(30) EMBUN #3

2.3K 181 2
                                    

SUATU hari, pemimpin Klan YueyangChang melakukan perburuan malam bersama beberapa anggota keluarganya selama setengah bulan. Tengah malam mereka menerima kabar buruk itu dan bergegas pulang. Setelah masa berkabung usai, mereka akhirnya mendapati bahwa ada seseorang yang sengaja menghancurkan selubung pelindung klan itu dan memasukkan banyak makhluk ganas yang kuat ke dalam sana. Selain dari itu, mereka tidak tahu apa-apa. Kebanyakan kasus yang menimpa klan kecil tidak akan jadi perhatian banyak orang. Namun kali ini situasinya berbeda. Sunshot Campaign sudah lama selesai dan pengepungan Bukit Luanzang juga baru berakhir. Sekilas semuanya terlihat tenang dan stabil. Maka dari itu, dunia kultivasi langsung gempar oleh tragedi itu. Bahkan beberapa orang sengaja melebih-lebihkan dan mengaitkannya dengan pembalasan dendam Yiling Laozu, Wei WuXian, yang bangkit kembali. Namun tidak ada cukup bukti, jadi mustahil menemukan siapa pembunuh yang sebenarnya. Tentu saja Xiao XingChen tidak akan tinggal diam. Dia mengajukan diri untuk bertanggung jawab menyelidiki kejadian itu demi Chang Ping. Sebulan kemudian, pembunuhnya akhirnya terungkap.

Nama pembunuh adalah Xue Yang. Si pembunuh ternyata lebih muda dari Xiao XingChen, tidak lebih dari seorang bocah ingusan. Meskipun begitu, Xue Yang tidak menyembunyikan kebengisannya kendati masih berumur muda. Sejak lima belas tahun, dia sudah menjadi berandalan di daerah Kuizhou— terkenal luas karena senyum lebar, kepribadian tak manusiawi, dan wataknya yang kejam. Ekspresi semua orang akan berubah setiap kali namanya disebut-sebut. Banyak yang bilang selama hidup di jalanan sejak kecil, dia sudah menaruh dendam yang begitu besar terhadap ayah Chang Ping. Dia melakukan tindak kejahatan itu lantaran dendam dan hal lainnya. Setelah Xiao XingChen membongkar kasusnya, dia menempuh perjalanan sejauh tiga provinsi, tapi Xue Yang masih saja senang memancing keributan dengan orang lain. Xiao XingChen memanfaatkan Diskusi Konferensi yang kebetulan sedang diadakan di Jinlin Tai—tempat kediaman Sekte LanlingJin, di mana sekte-sekte ternama berkumpul dan berdiskusi tentang metode kultivasi. Xiao XingChen menyeretnya masuk, menjelaskan situasinya, dan menuntut hukuman berat. Dengan sederet bukti nyata yang dipaparkan, sekte-sekte lain tidak ada yang mengajukan keberatan. Kecuali satu—Sekte LanlingJin. Wei WuXian, "Mengajukan keberatan di situasi seperti itu sama saja menentang dunia. Apa mungkin Xue Yang murid kesayangan Jin GuangShan?"

Lan WangJi, "Murid tamu." Wei WuXian, "Dia adalah murid asing? Bukankah waktu itu Sekte LanlingJin adalah salah satu sekte terkemuka? Kenapa mereka mengundang bocah berandalan itu sebagai murid tamu?" Lan WangJi, "Inilah hubungan keduanya." Dia menatap mata Wei WuXian, "Karena Yin Hufu." (Segel Harimau)

Jantung Wei WuXian berdegup kencang. Kata-kata itu tidak asing buatnya. Malahan, tidak ada yang lebih familier dengan kata itu lebih dari Wei WuXian sendiri. Di antara begitu banyak senjata spiritual yang dia ciptakan selama masih hidup, benda itu adalah yang paling terkenal dan paling mengerikan. Saat pertama kali membuatnya dulu, Wei WuXian tidak terlalu memikirkannya. Terkadang mengendalikan mayat dan arwah sendirian begitu menguras tenaga, sehingga dia berinisiatif menciptakan sesuatu untuk membantunya. Dia teringat kepingan besi langka yang kebetulan dia temukan di dalam perut seekor hewan buas, jadi dia memakainya dan mengubahnya menjadi Yin Hufu. Namun setelah Yin Hufu tercipta, Wei WuXian hanya memakainya sekali sebelum memutuskan bahwa senjata itu lebih cenderung merusak daripada memperbaiki. Kekuatan Yin Hufu lebih besar dari yang dia bayangkan. Awalnya dia ingin memakai benda itu untuk mendampinginya, namun kekuatan benda itu justru melampaui penciptanya sendiri. Apalagi benda itu tidak hanya tunduk pada satu pemilik, sehingga orang lain bisa saja menggunakannya—tidak peduli intensinya baik atau buruk, kawan atau lawan.

Bukan berarti Wei WuXian tidak pernah berkeinginan untuk menghancurkannya. Pembuatan segel itu teramat sulit, jadi penghancurannya juga menelan banyak waktu dan tenaga. Terlebih lagi, saat itu dia sudah mendapat firasat bahwa dirinya akan dibenci semua orang. Dengan senjata seampuh Yin Hufu, tidak akan ada yang berani berbuat macam-macam padanya—makanya Wei WuXian menyimpan itu untuk sementara waktu. Dia memecah segel itu menjadi dua, membuatnya sedemikian rupa sehingga hanya bisa digunakan kalau kedua bagiannya digabungkan. Wei WuXian hanya memakai senjata itu dua kali, dan keduanya samasama menyebabkan pertumpahan darah yang mengerikan. Kali pertama adalah saat Sunshot Campaign. Setelah kali kedua, dia memutuskan untuk menghancurkan pecahan pertama segel itu. Sebelum dia selesai menghancurkan pecahan yang kedua, pengepungan Bukit Luanzang sudah terjadi. Itu sudah di luar kemampuannya. Wei WuXian percaya jika ada sekte yang mengambil senjata bikinannya, mereka akan membangunkan kuil dan mempersembahkan dupa setiap hari—walaupun pecahan Yin Hufu itu tidak lebih dari sekadar kepingan besi biasa. Namun Lan WangJi memberitahunya sesuatu yang mengejutkan— sepertinya Xue Yang bisa memperbaiki pecahan segel yang satunya lagi! Meskipun masih muda, Xue Yang ternyata cukup cerdas dan sinting. Sekte LanlingJin mengetahui kalau mereka bisa menggunakan

pecahan segel lain untuk digabungkan. Versi bikinan ulang itu memang tidak sekuat dan seawet yang asli, tapi hasil akhirnya tetap malapetaka. Wei WuXian mengerti, "LanlingJin ingin Xue Yang tetap menggabungkan Yin Hufu, makanya mereka harus melindunginya." Mungkin pembantaian Klan Chang yang Xue Yang lakukan bukan semata-mata untuk membalas dendam, tapi juga untuk menguji coba Yin Hufu pada manusia bernyawa! Pantas saja rumor itu berkaitan dengannya. Wei WuXian nyaris bisa membayangkan para kultivator itu mengertakkan gigi sewaktu membicarakannya, 'Dasar Wei WuXian! Kalau saja dia tidak

menciptakan benda itu, dunia kita tidak akan tertimpa banyak malapetaka seperti ini!!!' Kembali ke topik awal pembicaraan, mereka melanjutkan lagi apa yang terjadi di Jinlin Tai. Meskipun Sekte LanlingJin bersikeras ingin melindungi Xue Yang, Xiao XingChen tidak gentar. Setelah terus-menerus menemui jalan buntu, mereka akhirnya mengejutkan ChiFeng-Zun, Nie MingJue, yang awalnya tidak ingin menghadiri Konferensi Diskusi. Dia bergegas ke Jinlin Tai dari jauh. Meskipun Nie MingJue adalah junior dari Jin GuangShan, dia tetap berperilaku keras dan menolak segala toleransi atas perbuatan Xue

Yang. Dia menceramahi Jin GuangShan panjang lebar dan membuatnya menanggung malu. Nie MingJue yang begitu geram menarik saber-nya dan berniat membunuh Xue Yang detik itu juga. Bahkan saat saudara tersumpahnya, LianFang-Zun—Jin GuangYao—bermaksud menenangkan keadaan, Nie MingJue malah menyuruhnya pergi. Jin GuangYao dimarahi habis-habisan, bersembunyi di belakang Lan XiChen dan tidak berani membuka mulut lagi. Pada akhirnya Sekte LanlingJin hanya bisa mengalah. Sejak dibawa Xiao XingChen ke Jinlin Tai, Xue Yang sama sekali tidak kelihatan takut. Bahkan dia masih bisa menyeringai saat saber Nie MingJue menekan lehernya. Sebelum dibawa pergi, dia berujar dengan nada mesra ke Xiao XingChen. "Daozhang, kau tidak akan melupakan aku, kan? Tunggu saja."

[Daozhang: panggilan honorifik untuk seseorang/kultivator.]

Wei WuXian tahu kalau kata 'tunggu saja' itu akan membuat Xiao XingChen membayar mahal atas tindakannya.

Sekte LanlingJin memang sekte yang bermuka tebal. Di Jinlin Tai, mereka sudah berjanji akan mengeksekusi Xue Yang. Namun begitu perhatian Nie MingJue teralih sedikit, mereka langsung mengurung Xue Yang di penjara bawah tanah dan mengubah vonisnya menjadi hukuman seumur hidup. Mendengar hal itu, Nie MingJue begitu marah dan berniat menuntut mereka. Sekte LanlingJin tetap kukuh menolak menyerahkan Xue Yang apa pun yang terjadi. Semua sekte ikut memperhatikan dari pinggir. Tak lama kemudian, Nie MingJue meninggal karena penyimpangan qi. Dia berkultivasi lebih cepat dari pemimpin sekte Nie sebelumnya, sehingga dia pun meninggal lebih cepat juga. Karena orang yang paling susah dihadapi sudah menghilang, Sekte LanlingJin semakin menjadi-jadi dan mulai memikirkan hal-hal berbahaya. Jin GuangShan mulai berusaha mengeluarkan Xue Yang dari penjara bawah tanah sehingga bisa kembali menempa ulang Yin Hufu. Namun tetap saja ini bukan sesuatu yang patut dibanggakan. Mustahil bisa menyelamatkan pembantai sebuah klan dari penjara bawah tanah tanpa alasan yang valid. Maka dari itu mereka beralih ke Chang Ping. LanlingJin memaksa Chang Ping untuk mengoreksi perkataannya dan menarik pernyataannya di masa lalu.

Tak tahan dengan desakan itu, Chang Ping pun terpaksa mengumumkan bahwa pembantaian Klan Chang tidak ada hubungannya dengan Xue Yang. Mendengar kabar itu, Xiao XingChen pun memutuskan untuk mengunjunginya dan menanyainya secara langsung. Chang Ping memohon-mohon, "Apa lagi yang bisa kulakukan? Kalau tidak kulakukan, sisa klanku tidak akan selamat. Aku sangat berterima kasih padamu, Daozhang, tapi... tolong jangan bantu aku lagi. Sekarang membantuku malah membuatku dalam bahaya. Aku tidak ingin Sekte YueyangChang berakhir." Dan sejak saat itulah harimau kembali dilepas ke dalam hutan. Wei WuXian terdiam. Seandainya dirinya adalah Chang Ping, dia tidak akan peduli seberapa ternama atau kuatnya Sekte LanlingJin. Dia tidak akan melepaskan masalah ini begitu saja. Malah dia sendiri yang akan datang ke penjara bawah tanah dan mencincang habis tubuh Xue Yang sampai jadi gundukan daging, lalu memanggil kembali arwahnya dan mengulangi lagi perbuatannya sampai Xue Yang menyesal pernah terlahir ke dunia. Namun tidak semua orang seperti dirinya yang memilih untuk lenyap bersama musuhnya. Beberapa anggota Klan Chang masih hidup. Chang Ping juga masih muda, perjaka, dan yatim piatu. Dia juga baru

mulai berkultivasi. Tidak peduli apakah sisa anggota keluarganya atau masa depannya yang terancam, dia tetap harus berpikir hati-hati. Meskipun begitu, Wei WuXian bukanlah Chang Ping. Dia tidak bisa marah atau khawatir demi orang itu. Dia juga tidak bisa merasakan siksaan batin dan fisik yang dialami Chang Ping. Setelah dibebaskan, Xue Yang mulai membalas dendam lagi. Namun kali ini dendam itu bukan ditujukan pada Xiao XingChen sendiri. Xiao XingChen sudah meninggalkan gunung dan tidak memiliki keluarga. Dia hanya memiliki seorang teman bernama Song Lan. Song Lan juga seorang kultivator. Dia adalah orang yang berbudi dan gigih sehingga menuai banyak pujian. Keduanya ingin membangun sebuah sekte yang lebih mengutamakan idealisme yang sama daripada hubungan darah. Itulah mengapa mereka sangat dekat. Orang-orang saat itu menggambarkan mereka sebagai—Xiao XingChen, bulan terang dan angin sejuk; Song ZiChen, salju jauh dan angin dingin.

[ZiChen: Nama umum Song Lan.]

Xue Yang mulai beraksi. Dia melakukan hal yang sama, membantai habis Kuil Baixue tempat Song Lan tumbuh dan belajar, lalu

menggunakan racun untuk membutakan mata Song Lan. Kali ini, dia tidak meninggalkan barang bukti apa pun. Meskipun semua orang tahu bahwa pelakunya adalah Xue Yang, tapi mau bagaimana lagi? Tidak ada cukup bukti. Dengan perlindungan dari Jin GuangShan dan kematian ChiFeng-Zun, tidak ada yang berani melawan. Wei WuXian merasa ada yang janggal. Sekilas Lan WangJi memang terlihat tidak pedulian. Namun dari pengalamannya, Lan WangJi tentu tidak akan mengampuni hal buruk semacam itu, bahkan mungkin melebihi kakak Nie HuaiSang sendiri. Sebelumnya Lan WangJi juga tidak sungkan-sungkan mengatakan apa adanya tentang tindakan tidak jujur Sekte LanlingJin. Bahkan sampai sekarang dia selalu menolak menghadiri Konferensi Diskusi di sekte mereka. Apabila dua pembantaian kejam sudah terjadi, kabar itu pasti akan menyebar ke penjuru dunia kultivasi. Lan WangJi juga pasti tidak akan tinggal diam. Kenapa dia tidak menghadapi Xue Yang? Baru saja ingin bertanya, Wei WuXian teringat luka cambuk di punggung Lan WangJi. Satu cambukan saja sudah cukup fatal, Lan WangJi justru menerima banyak sekali cambukan. Dia pasti sudah melakukan kesalahan besar dan sedang dalam masa pemulihan saat

peristiwa pembantaian itu terjadi. Pantas saja dia bilang kalau dirinya hanya 'dengar' dari orang lain. Entah kenapa Wei WuXian merasa khawatir dengan luka cambukan itu. Namun dia tidak bisa menanyakannya begitu saja—dia hanya bisa memendamnya. "Lalu apa yang terjadi pada Daozhang Xiao XingChen setelah itu?" Apa yang terjadi selepas itu memang sungguh tragis. Saat meninggalkan gunung dan gurunya, Xiao XingChen sudah bersumpah tidak akan kembali lagi. Dia adalah pria yang selalu menepati janjinya sendiri. Namun karena Song Lan tidak hanya buta, tapi juga terluka parah, dia pun mengingkari janjinya dan membawa Song Lan ke kediaman BaoShan SanRen, memohon padanya untuk menyelamatkan temannya itu. Karena mereka pernah menjadi guru dan murid, BaoShan SanRen pun setuju. Xiao XingChen meninggalkan gunung itu sekali lagi dan tidak ada yang pernah melihatnya sejak saat itu. Setahun kemudian, Song Lan meninggalkan gunung itu. Siapa sangka, matanya yang sebelumnya buta, sekarang bisa kembali melihat cahaya. Namun itu bukan karena kemampuan menyembuhkan BaoShan SanRen, tapi karena Xiao XingChen... mencongkel matanya sendiri dan memberikannya ke Song Lan yang terlibat dalam masalah ini karena dirinya. Song Lan awalnya ingin membalas dendam ke Xue Yang. Namun saat itu, Jing GuangShan sudah meninggal. Jin GuangYao mengambil

alih Sekte LanlingJin sebagai pemimpin sekte. Untuk membuktikan perubahan sektenya, hal pertama yang dilakukan setelah memperoleh kekuasaan adalah menyingkirkan Xue Yang. Dia juga berniat ingin mengembalikan reputasi sektenya selain tidak pernah menyebutkan apa pun tentang Yin Hufu lagi. Song Lan akhirnya beralih mencari keberadaan kawan lamanya itu. Awalnya, orang-orang masih mengetahui di mana keberadaannya. Namun setelah sekian lama, dia juga kut menghilang. Toh Sekte YueyangChang adalah klan kecil yang biasanya tidak sering dibicarakan. Maka dari itu, kabarnya perlahan menghilang. Setelah mendengar cerita panjang itu, Wei WuXian mengembuskan napas lemah. Ada sekelumit penyesalan yang hinggap di hatinya, Mengalami akhir seburuk itu karena hal yang sama sekali tidak

berhubungan dengannya, sungguh... Kalau Xiao XingChen terlahir beberapa tahun lebih awal, semuanya tidak akan jadi seperti ini. Kalau saat itu aku masih hidup, mana mungkin aku tidak akan ikut campur? Mana mungkin aku tidak ingin berteman dengan orang seperti dia? Sejurus kemudian, dia tertawa pahit, Aku akan melakukan sesuatu?

Memangnya apa yang bisa kulakukan? Kalau aku masih hidup, mungkin kasus Sekte YueyangChang tidak akan ada yang menyelidiki sebelum aku sendiri memutuskan untuk melakukannya. Seandainya Daozhang Xiao XingChen bertemu denganku di jalan, aku akan mengobrol dengannya dan mengajaknya minum. Pasti dia akan memukulku dengan ekor kudanya, ha ha.

Mereka sudah melewati kediaman Chang dan mengarah ke makam terdekat. Wei WuXian melihat huruf 'Chang' dengan warna merah gelap pada pailou di sana, lantas dia bertanya, "Kalau begitu, kenapa Chang Ping mati? Siapa yang membunuh sisa klannya?"

Sebelum Lan WangJi sempat menjawab, ada suara brak yang bertubi-tubi di tengah petang. Suara itu terdengar seperti suara pintu terbanting, bertubi-tubi tanpa henti, seperti teredam sesuatu yang memisahkan dari dunia luar.

Ekspresi mereka berdua langsung berubah. Sekitar lima puluh orang dari Sekte YueyangChang terbaring di dalam peti mati. Semuanya menggedor-gedor peti itu dari dalam. Malam itu mereka ketakutan sampai mati—mereka mendobrak-dobrak pintu itu sampai gila, tapi tak ada yang mengeluarkan mereka. Inilah peti di makam Klan Chang yang digedor-gedor seperti cerita pelayan kedai arak tadi! Tetapi pelayan itu bilang kalau suaranya sudah berhenti sejak lama. Lalu bagaimana bisa suara itu kembali lagi begitu mereka berdua datang ke sini? Wei WuXian dan Lan WangJi memelankan suara napas mereka, bergerak hati-hati tanpa suara. Mereka mengintai dari pilar pailou dan melihat ada lubang di tengah-tengah batu nisan. Lubang itu dalam dan masih baru dengan gundukan tanah di sekelilingnya. Suara samar terdengar dari dalam lubang. Seseorang sedang menggali makam itu! Mereka berdua menahan napas, menunggu sampai orang di dalam lubang itu keluar sendiri.

Belum sejam berlalu, ada dua sosok yang melompat keluar dari dalam makam. Wei WuXian dan Lan WangJi bisa tahu ada dua orang karena penglihatan mereka bagus. Dua orang yang baru muncul itu terlihat seperti kembar dempet. Keduanya mengenakan pakaian serbahitam sehingga sulit sekali dibedakan. Seorang yang melompat naik memiliki lengan dan kaki yang panjang dan berdiri membelakangi mereka. Seorang lagi yang digendong terlihat tak bernyawa dengan kepala dan anggota badan menggelantung lemas. Wajar saja karena orang yang digali dari kubur itu sudah mati. Dan benar saja, penggali kubur itu mendadak memutar badan dan melihat mereka. Ada kabut kehitaman tebal di wajah pria itu, membuatnya tak bisa dikenali! Wei WuXian menyadari bahwa orang itu sudah merapalkan mantra aneh untuk menyembunyikan wajahnya. Lan WangJi sudah menarik Bichen, lalu menghambur ke arah makam dan mulai bertarung. Reaksi si penggali kubur teramat gesit. Begitu melihat serangan kilat biru dari Bichen, dia segera membuat formasi dengan tangan dan memanggil pedangnya. Sama seperti wajahnya, pedang itu juga

diselimuti kabut hitam, jadi sulit mengetahui seperti apa warna dan gaya serangannya. Dengan mayat di punggungnya, penggali kubur itu bertarung dengan aneh. Dua bilah pedang saling berbenturan beberapa kali. Lan WangJi memanggil Bichen dan menggenggamnya. Wajahnya menegang. Wei WuXian tahu alasan kenapa ekspresi Lan WangJi menegang. Itu karena selama pertarungan tadi, si penggali kubur tampak sangat familier dengan gaya bertarung Lan WangJi! Lan WangJi tidak mengucapkan apa-apa. Serangan Bichen semakin gencar, menggempur dengan kekuatan besar. Si penggali makam ambruk beberapa kali, seolah tahu bahwa dirinya tidak akan bisa menang melawan Lan WangJi kalau bertarung sambil menggendong mayat di punggungnya. Kalau begini terus, dia akan ditangkap hiduphidup. Dia pun mengeluarkan jimat kebiruan gelap dari sisi pinggangnya. Jimat Teleportasi! Jimat semacam itu mampu memindahkan seseorang sejauh beratusratus kilometer tapi membutuhkan energi spiritual yang sangat besar. Akan butuh waktu lama sampai tenaga penggunanya pulih kembali. Orang yang memiliki energi spiritual lemah tidak akan bisa menggunakan jimat itu. Sehingga jimatnya memiliki kualitas teramat tinggi dan jarang digunakan siapa pun.

Melihat orang itu hendak kabur, Wei WuXian segera menepuk tangan dua kali dan membenturkan kepalannya ke permukaan tanah. Kekuatan tinjunya menembus lapisan tanah dan peti mati di bawahnya. Mayat yang terjebak di dalamnya tergugah. Dengan suara rekahan keras, empat lengan penuh darah mencuat dari tanah dan mencengkeram kaki penggali kubur itu! Si penggali kubur tidak terlihat peduli. Dia mengalirkan energi spiritualnya ke bagian bawah kaki dan menyentak keempat lengan mayat itu sekaligus. Wei WuXian menarik seruling bambunya. Melodi melengking tinggi mengoyak selubung kegelapan. Dua kepala manusia menyembul dari dalam tanah bersamaan dengan tubuh mereka, memanjat kaki si penggali kubur dan membelit tubuhnya seperti ular. Mulut-mulut mayat itu menganga dan bersiap untuk menggigit leher dan lengannya. Penggali kubur itu mendengus geram seolah mengatakan 'trik murahan', lalu mengalirkan energi spiritual ke sekujur tubuhnya. Namun sejurus kemudian, dia sadar kalau dirinya sudah dipermainkan! Mayat yang dia gendong juga ikut terlempar jauh! Wei WuXian tertawa begitu keras sampai memukul-mukul batu nisan sementara Lan WangJi menangkap mayat lemah itu dengan satu tangan dan mengayun Bichen dengan tangan lain.

Mayat yang digalinya telah dirampas paksa, dia juga tidak bisa menang melawan Lan WangJi, apalagi ditambah seorang lagi. Si penggali kubur itu tidak berani terus berada di sini. Dia pun melempar Jimat Teleportasi itu ke atas tanah. Ledakan keras terdengar diikuti oleh kobaran api biru yang membumbung ke langit. Sosoknya menghilang ditelan api. Wei WuXian sudah tahu kalau penggali kubur itu memiliki Jimat Teleportasi. Itu berarti, orang itu tetap bisa melarikan diri sekalipun berhasil tertangkap. Mayat yang digali bisa dijadikan petunjuk, jadi Wei WuXian tidak menyesal sama sekali. Dia berjalan ke arah Lan WangJi, "Ayo kita lihat apa yang sudah dia gali." Sekilas pandang, Wei WuXian agak tercengang. Kepala mayat itu sudah terkoyak. Namun bukan darah atau otak yang tumpah, melainkan gumpalan kapas hitam. Wei WuXian menarik kepala mayat itu hingga putus. Benda itu ternyata hanya boneka yang dibuat dengan hati-hati. Dia berujar, "Apa maksudnya ini? Kenapa ada mayat palsu berisi kapas dan kain terkubur di sini?" Lan WangJi sudah merasakan bobot mayat itu saat menangkapnya tadi sehingga sudah tahu apa yang terjadi, "Tidak seluruhnya palsu."

Wei WuXian meraba mayat itu dari ujung kepala sampai ke tumit. Dia pun menyadari bahwa hanya dada dan perutnya saja yang asli, sedangkan sisanya hanya gumpalan kapas dan kain perca. Kepala, kaki dan lengan kapas itu hanya sebagai 'pengecoh' agar batang tubuh itu merasa kalau badannya masih utuh. Dilihat dari warna kulit dan potongan pundaknya, batang tubuh itu memang milik si kawan baik. Inilah target si penggali kubur tadi. Wei WuXian menegakkan badan, "Sepertinya orang tadi sudah tahu kalau kita sedang menyelidiki masalah ini, jadi dia datang untuk memindahkan batang tubuh ini ke tempat lain agar tidak bisa kita temukan. Ternyata datang tepat waktu lebih bagus daripada datang terlalu awal. Kebetulan sekali kita bertemu dia, hahaha. Tapi," nada suaranya berubah, "kenapa wajahnya diselubungi kabut, dan kenapa dia bisa sangat familier dengan gaya bertarung sektemu?" Tampak jelas bahwa Lan WangJi juga sedang memikirkan hal yang sama. Ekspresi dingin di wajahnya masih belum memudar. Wei WuXian meneruskan, "Level kultivasinya cukup tinggi sehingga dia bisa memakai Jimat Teleportasi. Wajah dan pedangnya diselubungi mantra kabut. Kalau hanya wajahnya, itu wajar. Tapi kultivator yang tidak begitu terkenal tidak akan perlu menutupi pedangnya juga. Kecuali orang itu sangat terkenal di dunia kultivasi. Dia harus menutupi pedangnya juga, karena jika ada yang mengenali pedangnya, identitasnya juga akan langsung terbongkar."

Wei WuXian bertanya, "HanGuang-Jun. Dari pertarunganmu tadi, apa kau merasa mengenal dia?" Tidak enak kalau langsung menanyakan hal yang spesifik seperti Lan XiChen atau Lan QiRen. Lan WangJi menjawab yakin, "Tidak." Wei WuXian percaya dengan jawaban Lan WangJi. Baginya, Lan WangJi bukanlah orang yang akan merahasiakan sesuatu. Kalau dia menjawab tidak, maka memang benar tidak. Dia juga tidak suka berbohong. Menurut Wei WuXian, apabila Lan WangJi diminta untuk berbohong, dia akan lebih memilih untuk diam. Makanya Wei WuXian langsung mencoret dua nama itu dari daftar kemungkinan yang ada. Lan WangJi memasukkan torso mayat itu ke dalam kantung qiankun yang dilapis dua. Mereka berjalan mengitari tempat itu beberapa saat dan akhirnya kembali ke jalan menuju ke kedai arak tadi. Pelayan muda itu benar-benar menepati janjinya. Kebanyakan kedai arak di jalanan itu sudah tutup, tapi lampu kedai mereka masih menyala. Pelayan itu berada di luar sambil memakan sesuatu dari mangkuk besar. Begitu melihat Wei WuXian dan Lan WangJi, dia langsung berseriseri, "Anda kembali! Kami menepati janji, bukan? Apa Anda berdua menemukan sesuatu?"

Wei WuXian menjawabnya sambil tertawa. Bersama Lan WangJi, mereka kembali duduk di kursi sebelumnya Kendi-kendi arak berjajar di meja dan kakinya. Dia berujar, "Oh ya, tadi sampai di mana? Aku masih belum tahu bagaimana Chang Ping bisa meninggal." Lan WangJi meneruskan penjelasannya dengan kata-kata sederhana. Xue Yang, Xiao XingChen dan Song Lan menghilang satu persatu. Beberapa tahun setelah kejadian itu, Chang Ping dan sisa anggota klannya meninggal dalam semalam karena lingchi. Lebih parahnya lagi, kedua mata Chang Ping dicongkel keluar. Kali ini tidak ada yang tahu siapa pembunuhnya karena semua yang terlibat sudah menghilang. Namun ada satu hal yang pasti. Dilihat dari lukanya, jelas sekali terlihat bahwa pedang yang digunakan untuk melakukan lingchi adalah pedang milik Xiao XingChen, Shuanghua. Mangkuk arak di tangan Wei WuXian seketika terhenti. Dia sangat terkejut, "Chang Ping di-lingchi dengan pedang Xiao XingChen? Dia pelakunya?" Lan WangJi, "Xiao XingChen sudah menghilang. Tidak ada bukti yang meyakinkan."

Wei WuXian, "Kalau dia sudah meninggal, apa pernah ada yang mencoba ritual pemanggilan arwah?" Lan WangJi, "Ya. Tapi tidak ada yang bisa ditemukan." Tidak ada yang bisa ditemukan. Bisa jadi Xiao XingChen belum meninggal, atau bisa jadi jiwanya sudah terberai hancur. Sebagai orang yang sangat memahami bidang ini, Wei WuXian pun berkomentar, "Kalian tidak bisa terlalu bergantung pada ritual pemanggilan arwah. Waktu, tempat, dan orang yang terlibat ikut berandil besar, jadi tentu saja terkadang gagal. Sepertinya banyak orang yang mengira kejadian itu adalah balas dendam dari Xiao XingChen, benar kan? HanGuang-Jun, bagaimana menurutmu?" Lan WangJi menggeleng lambat, "Tidak seharusnya memberi pendapat tanpa mengetahui seluruh masalahnya." Wei WuXian sangat mengagumi perilaku dan prinsipnya itu. Dia menyeringai lalu meneguk araknya lagi. Lan WangJi melanjutkan, "Bagaimana denganmu?" Wei WuXian, "Lingchi adalah salah satu bentuk penyiksaan. Penyongkelan mata memang berkaitan dengan Xiao XingChen karena dia pernah menyongkel matanya sendiri. Jadi wajar saja kalau orangorang menganggapnya sebagai balas dendam Xiao XingChen. Tapi," dia

memikirkan kata-kata yang tepat, "kurasa sejak awal Xiao XingChen tidak pernah mengharapkan imbalan apa-apa dari Chang Ping. Aku..." Dia terdiam, memikirkan apa yang harus diucapkan setelah kata 'aku'. Namun dia terinterupsi oleh pelayan yang datang lagi untuk membawa dua piring kacang-kacangan. Wei WuXian pun merasa tidak perlu melanjutkan perkataannya tadi. Dia menengadah menatap Lan WangJi, lalu tersenyum, "HanGuang-Jun, kenapa memandangku seperti itu? Aku tidak bilang apa-apa. Seperti katamu, aku tidak mengerti seluruh masalahnya jadi aku tidak akan berkomentar. Kau benar. Sebelum tahu akar permasalahan, sebab dan akibatnya, kita memang tidak boleh sembarangan menduga-duga. Hei, aku hanya memesan lima kendi, tapi kau membelikanku lima lagi. Aku tidak bisa menghabiskannya sendiri. Bagaimana kalau kau ikut minum bersamaku? Sekarang kita tidak berada di Yun Shen Buzhi Chu, jadi tidak akan melanggar peraturan, kan?" Wei WuXian sudah bersiap mendengar penolakan mentah-mentah, tapi siapa sangka Lan WangJi akan menjawab, "Aku akan minum." Wei WuXian mendecak lidah, "HanGuang-Jun, kau benar-benar sudah berubah. Kau langsung marah saat aku minum di depanmu dulu, bahkan sampai melemparku dan menyerangku. Sekarang kau malah

menyembunyikan Senyum Kaisar di kamarmu dan diam-diam meminumnya." Lan WangJi merapikan kerahnya dan menjawab tenang, "Aku tidak menyentuh araknya." Wei WuXian, "Buat apa disembunyikan kalau tidak untuk diminum? Menyimpannya untukku? Oke, oke. Kau tidak minum. Aku percaya kok. Mari bicarakan hal lain saja. Ayo. Aku ingin tahu berapa banyak cawan arak yang bisa dihabiskan oleh murid unggulan Sekte GusuLan ini." Dia menuang arak ke cawan Lan WangJi. Tanpa pikir panjang, Lan WangJi mengambilnya dan meneguknya. Entah kenapa Wei WuXian merasa bersemangat. Dia menatap wajah Lan WangJi dan menunggu sampai wajahnya memerah. Namun sayang sekali, setelah lama menunggu, ekspresi dan warna muka Lan WangJi masih sama saja. Tidak ada yang berubah! Wei WuXian sangat kecewa. Begitu dia ingin menuangkan arak lagi, mendadak Lan WangJi mengerutkan kening dan memijat pelipisnya. Sejurus kemudian, matanya terpejam dengan tangan menopang dahi. ... Dia tertidur?

... Dia tertidur! Kebanyakan orang akan mabuk dulu baru tidur. Jadi kenapa Lan WangJi melompati tahap mabuk dan malah langsung tertidur?! Padahal bagian 'mabuk' itu yang ingin dia lihat! Wei WuXian melambaikan tangan ke depan Lan WangJi—wajah lelaki itu tetap serius meskipun sedang tidur—kemudian menepuk tangan di sebelah telinganya. Tidak ada reaksi. Ternyata Lan WangJi langsung ambruk hanya dengan satu cangkir arak! Wei WuXian sama sekali tidak menyangka hal seperti ini akan terjadi. Dia menggoyang-goyang kakinya, lalu menarik lengan kanan Lan WangJi dan melangkah keluar dari kedai arak itu. Dia sudah terbiasa mengambil sesuatu dari Lan WangJi. Setelah menarik kantung berisi uang, dia pun mencari sebuah penginapan dan memesan dua kamar. Dia menggotong Lan WangJi ke salah satu kamar, melepas sepatu botnya dan membaringkannya ke atas ranjang. Selepas itu, Wei WuXian beralih ke suatu tempat yang terpencil, jauh dari keramaian. Dia menarik seruling dan meniupnya, memainkan sebuah melodi singkat. Kemudian dia menunggu.

Selama beberapa hari ini, Wei WuXian dan Lan WangJi menghabiskan sepanjang siang dan malam bersama. Jadinya dia tidak punya kesempatan menyendiri untuk memanggil Wen Ning. Selain karena niat awalnya menyembunyikan identitas, sebenarnya ada alasan lain juga. Wen Ning pernah membunuh orang-orang dari Sekte GusuLan. Meskipun Lan WangJi memperlakukan Wei WuXian dengan baik, dirinya tetap tidak bisa memanggil Wen Ning di hadapan orang itu. Atau justru karena Lan WangJi sudah berbuat baik padanya sehingga Wei WuXian tidak enak kalau harus memanggil Wen Ning di depannya. Tidak peduli seberapa tebal mukanya, sekarang ini bukan saatnya untuk mengabaikan itu. Mendadak terdengar suara gemerincing lagi. Sosok Wen Ning muncul dari bayang-bayang dinding kota—kepala tertunduk. Dia mengenakan pakaian serbahitam sehingga ikut melebur dalam kegelapan di sekelilingnya. Hanya mata tanpa maniknya yang berbinar putih menyeramkan. Wei WuXian perlahan melangkah mengelilingi Wen Ning. Wen Ning bergeser, seolah ingin mengikuti gerakannya berputarputar.

Wei WuXian, "Berdirilah dengan benar." Wen Ning menurut patuh dan berhenti bergerak. Sosok lembutnya terlihat makin sedih. Wei WuXian, "Tanganmu." Wen Ning mengulurkan lengan kanannya. Wei WuXian menangkap pergelangan itu dan mengangkatnya sambil mengamati belenggu besi dan rantai yang terikat. Rantai itu bukanlah rantai biasa. Biasanya saat mengamuk, Wen Ning sanggup menghancurkan besi apa saja. Namun rantai ini malah dibiarkan terseret-seret seperti ini. Pasti rantai ini sengaja dibikin untuk membelenggu Wen Ning. Membakarnya jadi abu? Sekte LanlingJin sudah berjuang keras memperbaiki Yin Hufu yang sudah dia rusak, tentu saja mereka juga ingin memanfaatkan si Jenderal Hantu. Buat apa mereka membakarnya hingga jadi abu? Sambil tertawa pahit, dia berdiri di sebelah Wen Ning, merenung sebentar, lalu mencoba menekankan jarinya ke rambut Wen Ning. Orang yang sudah mengurung Wen Ning pasti berusaha mencegahnya berpikir. Kesadaran Wen Ning pasti sudah dihancurkan

agar bisa tunduk pada perintah orang lain. Itu berarti pasti ada sesuatu yang tertanam dalam kepalanya. Ternyata benar. Setelah meraba-raba beberapa saat, Wei WuXian menemukan sesuatu yang keras pada titik akupuntur kepala bagian kanannya. Dia melarikan jarinya ke sebelah kiri kepala Wen Ning dan menemukan tonjolan yang sama, seperti ujung jarum. Wei WuXian mencubit kedua ujung jarum itu bersamaan dan menariknya pelan-pelan. Dua paku hitam panjang tercabut dari tengkorak Wen Ning. Dua paku yang terkubur di dalam kepala Wen Ning berukuran dua senti dan setebal benang merah anting giok. Begitu paku terlepas, tubuh Wen Ning sedikit gemetar. Semburat kehitaman serupa aliran darah mulai menyebar di mata Wen Ning. Sepertinya ia sedang berjuang keras menahan sakit. Memang aneh. Meskipun sudah lama mati, Wen Ning masih bisa merasakan 'sakit'. Dilihat dari garis-garis rumit yang terukir pada paku itu, penciptanya pasti cukup terampil. Akan butuh waktu cukup lama sampai Wen Ning pulih total. Wei WuXian menyingkirkan paku-paku itu dan beralih menatap rantai di pergelangan tangan dan kaki Wen Ning. Benda itu terlalu berisik kalau terus-terusan dipakai. Dia perlu pedang kultivasi untuk memotongnya.

Ide pertamanya tentu saja adalah pedang Bichen milik Lan Wangji. Meskipun agak kurang etis kalau harus memakai pedang milik anggota Sekte Lan untuk memotong rantai Wen Ning, tapi pedang itu adalah pilihan terbaiknya saat ini. Wei WuXian benar-benar tidak ingin membiarkan Wen Ning menyeret banyak beban. Wei WuXian mulai berpikir, Oke, pertama aku akan kembali ke

penginapan. Kalau Lan Zhan bangun, aku tidak akan berbuat apa-apa. Tapi kalau dia masih tidur, aku akan meminjam Bichen sebentar. Dia membulatkan tekadnya dan membalik badan. Namun dia sama sekali tidak menyangka Lan WangJi sudah berdiri tepat di belakangnya.

THE GRANDMASTER OF DEMONIC CULTIVATIONWhere stories live. Discover now