40. Celaka

151 2 0
                                    

Ari keluar dari mobil dengan tampang lemas. Mendengar pertengkaran dua orang yang tidak ada yang mau mengalah, membuat telinganya seakan budek sejenak.

Ia menghela napas lega ketika bertemu Kevan di lobi rumah sakit.

"Sorry, Kev. Nunggu lama, ya?"

"Nggak juga, Ar. Ayo, kita masuk."

Mereka bertiga sama-sama mengangguk dan berjalan dalam diam. Alvin dan Dara tahu diri sedang ada di rumah sakit, jadi mereka puasa bertengkar untuk sementara.

Lebih-lebih lagi Dara saat ini sangat cemas. Ingin sekali ia berlari dan segera bertemu sahabatnya.

Ya. Sahabatnya kini ada di rumah sakit. Sebenarnya sejak dari kemarin, hanya saja baru hari ini Frel boleh dijenguk.

Semua gara-gara Farah. Kakak kelas jahat yang begitu arogan dan buas. Sahabatnya kemarin di-bully tanpa sepengetahuannya di belakang gudang sekolah. Alasannya hanya karena Frel secara terang-terangan merayu Kevan di lapangan sekolah dan berhasil mengajak dinner sang Ketua OSIS tersebut.

Yeah, walaupun semua berawal dari tantangan bodoh Frel yang dilakukan bersama Alvin, tetapi masalahnya Farah juga mengetahui Frel jelas menyukai dan sering modusin Kevan yang udah ia taksir sejak lama.

Farah emang parah. Tiap ada cewek yang mencoba merayu Kevan, bisa dipastikan mereka akan habis di tangannya. Ia tidak akan segan-segan mencelakai semua cewek yang dianggap saingannya.

Walaupun begitu, bukan Frel namanya kalau tidak bisa membalas. Meski ia dikeroyok oleh enam orang—tiga cewek dan tiga cowok—ia tetap bisa membalas mereka, meskipun akhirnya ia tetap kalah hingga tusukan tajam sebuah pecahan kaca menembus telapak tangannya.

Ia juga menyaksikan bagaimana saat sobatnya itu masih bisa mengejar dan mencari Farah sampai ke kantin dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Seragam kotor yang bercampur antara noda jus jeruk dan terkena tanah, serta bercak darah dari telapak tangannya membaur jadi satu di seragam dan wajahnya.

Ia menampar Farah di depan Kevan dan semua anak yang ada di kantin. Tanpa takut Frel berteriak menghardik kebejatan Farah di depan semuanya. Ia bahkan sempat membuat ketakutan Farah saat itu dengan melakukan beberapa hal sebelum ia pingsan di tempat dan dibawa ke rumah sakit.

"Kayaknya gue perlu balik lagi. Kalian duluan aja." Tiba-tiba Kevan berujar dan seketika membuat mereka semua berhenti.

"Emang ada apaan, Kev?" tanya Alvin.

Ia terlihat gelisah dan gugup saat bersamaan. "Gue belikan seragam baru buat Frel, cuma tertinggal di mobil. Gue harus balik ke parkiran buat ambil seragamnya."

Dara tersenyum mendengar niatan Kevan. Ia yakin pasti Frel sangat senang mengetahui Kevan dengan rela membelikan seragam baru lagi untuk mengganti miliknya yang pasti akan sangat susah menghilangkan nodanya hanya dengan cara dicuci.

Ia masih ingat, betapa bahagianya Frel saat pertama kali memakai seragam sekolahnya.

Waktu itu Frel mengatakan, "Lo tau nggak, Ra, gue masih nggak nyangka bisa diterima di sekolah elit ini walaupun memakai jalur prestasi. Belum lagi sama seragamnya. Liat, bagus banget kan desainnya? Gue harus super hati-hati biar nggak ngerusak ini seragam, supaya nanti nenek sama kakek nggak perlu ngeluarin uang banyak untuk satu seragam aja." Setelahnya Frel berputar-putar sambil bernyanyi dengan ceria seakan menunjukkan bagaimana bangganya dia memakai seragam tersebut.

"Ya, udah, kalo gitu Kak Kevan ditemani aja sama Kak Ari dan Kak Alvin. Gue mau cerita-cerita dulu sama Frel. Kan dia sobat gue dari kecil," timpal Dara ketika yang lain belum menanggapi Kevan.

Cewek Agresif VS Cowok PolosWhere stories live. Discover now