Renjun

907 91 0
                                    

Vote and coment!!

Malamnya chanyeol ingin menemui anaknya. Ia mengetuk pintu kamar renjun berwarna cokelat yg ada tulisan diatasnya dengan nama 'Renjuna'

Tok.. Tok..

"Masuk" Hanya satu kata yg keluar dari mulut renjun

Chanyeol menghela nafas sebelum ia memasuki kamar anaknya

Chanyeol memutar knop pintu dan memasuki kamar renjun yg bernuansa putih, ia mendapati anaknya sedang tiduran dikasur menatap langit-langit kamar sambil memeluk boneka moomin kesayangannya

"Kamu masih marah sama papa" Tanyanya pada renjun lalu ia duduk di ujung kasur renjun

"Huhh, kenapa kamu belum bisa ngertiin papa njun. Papa sama bunda ninggalin kamu juga ada alasannya, papa kerja keras juga demi kamu, papa cuma mau ngebahagiain kamu. Papa ingin kamu hidup lebih baik lagi dibanding papa dulu"

Renjun bangkit dari tidurnya lalu menatap papanya malas

"Ck, papa aja belum bisa ngertiin perasaan renjun yg selalu ditinggal kalian, gimana renjun bisa ngertiin papa balik. Terus apa tadi, demi kebahagiaan renjun. Kan udh renjun bilang tadi pagi, lebih baik renjun hidup sederhana  daripada hidup mewah tapi selalu kalian tinggal ke luar negeri hanya demi pekerjaan."

Tanpa disadari cairan bening lolos begitu saja dari pelupuk mata renjun

"Dari kecil pa, dari kecil renjun kayak gini selalu kalian tinggal dan kalian titipin renjun ke bi sumi dirumah. Apa itu yg papa bilang ngebahagiain renjun, hiks" Lirih renjun dan chanyeol hanya diam

Wendy yg tidak sengaja mendengar obrolan mereka berdua pun langsung runtuh, ia meneteskan air matanya mendengar keluhan yg keluar dari mulut renjun sendiri. Ia menghapus air mata itu lalu ia berdiri dan masuk ke kamar putra semata wayang nya itu.

Wendy duduk disamping renjun dan mengelus kepala renjun
"Maafin bunda ya sayang, bunda ga pernah ngertiin renjun. Bunda kira kamu bahagia kayak kebanyakan orang yg hidup dengan gelimang harta"

"Renjun ga gila harta bun. Renjun juga ga perduli kalo semisalnya kita itu hidup sederhana tapi kalian selalu ada di samping renjun. Dari kecil renjun kayak gini, renjun cape bun. Renjun masih punya orang tua tapi renjun keliatan kayak ga punya orang tua. Renjun pengen kayak yg lain, bisa berbagi keluh kesah. Renjun selalu ngerasa sendirian bun, tapi disaat hari pertama masuk sekolah renjun ketemu sama temen-temen renjun yg udh ngisi kehampaan yg ada dalam hidup renjun, jadi renjun ga ngerasa sendiri. "

Wendy memeluk renjun dan mengecup puncak kepala renjun.

"Maafin bunda sayang, maaf bunda ga tau kalo kamu itu cuma mau kami selalu ada disamping kamu. Maaf sayang" Ucapnya sambil mengelus kepala renjun

Chanyeol juga ikut memeluk renjun, dan disitulah pertahanan renjun runtuh. Yg biasanya dia terlihat cuek dan biasa aja. Ia lemah ketika seperti ini, ia tidak sekuat yg seperti dibayangkan

"Maafin papa juga yg sayang, maaf bngt. Seakan-akan papa ini blm bisa jadi papa yg baik buat kamu. Papa gagal jadi orang tua yg baik buat kamu, papa gagal, hiks"

"Papa ga boleh ngomong gitu, Papa ga gagal kok. Renjun cuman mau kita kayak gini terus, renjun masih kangen sama situasi sekarang ini. Renjun ngerti papa kerja buat keluarga, tapi bisa ga sih kalo papa ga sering² ke luar negeri. Renjun masih kangen sama kalian. "

"Papa janji bakal tetep selalu ada buat kamu, kita bakal kayak gini terus. Jadi kamu ga bakal ngerasa kesepian lagi kayak biasanya. Tapi bisakan papa ke Ausie minggu depan, papa ga bawa bunda deh, bunda tinggal aja sama kamu disini. "

Renjun melihat kearah papanya,
"Hahaha komuk papa lucu bngt abis nangis, liat deh bun."

Wendy melepas pelukannya lalu ia menatap suaminya, "pft, hahaha kamu lucu bngt sih pa, semuanya merah. Matanya merah, hidungnya merah, hampir seluruh muka merah. "

"Ihh apasih kok malah jadi ngebully papa sih kalian. Jadi boleh ga nih?? " Tanyanya

"Boleh kok pah, tapi jangan keseringan keluar negeri, ntar renjun kangen"

Chanyeol mencubit hidung renjun gemes
"Iya iya. Anak kita udh gede ya bun"

Wendy mengangguk

"Iyalah udh gede kemana aja kalian selama ini baru nyadar renjun udh gede udh SMA" Kata renjun

"Yahh, kesindir kita bun."

Wendy mengacak rambut anaknya gemes
"Ga boleh gitu" Renjun cuma nyengir kuda aja.

"Oh iya njun, papa denger dari kepala sekolah bulan depan mau ada Olimpiade perwakilan setiap kelas ya?? "

Renjun hanya mengangguk,
"Kamu ga ikut sayang?? " Tanya wendy

"Ga, biar Jeno aja"

"Jeno? " Renjun ngangguk lagi "siapa? "

"Temen renjun yg paling ganteng, hobinya senyum mulu" Katanya dan dibales dengan anggukan

"Kenapa ga ikut njun"

"Mager" Cuma satu kata

"Lha kok gitu?!"

"Ihh renjun mager paaa, lagi males aja ikut begituan. Lain kali aja deh kalo lagi mood. Kalo ga mood ya kasih Jeno lagi"

Chanyeol mengusak rambut renjun
"Dasar kamu"

"Ihh paa dari tadi rambut renjun diacak mulu, rusak nih ntar"

"Biarin" chanyeol mengusak lagi rambut renjun lalu kabur dari kamar renjun sebelum renjunnya ngamuk

"Ihh papaaa"

Wendy hanya menggelengkan kepala saja, sebenarnya ia juga kangen masa masa seperti ini, tapi karena pekerjaan yg ia harus mengorbankan kebahagiaan putranya dan selalu meninggalkannya dirumah bersama art dirumah nya.

"Tidur njun dah malem bsk sekolah kan?!?"

Renjun mengangguk, lalu ia tidur dengan memeluk boneka kesayangannya. Wendy menarik selimut renjun hingga sebatas dada. Lalu ia mengecup kening renjun

"Selamat malam sayang"

*****

Sorry for typo....


DREAM'S SQUAD || 00L [NCT Dream] ✔Where stories live. Discover now