25. Ide Brilian

215 8 0
                                    

Pagi-pagi Rian mengadakan rapat dengan para anggota tim proyek.

"Gue mau tau dari semua proyek yang kita tangani, tim mana yang proses pembangunan udah mencapai 90% selesai?"

"Tim gue, Yan, udah sampai 95% semua kelar," jawab Jeremy.

"Tim gue juga udah sampai 93% selesai." Kini Bobby yang menjawab.

Rian mengangguk. "Ada lagi?"

Yang lainnya menjawab rata-rata di bawah 70% dan 50% proses berjalan.

"Oke. Khusus jeremy dan Bobby segera buatkan dokumentasi untuk bahan laporan. Gue mau periksa progres dari proyek kalian, jadi bawa ke ruangan gue sebelum kalian serahkan ke klien."

"Oke, Yan," jawab Jeremy dan Bobby, kompak.

"Oh, ya, untuk tender besar bulan lalu bagaimana, Pak? Tenggat waktunya apa udah disepakati?" tanya Lena.

"Itu alasan gue mengadakan rapat pagi ini. Untuk lima tender yang udah dipercayakan kepada kita, ada tiga proyek yang meminta diselesaikan dalam batas waktu mereka. Untuk sisanya nanti bisa gue bicarakan saat meeting dengan klien terkait," tutur Rian, diangguki Lena dan yang lainnya.

"Jer, lo kan biasa menangani proyek gedung pusat perbelanjaan, kali ini gue percayakan pembangunan mal sama lo lagi."

"Siap, Yan."

"Berikutnya lo, Bob, pembangunan apartemen kali ini gue serahkan ke lo."

"Oke," jawab Bobby santai.

"Untuk proyek gedung rumah sakit sama yang lainnya, gimana, Yan?" tanya salah satu peserta rapat yang lain.

"Seperti yang gue katakan tadi, untuk sisa dua proyek kemungkinan masih bisa gue pending dan jangka waktunya bisa gue bicarakan dengan klien nanti. Sedangkan satu proyek lagi yang udah ada batas waktu akan gue diskusikan dengan manajer lainnya. Siapa tahu tim mereka ada yang mau menangani atau kalau nggak bisa, terpaksa kita minta bantuan dan saran dari Pak Ali."

Seluruh peserta manggut-manggut dan bernapas lega.

Tidak bisa dipungkiri bahwa Pak Ali emang sangat ahli dalam bidangnya. Beliau senior yang memiliki jam terbang tinggi. Beliau sering menangani proyek-proyek besar dan selalu mencapai kesuksesan yang begitu memuaskan. Bahkan saat Rian diperintahkan papanya untuk bergabung dalam perusahaan meskipun masih menjadi mahasiswa baru kala itu, ia ditempatkan sang papa khusus di bawah pengawasan Pak Ali sebagai anak buahnya untuk belajar dan mendalami semuanya.

Hasilnya setelah lulus kuliah, ia ditunjuk papanya untuk membawahi banyak tim dan berhasil menangani berbagai macam proyek besar.

"Baik, kita akhiri meeting kali ini."

Tanpa banyak bicara, Rian langsung pergi ke luar ruangan tanpa melihat anggukan hormat mereka dan meninggalkan kehebohan suara para anak buahnya yang telah berganti membahas insentif dari perusahaan. Ada yang rencana mau dibuat shopping, jalan-jalan, membayar kredit mobil dan banyak lagi.

Rian berjalan tegap seraya memasukkan jemarinya ke saku celananya. Begitu tegas, tinggi dan kuat. Beberapa pegawai wanita yang berpapasan dengannya seketika terpana saat pandangan mereka bertemu.

"P-pagi, Pak Rian," sapa tiga wanita sekaligus yang memakai pakaian kerja pas badan dan seksi. Mereka tergagap.

"Pagi," jawab Rian sembari tersenyum lembut.

Senyumnya yang begitu berwibawa dan melelehkan hati para wanita itu sekejap luntur saat ia udah masuk ke ruangan kerjanya. Kali ini tubuhnya ia hempaskan bukan di kursi kerjanya, melainkan di sofa panjang dalam ruangannya. Kakinya ia selonjorkan dengan lengan sebagai penutup wajah. Ia menghela napas berat.

Cewek Agresif VS Cowok PolosWhere stories live. Discover now