(94) KERINDUAN #5

1.6K 157 3
                                    

LAN WangJi menerima pujian berlebihan itu dengan gembira. Dia membuka lengan baju Wei WuXian dan menuang seluruh jujube curiannya ke dalam sana seraya berkata, "Untukmu. Semuanya untukmu." Wei WuXian bekerja sama, "Terima kasih." Namun Lan WangJi tiba-tiba saja melepaskannya. Dengan sekali sentakan kain lengan, semua buah jujube itu berjatuhan, menggelinding di atas tanah. Wei WuXian langsung membungkuk untuk memungutinya, tapi jumlahnya terlalu banyak. Lan WangJi, "Tidak lagi." Dia juga menyambar ayam betina yang dijepit Wei WuXian di bawah ketiak, membawa satu persatu di tangannya. Wei WuXian menyambar ujung pita dahi Lan WangJi dan menariknya, "Sedetik yang lalu kau baik-baik saja. Kenapa sekarang kau marah lagi?" Pandangan Lan WangJi terpaku padanya, "Jangan tarik." Nada suaranya tidaklah terlalu senang, lebih mirip seperti suara peringatan. Wei WuXian pun hanya bisa melepaskan pegangannya. Lan WangJi menunduk dan memindahkan kedua ayam betina kaget itu sebelum merapikan rambut dan pita dahinya.

Wei WuXian membatin, Dia dulu tidak pernah berhenti meskipun

aku memainkan pita dahinya. Apa sekarang dia benar-benar marah? Wei WuXian merasa perlu memperbaiki situasinya sedikit. Dia pun menunjuk ayam-ayam itu, "Lupakan buah jujube itu. Berikan mereka padaku. Bukankah tadi kau bilang akan memberikannya padaku?" Lan WangJi mendongak dan menatapnya dengan teliti. Wei WuXian berujar jujur, "Kumohon. Aku benar-benar menginginkan ayam itu. Berikan padaku." Lan WangJi pun menurunkan pandangannya, baru mau menyerahkan kembali ayam-ayam itu setelah sekian lama. Wei WuXian menerimanya. Dia mengeluarkan buah jujube, mengusapnya di pakaian bagian dada dan mengigit separuh. Dia berpikir, jika Lan Zhan ingin bermain, maka dirinya hanya tinggal bermain dengan dia, "Kau ingin berbuat apa setelah ini?" Dia menahan diri supaya tidak berkata, 'Rumah siapa yang ingin kauhancurkan setelah ini?' Lan WangJi sedikit mengerutkan kening dan mengoreksi perkataannya, "Kita." Wei WuXian, "Baiklah, baik. Kita." Lan WangJi mengangguk dan memberikan jujube itu padanya lagi. Wei WuXian mengusap sebuah lagi dengan pakaiannya dan memakannya. Dia berpikir bahwa akan sangat menakutkan jika ada

orang yang tahu bahwa HanGuang-Jun melakukan tindak kejahatan dengan Yiling Laozu tengah malam begini. Mereka berdua tiba di sebuah tembok. Lan WangJi menoleh ke kanan-kiri. Setelah memastikan tidak ada orang di sekitar sana, dia pun menarik Bichen dari pinggangnya. Beberapa kali ayunan pedang, binar biru melesat terang, meninggalkan sebaris huruf panjang-panjang. Wei WuXian bergerak maju dan melihatnya. Ada tujuh kata—'Lan WangJi dari Gusu pernah di sini'. Wei WuXian, "..." Masih dengan buah jujube di mulutnya, Wei WuXian benar-benar syok sampai tidak bisa berkata-kata. Di sisi lain, Lan WangJi sudah menarik Bichen kembali dan mengagumi mahakaryanya. Sejurus kemudian dia berbalik dan bertanya, "Bagaimana?" Wei WuXian, "Huh? Apa? Bagaimana? ... Bagus, itu bagus. Harus kuakui, kau lebih baik daripada aku!" Itu memang benar. Meski dalam keadaan mabuk, tulisan tangan HanGuang-Jun masih teramat rapi. Wei WuXian harus mengakui kekalahannya. Lan WangJi mengangguk dan menyerahkan Bichen padanya. Wei WuXian, "?"

Lan WangJi menyerahkan Bichen padanya lagi. Wei WuXian pun menerimanya. Begitu menyadari masih ada banyak ruang kosong di tembok setelah kata 'Lan WangJi', dia pun mengerti. Lan WangJi sedang menunggunya untuk menuliskan namanya juga di sana! Lan WangJi terus menatapnya. Wei WuXian benar-benar tidak sanggup lagi ditatap begitu, "Baiklah, baik, oke. Akan kutulis, akan kutulis." Dengan berat hati, dia menulis kata-kata 'Wei WuXian dari Yunmeng' di sebelah 'Lan WangJi dari Gusu'. Kini nama mereka berdua bersanding-sandingan di tembok itu. 'Lan WangJi dari Gusu, Wei WuXian dari Yunmeng, pernah di sini!' Lan WangJi terlihat agak senang dan akhirnya mengambil Bichen kembali. Setelah berpikir sejenak, dia pun mengulurkan tangannya lagi. Kali ini bukan untuk menulis, tapi menggambar. Beberapa sabetan pedang lagi dan tampaklah gambaran dua orang yang sedang berciuman di tembok itu. Garis-garisnya yang mendetail dan gambarnya yang agak cabul sudah cukup untuk membuat Wei WuXian menepuk jidatnya sendiri. Mencuri, membuat ulah, menulis dan menggambar hal-hal tak senonoh... Kali ini, dia yakin—

Sewaktu di Lianhua Wu kemarin, Wei WuXian sudah memberitahu Lan WangJi banyak hal yang dia gemari saat masih kecil. Sekte GusuLan sangatlah keras dan disiplin sehingga Lan WangJi pasti tidak pernah bersenang-senang sebanyak itu saat masih bocah. Dia barangkali sudah mencanangkan dalam hati usai mendengar Wei WuXian menceritakan hal semacam itu dan mengulanginya berkali-kali karena sekarang dia sedang mabuk. Dugaan Wei WuXian pasti benar. Apalagi gambar coretan di tembok ini pun sama persis dengan yang diceritakan Wei WuXian padanya! Sekarang Wei WuXian mengerti apa yang sedang terjadi. Dia tidak tahu harus berbuat apa, Tapi hal-hal semacam ini hanya kulakukan saat

umurku dua belas atau tiga belas! Menyaksikan bagaimana isi gambarannya makin lama makin aneh saja, Wei WuXian pun merasa kasihan pada Bichen juga pada tembok itu. Dia membatin, Aku harus menghapus nama kami dari tembok ini.

Tidak mungkin aku membiarkan orang lain tahu siapa yang melakukan ini. Tidak, tidak, tidak. Meruntuhkan seluruh tembok akan jauh lebih cepat. "Guk guk guk guuukk!" Mendadak terdengar serangkaian gonggongan anjing yang membahana. Wei WuXian merasa seperti ada petasan yang meledak di sebelah telinganya dan dia langsung berteriak, tnapa sadar meloncat ke tubuh Lan WangJi, "Lan Zhan, selamatkan aku!!!"

Rumah ini ternyata punya anjing! Sebenarnya, di tengah keheningan malam seperti ini, suara jeritan Wei WuXian jauh lebih menyeramkan daripada gonggongan anjing. Dia ketakutan setengah mati, tapi ekspresi Lan WangJi masih tak berganti. Dia memegangi Wei WuXian dengan satu tangan, menepuk-nepuk dia dengan sikap menenangkan sementara tangan satunya lagi menggenggam pangkal pedang. Dia meloncat ke atas tembok dan menunduk ke arah anjing penjaga rumah itu. Ekspresi dinginnya membuat dia tampak seperti sedang berhadapan dengan anjing itu. Kedua lengan dan kaki Wei WuXian memeluk sekeliling tubuh Lan WangJi seperti kepang, wajahnya tersembunyi di ceruk lehernya. Sekujur tubuhnya membeku sambil meraung, "Berhenti saling tatap begitu! Ayo, ayo pergi!!! Bawa aku pergi, Lan Zhan!!! Ahhhhhh!!!" Wei WuXian nyaris berteriak sendiri seperti orang gila. Namun anjing itu langsung menyelipkan ekornya begitu melihat Lan WangJi. Sambil menjulurkan lidah, anjing itu menunduk dan mendengking, takut menyalak lagi. Lan WangJi akhirnya meraih kemenangan mutlak. Dia pun menepuk Wei WuXian beberapa kali lagi dan meloncat turun dari tembok itu bersamanya. Gonggongan anjing itu tidak pernah terdengar lagi bahkan setelah mereka berjalan cukup lama. Wei WuXian akhirnya bisa melepaskan diri dari tubuh Lan WangJi. Matanya berkaca-kaca dan kakinya gemetaran. Lan WangJi menepuk pundaknya, menatapnya penuh kesungguhan seakan-akan bertanya apakah dia baik-baik saja. Wei WuXian masih

belum pulih dari rasa syok. Karena sekarang bisa bernapas lega, dia pun memuji, "HanGuang-Jun, kau sangat pemberani!" Mendengar itu, Lan WangJi tampak seperti tersenyum. Namun pergerakan kecil itu seketika memudar. Wei WuXian terpana, mengira sudah salah lihat. Sesaat kemudian, dia menghela napas, menyentuh dagunya sambil mendongak dan tersenyum, "Lan Zhan, sekarang kau menyesal karena dulu kau tidak ikut denganku ke Lianhua Wu, kan... Tunggu, kau mau ke mana sekarang? Jangan lari-lari sembarangan!" Setelah melewati perjuangan yang keras, Wei WuXian akhirnya berhasil menyeret Lan WangJi kembali ke penginapan. Si pemilik penginapan itu melihat mereka menangkap dua ekor ayam betina tengah malam begini, dan bahkan ayam-ayam itu diberikan padanya. Ekspresi wanita itu pun nyaris tak bisa dideskripsikan dengan kata-kata. Wei WuXian menarik Lan WangJi menaiki tangga, menutup pintu dan membalik badan. Saat masih di luar tadi, Wei WuXian tidak bisa melihat dengan jelas karena kurangnya pencahayaan di malam hari. Namun karena sekarang mereka sudah ada di dalam ruangan dan diterangi cahaya lampu, dia bisa melihat bulu-bulu, dedaunan dan serbuk putih dari tembok tadi yang sudah menempel di sekujur tubuh Lan WangJi; mulai dari pakaian, wajah, hingga rambutnya. Dan dia benar-benar masih belum melihat bagian punggungnya seperti apa.

Wei WuXian mengusap semua kotoran itu selagi tertawa, "Kau sangat kotor!" Lan WangJi, "Basuhkan wajahku." Wei WuXian pun hanya bisa menarik pita dahinya, "Bahkan kau sekarang sudah belajar memerintahku!" Wei WuXian pernah membasuh wajah Lan WangJi saat pertama mabuk dulu dan Lan WangJi kelihatannya amat menyukai itu. Tentu saja kali ini dia akan memintanya sendiri. Sejak awal Wei WuXian memang ingin melakukan itu, tapi karena dia sudah sekotor ini, membasuh wajah saja tidak akan cukup. Maka dia pun bertanya, "Bagaimana kalau kubantu kau mandi saja?" Mendengar itu, kedua mata Lan WangJi pun tampak sedikit melebar. Wei WuXian mengamati ekspresinya dengan hati-hati, "Kau mau?" Lan WangJi langsung mengangguk, "Ya." Semua pekerja di penginapan ini adalah perempuan. Tentu saja Wei WuXian tidak akan menyuruh mereka melakukan pekerjaan yang terlalu sukar. Sehingga dia pun menyuruh Lan WangJi untuk duduk dengan patuh di dalam kamar sementara dirinya sendiri turun tangga, memasak air dan mengangkutnya ke atas seember demi seember, mengisi bak mandi itu. Dia juga mengecek temperatur airnya. Begitu

dia membalik badan untuk menyuruh Lan WangJi melepas pakaian, dia malah melihat Lan WangJi sudah melucuti pakaiannya sendiri. Mereka berdua sudah pernah melihat tubuh tanpa pakaian masingmasing sewaktu di air mata dingin Yun Shen Buzhi Chu. Namun saat itu mereka masih bocah tanpa sedikit pun pemikiran menyimpang. Sewaktu Wei WuXian dulu tanpa sengaja melihat Lan WangJi mandi, dia juga tidak punya pemikiran lain. Apalagi di dua kesempatan itu, lebih dari separuh tubuh Lan WangJi terendam dalam air. Makanya, saat dia mendadak melihat tubuh HanGuang-Jun yang sepenuhnya tanpa busana... Tidak perlu dijelaskan lagi bagaimana Wei WuXian syok berat. Dia tidak tahu harus mengikuti kata hatinya dengan melihat HanGuang-Jun sepuas hatinya; atau mencari sesuatu untuk menutupi tubuh Lan WangJi dan berpura-pura menjadi orang yang sopan. Kulit kepalanya meremang. Wei WuXian pun hanya bisa melangkah mundur. Namun saat dia bergerak ke belakang, Lan WangJi malah melangkah maju. Wei WuXian sudah mundur hingga ke sudut ruangan. Dia sama sekali tidak mampu bersembunyi, hanya bisa memberanikan diri menatap Lan WangJi mendekat padanya tanpa ekspresi. Jakunnya yang menonjol itu, kulitnya yang putih, serta otot-otot indah dan halus itu muncul di hadapan matanya dengan begitu jelas sehingga Wei WuXian pun tidak berani menatapnya secara terang-terangan. Dia pun berusaha mengalihkan pandangannya sendiri, menelan ludah tanpa sadar. Entah kenapa tenggorokannya terasa kering mendadak. Wei WuXian nyaris putus asa. Dia mengertakkan gigi, berpurapura segalanya baik-baik saja, "Aku cuma menuang air mandi untukmu.

Baiklah. Kau bisa lakukan sisanya sendiri." Usai berkata begitu, dia pun hendak menyingkir dari sana. Namun Lan WangJi tiba-tiba mengulurkan tangannya dan mengoyak sabuk Wei WuXian jadi dua. Wajah Lan WangJi masih sangat serius tapi pergerakannya teramat kasar. Wei WuXian tidak pernah menyangka lelaki itu akan berbuat hal semacam ini. Dia terlonjak kaget, buru-buru menarik kerahnya lagi, "Hentikan, hentikan! Aku tidak akan mandi! Aku tidak akan mandi! Kau saja yang mandi." Lan WangJi mengerutkan kening. Wei WuXian, "Kau bisa mandi dulu. Aku suka, uh, bak mandi yang lebih besar. Dua orang akan sulit masuk ke dalam bak ini." Lan WangJi melirik bak mandi itu dengan tatapan dingin. Setelah meyakini bahwa bak mandi itu memang tidak cukup besar, dia pun menurut. Perlahan, Lan WangJi masuk ke dalam air, menceburkan diri dan melingkupi tubuhnya dalam air panas itu. Wei WuXian menghela napas lega, "Kau bisa santai. Aku mau keluar dulu." Usai berkata begitu, dia pun hendak kabur untuk mencari udara segar guna menenangkan diri saat mendadak dia mendengar suara cipratan air. Dia berbalik dan menatapnya, "Kenapa kau keluar dari bak lagi?!" Wajah Lan WangJi begitu dingin, "Tidak mau mandi lagi." Wei WuXian, "Kenapa tidak mau? Kau akan tetap kotor kalau tidak mandi."

Lan WangJi terlihat agak ngambek. Dia juga tidak mengatakan alasannya dan hanya melangkah ke sekat ruangan untuk mengenakan kembali pakaian yang tadi dilepaskan. Wei WuXian segera kembali lagi. Dia bisa menduga apa alasan yang sebenarnya, "Kau mau aku membantumu mandi?" Lan WangJi menunduk. Dia tidak mengiyakan ataupun menyangkal itu. Melihatnya begitu, Wei WuXian pun merasakan hatinya melembut. Dia juga mengira ini lucu. Lan WangJi selalu saja begini semenjak masih muda. Saat ingin sesuatu, dia tidak pernah mengatakan apa pun secara gamblang, tapi dia lebih memilih mengejarnya sendiri lewat tindakan. Dan begitulah, Wei WuXian pun menyeret Lan WangJi ke arah bak mandi, "Baiklah, akan kubantu kau mandi. Kemarilah." Dia membatin, Aku kalah, aku kalah. Baiklah, aku hanya akan menggosok

tubuhnya sedikit. Aku tidak akan melakukan hal apa pun selain itu. Lan WangJi akhirnya ditarik masuk, merendamkan diri ke dalam air lagi. Wei WuXian juga menyingsingkan kain lengan dan berjalan ke arah bak mandi. Kulit Lan WangJi sangat putih. Rambut panjangnya berkilau gelap dan mengambang di permukaan air. Selama sedetik di pusaran air panas itu, Lan WangJi terlihat seperti seorang Imortal dari es dan salju yang berendam dalam mata air Surga. Wei WuXian merasa itu patut disayangkan. Pemandangan ini akan jauh lebih indah apabila dia menemukan sejumlah kelopak bunga untuk Lan WangJi dan

menaburkannya di atas air ini. Wei WuXian membenamkan gayung kayu ke dalam air, berhati-hati menyiramkan air hangat itu di kepala Lan WangJi secara merata. Karena Lan WangJi sedari tadi hanya menatap Wei WuXian tanpa berkedip sedikit pun, Wei WuXian pun khawatir dia akan kelilipan dan tidak nyaman, "Pejamkan matamu."

THE GRANDMASTER OF DEMONIC CULTIVATIONHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin