31. Super Hero

149 5 0
                                    

"Lo pasti bercanda? Cewek kayak dia mana ada cowok yang mau?"

Kedua tangan Ari tanpa sadar terkepal erat. "Lo cowok brengsek macam apa yang tega mempermalukan mantannya sendiri di depan umum, hah?!"

"Dia emang pantas diperlakukan seperti itu," jawabnya sambil menyeringai.

Seketika Ari menarik kerah kemeja cowok sialan di depannya. "Lo hina cewek gue sekali lagi, lo harus berhadapan sama gue."

Mata Dara membelalak, antara keterkejutan juga terharu akan pembelaan Ari padanya. Sementara pasangan kekasih di sekelilingnya mulai merangsek maju mengerubungi mereka.

Cowok itu tiba-tiba tertawa keras. "Lo nggak salah belain dia? Dia itu nggak pantas dibela. Dia bisanya cuma malu-maluin orang. Tuh cewek cuma bikin sial!"

Bugh!

Ari menghantam keras hidung cowok berlesung pipi itu hingga berdarah. Emosinya memuncak.

Terlepas dari apa pun, setiap cewek nggak pantas mendapat perlakuan seperti itu. Nggak pantas dihina di depan umum dan nggak sepatutnya diperlakukan dengan kasar.

Ari menatap tajam cowok brengsek itu saat mundur ke belakang sembari memegangi hidungnya.

"Sayang, lo nggak apa-apa?" tanya pacarnya panik. "Hidung lo berdarah."

Cowok itu tak menjawab sedikit pun pertanyaan ceweknya. Ia menyorot garang ke arah Ari. "Beraninya lo sialan! Lo bakal nyesel berhadapan sama gue," teriaknya, lantas mengambil langkah lebar dan melayangkan kakinya untuk menyerang.

"Kak Ari," pekik Dara begitu tendangan mantannya mengenai perut Ari yang belum siap atas serangan tersebut. "Joni, berhenti! Lo bener-bener mantan nggak tau diri!"

Dara menjerit dan menangis. Ia bahkan membodohkan dirinya sendiri, nggak seharusnya dia membawa Ari datang ke tempat yang di rekomendasikan Rian. Kakaknya emang selalu membawa masalah untuknya. Dia berjanji akan membuat perhitungan jika sampai di rumah. Kalau perlu tuh setan buluk yang menjadi kakak satu-satunya akan mendapat ganjaran yang setimpal.

Joni menyeringai puas, ia semakin terbahak melihat Dara sengsara. Sedangkan Ari terhuyung-huyung di tempatnya berdiri. Ari menyuruh Dara minggir tatkala cewek itu akan mendekat ke arahnya.

Saat Joni akan menghajar Ari lagi, dengan gesit Ari menampik pukulan itu dan memelintir tangan tuh cowok ke punggungnya.

"Lepas, brengsek!" teriaknya kesakitan.

"Siapa yang lo sebut brengsek?" ucap Ari sambil memberikan tekanan pada tangan cowok itu hingga membuatnya menjerit.

"Akh!" erang Joni. "G-gue nggak maksud apa-apa. Gue cuma kasian sama lo, jadi gue bermaksud peringatkan lo baik-baik."

"Lo kira gue setolol itu buat percaya sama omong kosong lo, hah!" bentaknya, lalu
didorongnya Joni sampai tersungkur ke tanaman bunga di pot.

Dahinya membengkak, muncul benjolan kecil akibat beradu dengan pot berbahan semen.

Suara bisik-bisik di sekitarnya menjadikan rasa malu yang teramat sangat. Menciptakan ketidakterimaan menjerat rasa gengsi. Joni berdiri dengan mempertahankan keangkuhannya dan bersiap melayangkan bogeman mentah pada Ari, namun sayang, Ari yang sejak SMP sudah terlatih dalam seni bela diri bersama Alvin, dengan mudah menangkis pukulan tersebut dan berbalik menghajar cowok itu habis-habisan.

Wajah Joni babak belur, tulangnya terasa seakan mau patah. Para cewek yang di sana mulai menjerit ketakutan.

"Berhenti! Berhenti semua!" Tahu-tahu datang beberapa petugas restoran mendekat. "Bubar, kalian!!"

Cewek Agresif VS Cowok PolosWhere stories live. Discover now