pemuda itu, "Aku sedang tidak salah lihat, kan? Kalian ini berasal dari sekte terkemuka. Orangtua dan kerabat kalian pasti sudah mengajarkan kalau orang mati tidak bisa menerima uang kertas, kan? Buat apa orang mati perlu uang? Mereka tidak bisa menerimanya. Dan sekarang kalian di depan pintu rumah orang. Kalau kalian membakarnya di sini..." Lan JingYi mengusirnya, "Syuuh, syuuh. Kau menghalangi angin. Aku tidak bisa membakarnya lagi nih. Kau kan tidak pernah mati, jadi mana mungkin kau tahu kalau orang mati menerima uang kertas atau tidak?" Seorang pemuda dengan wajah dipenuhi air mata dan abu menoleh padanya dan ikut setuju, "Itu benar. Dari mana kau tahu? Bagaimana kalau mereka ternyata memang bisa menerimanya?"

Wei WuXian bergumam, "Dari mana aku tahu?" Tentu saja dia tahu! Selama belasan tahun dia mati, tidak sekali pun dia pernah menerima uang kertas! Lan JingYi sekali lagi menusuk pisau ke jantung Wei WuXian, "Kalau kau tidak bisa menerimanya, barangkali karena tidak ada yang membakarnya untukmu." Wei WuXian merenung dalam diam, Bagaimana

bisa? Memangnya aku sepecundang itu? Apa memang tidak ada satu pun yang membakar uang kertas untukku? Apa karena tidak ada yang membakarnya jadi aku tidak menerima satu pun? Semakin dipikir, semakin mustahil rasanya. Wei WuXian berpaling dan berbisik ke Lan WangJi, "HanGuang-Jun, apa kau pernah membakar uang kertas untukku? Setidaknya pernah, kan?" Lan WangJi meliriknya. Dia menunduk, membersihkan abu yang menempel di bagian bawah lengan baju, lalu menatap kejauhan dalam diam—tanpa memberikan jawaban. Wei WuXian melihat wajah tenang itu dan berpikir, Yang benar

saja! Dia benar-benar tidak pernah membakar uang kertas sekali pun?!

Mendadak ada penduduk yang mendekat dengan busur panah di punggungnya. Dia tampak agak jengkel, "Kenapa kalian membakar itu di sini? Ini depan rumahku! Kalian membawa sial!" Para pemuda itu belum pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya dan tidak tahu kalau membakar uang kertas di depan rumah orang bermakna buruk. Mereka semua meminta maaf. Lan SiZhui buruburu mengusap wajahnya, "Apa rumah Anda di sebelah sana?" Si penduduk, "Hei bocah, hati-hati kalau bicara. Keluargaku sudah tinggal di sini selama tiga generasi. Bagaimana mungkin kau tahu apaapa soal rumahku?" Mendengar nada suara itu membuat Jin Ling marah. Dia langsung berdiri, "Berani-beraninya kau bicara pada kami seperti itu?" Wei WuXian menahannya. Lan SiZhui melanjutkan, "Saya mengerti sekarang. Maaf. Saya tidak bermaksud apa-apa. Hanya saja, kami melihat pemburu lain saat melewati rumah ini tadi. Jadinya kami bingung." Penduduk itu kebingungan, "Pemburu lain? Apa maksudmu?" Dia menunjuk tiga jarinya, "Rumah ini diturunkan langsung melalui tiga generasi. Hanya ada aku, tidak ada saudara laki-laki lainnya! Ayahku sudah meninggal sejak lama dan aku belum menikah, apalagi punya anak. Mana ada pemburu lain di sini?"

Lan JingYi, "Tapi kemarin memang ada!" Dia berdiri juga, "Dia memakai pakaian berlapis-lapis dan topi lebar, berdiri di depan pekaranganmu sambil memperbaiki busur dan anak panah. Dia kelihatan seperti akan pergi berburu. Kami menanyakan arah padanya. Dialah yang mengarahkan kami ke Kota Yi!" Penduduk itu meludah, "Omong kosong! Kalian benar-benar melihat dia di pekaranganku? Tidak ada orang seperti itu di rumahku! Bahkan hantu saja bisa menghabisi manusia di tempat seperti Kota Yi. Dia mengarahkan kalian ke sana? Sama saja dia ingin membunuh kalian! Yang kalian lihat tadi sudah pasti hantu!" Dia meludah dua kali untuk melampiaskan amarahnya, lalu menggeleng dan berbalik pergi. Para pemuda itu saling tatap. Lan JingYi masih menggerutu, "Tapi memang benar ada yang duduk di sini. Aku ingat jelas..." Wei WuXian mengucapkan beberapa hal ke Lan WangJi. Kemudian dia berbalik, "Kalian mengerti sekarang? Ada yang sengaja menuntun kalian ke Kota Yi. Pemburu yang mengarahkan kalian itu bukanlah penduduk desa ini. Dia menyamar dengan niat jahat." Jin Ling, "Apa dia orang yang mengarahkan kami dengan bangkai kucing? Apa pemburu gadungan itu yang melakukan semuanya?" Wei WuXian, "Kemungkinan besar begitu."

Lan SiZhui penasaran, "Kenapa dia bersusah payah mengarahkan kami ke Kota Yi?" Wei WuXian, "Kita masih belum tahu. Tapi setelah ini berhatihatilah. Kalau kalian menemui kejadian aneh seperti ini lagi, jangan memburunya sendiri. Pertama, beritahu sektemu dan telusuri bersama dengan banyak orang. Kalau bukan karena HanGuang-Jun kebetulan juga berada di Kota Yi, kalian pasti sudah mati." Membayangkan apa yang akan terjadi kalau mereka terjebak di Kota Yi, kebanyakan dari mereka pun bergidik ngeri. Tidak peduli apakah mereka berakhir dikerumuni segerombolan mayat berjalan atau berhadapan dengan si iblis Xue Yang, keadaannya pasti akan sangat mengerikan. Mereka berjalan bersama cukup lama. Saat langit hampir gelap, Lan WangJi dan Wei WuXian akhirnya sampai di kota tempat anjing dan keledai itu berada. Kota itu tidak hanya penuh gemerlap, tetapi juga penuh suara percakapan manusia. Para murid itu bersorak karena akhirnya sampai di peradaban manusia. Wei WuXian mengulurkan lengannya ke arah keledai itu dan berteriak, "Apel Kecil!" Apel Kecil mendengking marah. Tiba-tiba Wei WuXian mendengar gonggongan anjing. Dia buru-buru bersembunyi di belakang Lan

WangJi. Peri mengeluyur mendekat. Anjing dan keledai itu berdiri di sisi berlawanan dan saling menggeram. Lan WangJi, "Ikat mereka. Sekarang saatnya makan." Lan WangJi menyeret Wei WuXian yang nyaris menempel erat di punggungnya. Dia melangkah ke lantai dua, mengikuti seorang pelayan teh. Jin Ling dan yang lainnya ingin ikut, tapi Lan WangJi berbalik dan melirik mereka aneh. Lan SiZhui tiba-tiba memberitahu yang lain, "Ruangan senior dan junior harus terpisah. Kita bisa tinggal di lantai satu." Lan WangJi mengangguk dan kembali menaiki tangga, wajahnya datar seperti biasa. Jin Ling berdiri di tangga dengan ragu, tidak yakin ingin naik atau turun. Wei WuXian berbalik dan menyeringai, "Orang dewasa dan anak-anak harus dipisah. Sebaiknya kau tidak lihat apa yang akan terjadi nanti." Bibir Jin Ling berkedut, "Siapa juga yang mau lihat!" Lan WangJi berpesan pada pelayan untuk menyiapkan satu meja di lantai bawah untuk para murid dan satu ruangan pribadi di lantai dua untuk dirinya dan Wei WuXian. Mereka berdua duduk berhadapan. Wei WuXian, "HanGuang-Jun, dengarkan aku. Tolong jangan biarkan sektemu menyelesaikan masalah di Kota Yi sendirian. Kota itu kota yang besar. Kau akan memerlukan banyak hal untuk bisa membereskannya. Itu cukup sulit. Lagipula Shuzhong tidak berada di

bawah pemerintahan Sekte GusuLan. Perhatikan murid-murid di lantai bawah dan lihat dari sekte mana saja mereka berasal. Gabungkan sekte mereka. Mereka harus ikut membantumu." Lan WangJi, "Akan kupertimbangkan." Wei WuXian, "Iya, tolong pertimbangkan. Semua orang selalu suka memperebutkan buruan dan mengesampingkan tanggung jawab. Kalau sektemu dimanfaatkan, mereka mungkin tidak akan merasa bersyukur atau mengerti alasanmu melakukannya. Kalau hal seperti itu terus terjadi, mereka akan terus memanfaatkanmu dan beranggapan kalau sektemu selalu mengurusi hal-hal seperti itu. Dunia ini memang seperti itu." Jeda sebentar sebelum dia meneruskan, "Tapi kalau dilihat lagi, mereka benar-benar tidak beruntung. Kota Yi terlalu terpencil dan tidak ada menara pengawas sama sekali di sekitar sini. Kalau tidak, Jin Ling, SiZhui dan yang lainnya tidak akan kebetulan masuk ke situ. Jiwa Nona A-Qing dan Xiao XingChen Daozhang juga akan tetap tersembunyi selama bertahun-tahun ke depan." Ada begitu banyak sekte kultivasi sebanyak gugusan bintang di langit malam, tidak peduli seberapa besar atau kecilnya mereka. Kebanyakan berkediaman di kota-kota maju dengan akses yang mudah atau tanah spiritual dengan pemandangan menakjubkan. Kebanyakan tidak ingin ditempatkan di suatu tempat terpencil. Bahkan kultivatorkultivator tunggal juga jarang berkelana ke tempat seperti itu. Maka dari itu, saat ada tempat terpencil yang dihantui makhluk jahat,

penduduknya akan menderita dalam diam, tidak bisa mencari pertolongan di mana pun. Saat pemimpin sekte LanlingJin yang sebelumnya—Jin GuangShan—masih hidup, Jin GuangYao sudah pernah mengungkit hal seperti ini. Namun biayanya sangat tinggi dan Jin GuangShan juga tidak terlalu antusias soal itu. Apalagi dulu kepemimpinan Sekte LanlingJin tidaklah sekuat sekarang, jadi perkara itu tidak dianggap penting. Setelah Jin GuangYao secara resmi mewarisi posisi sebagai Pemimpin Sekte dan menjadi Kepala Kultivator, dia segera mengumpulkan orang dan sumber daya dari berbagai sekte dan mulai menjalankan impian lamanya. Awalnya suara oposisi begitu membahana. Banyak orang yang curiga kalau Sekte LanlingJin sengaja melakukan ini untuk mendapat keuntungan sendiri. Dengan wajah tersenyum, Jin GuangYao tetap bertahan selama lima tahun. Selama itu dia bersekutu dan berseteru dengan begitu banyak orang. Dia menggunakan cara lembut dan kasar, dan melakukan sebisanya hingga harapannya akhirnya terwujud. Lebih dari seribu dua ratus 'menara pengawas' telah dibangun. 'Menara-menara pengawas' itu terpencar di berbagai tempat terpencil. Setiap menara berada di bawah pengawasan murid-murid dari sekte tertentu. Kalau ada hal aneh yang terjadi, mereka bisa langsung mengambil tindakan. Apabila mereka tidak sanggup menghadapinya, mereka akan mengirim pesan ke sekte lain atau ke kultivator tunggal untuk meminta pertolongan. Bahkan kalau kultivator yang datang mengharapkan imbalan sementara penduduknya terlalu miskin, uang

yang dikumpulkan Sekte LanlingJin sepanjang tahun sudah lebih dari cukup untuk menyokong mereka. Semua ini terjadi setelah kematian Yiling Laozu. Wei WuXian hanya mendengar sekilas dari Lan WangJi saat mereka melewati beberapa menara pengawas selama perjalanan. Menurut rumor, Jinlin Tai berencana ingin membangun menara-menara pengawas gelombang selanjutnya dan menambahnya menjadi tiga ribu agar bisa menjangkau area yang lebih luas. Meskipun menara yang sudah dibangun menerima kesan baik karena pencapaiannya, masih tetap ada kecurigaan dan ejekan yang tidak pernah padam. Saat waktunya tiba, dunia kultivasi akan kembali dijungkirbalikkan. Tidak lama berselang, makanan dan minuman akhirnya datang. Wei WuXian melirik meja, berlagak seolah tidak sengaja. Hampir semua makanannya berwarna merah. Dia memperhatikan sumpit Lan WangJi dan menyadari kalau lelaki itu menikmati kebanyakan makanan yang lebih ringan—jarang mengambil yang berwarna merah terang. Bahkan saat melakukannya pun ekspresinya tetap sama. Wei WuXian merasa ada sesuatu yang bergetar di hatinya. Lan WangJi menyadari lirikannya dan bertanya, "Ada apa?" Perlahan, Wei WuXian menuangkan secangkir arak untuk dirinya sendiri, "Aku ingin kau menemaniku minum."

THE GRANDMASTER OF DEMONIC CULTIVATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang