New Family

499 34 0
                                    

Vote and coment!!


Setelah dari panti mengambil pakaian gadis itu yg tertinggal sekaligus ganti baju, Jeno dan gadis itu pergi lagi menuju rumah jeno.

"Emang gpp sama bunda lo jen? " Jeno menggeleng.

"Ga sama sekali ji, lo tenang aja bunda suka anak perempuan kok" Gadis itu mengangguk.

Jeno terus menyetir hingga dia sampai dirumahnya. Jeno memarkirkan mobilnya di garasi lalu keluar bersama gadis itu dari mobil. Dan seperti biasa saat Jeno pergi ntah kemana pun itu kucingnya selalu menunggu nya pulang di depan pintu utama, kalau waktu itu satu Bongshik doang sekarang tiga. Iya tiga Bongshik ditambah Seol dan juga Nal.

"Kucing lo gemes banget jen"

Gadis itu yg gemes dengan para kucing itu langsung saja ia menggendong Bongshik karena memang dia yg paling gemas. Sedangkan Jeno langsung menggendong Seol dan Nal begitu mereka menggeliat di kakinya.

"Ayo masuk ji" Ajak Jeno

Gadis itu tetap diam menatap Jeno "Gpp ji, ayok" Gadis itu mengangguk.

"Assalamu'alaikum" Salam mereka berdua.

Jeno meletakkan dua kucingnya dan saat itu juga Irene dan Donghae turun dari atas.

"Ya ampun El baru pulang kamu, bunda khawatir bngt loh"

"Tau ga kamu El, bunda kamu uring-uringan dari tadi nungguin kamu"

Jeno tersenyum "El kan udah besar bun.."

"Ya walaupun kamu udah besar tetap aja bunda khawatir" Omel Irene ke Jeno.

Jeno meringis "Iya-iya"

Netra Donghae tak sengaja menatap gadis yg dibawa Jeno.

"Kamu..? " Gadis itu menurunkan Bongshik dan langsung menyalimi tangan Donghae.

"Yeji om, Ceonsa Yeji Austin"

Yeji pun bergantian menyalimi tangan Irene.

"Anaknya sopan bngt" Irene mengelus surai hitam yeji.

"Yeji ini temen aku waktu SMP Bun" Irene langsung terkejut.

"Kok kamu ga pernah cerita, bahkan lebih lama dibanding mereka bertiga"

"Hehe lupa Bun"

"Halah alasan kamu aja kan El. Bilang aja blm waktunya dikenalin ke calon mertua" Goda Donghae. "Terus nak Yeji ada apa gerangan datang kemari apakah pingin dilamar oleh anak om" Goda Donghae lagi.

"Apaan sih yah"

"Hehe iya enggak gitu aja baperan kamu" Yeji hanya tersenyum melihat reaksi ayah dan anak itu, dia jadi iri.

"Ji... Kamu kenapa sayang. Kok kayak habis nangis"

Sentuhan tangan dirambutnya membuat Yeji ga kuat, ia menjatuhkan air matanya. Ia rindu oleh sosok ibu dan ayah. Terakhir kali ia bahagia waktu kecil, itu terakhir kalinya ia disayang oleh kedua orang tuanya. Hanya karena sikap egois merekalah yg menghancurkan segalanya.

"Lho Yeji kok nangis sayang. Kamu kenapa?"

"Tante Yeji boleh peluk tante ga? " Irene mengangguk dan detik itu juga Yeji langsung memeluk Irene.

"Yeji kangen sama mama, yeji pengen peluk mama kayak gini. Tapi mama jahat tan, mama ga pernah peduliin Yeji begitu juga papa. Disaat mereka pisah juga ga ada salah satu dari mereka yg mau mengurus Yeji" Ujar yeji.

"Terus kamu tinggal dimana sayang? " Yeji melepas pelukan itu dan menatap Irene sendu.

Yeji menghela nafas lelah "Tadinya Yeji dititipkan di panti asuhan, tapi tiba-tiba aja Jeno datang dan malah ngajak aku tinggal disini"

Irene menghapus air mata yg mengalir di pipi Yeji. "Kamu tinggal disini aja terus tante ga masalah kok. Bahkan tante sendiri udh anggap kamu kayak anak kandung tante"

"Makasih ya tante"

"Jangan panggil tante dong panggil bunda begitu juga dengan ayahnya Jeno, panggil nya juga ayah ya? " Yeji mengangguk.

"Fix sih ini El kode calon mantu hahaha"

Ucapan ayah nya membuat Jeno mendelik "Apasih yah.. "

Yeji tersenyum bahagia keluarga ini sudah seperti keluarga nya sendiri, bahkan lebih menyayanginya lebih dari keluarganya sendiri. Tinggal di tengah-tengah keluarga ini membuat bebannya terasa berkurang, ia menjadi lebih bahagia seperti tidak memiliki beban di hidupnya. Masalah nya seperti hilang begitu saja karena canda tawa dari keluarga ini.

.
.
.

Setelah Yeji beberes dengan dibantu Jeno malam harinya keluarga Anggadinata + Yeji kumpul bareng diruang keluarga setelah selesai makan malam.

"Calon mantunya ayah Donghae jangan sedih lagi ya. Kalo sampe ayah ketemu sama papa kamu bakal ayah bogem habis-habisan. Bisa bngt dia nyakitin calon mantunya ayah" Yeji hanya tersenyum menanggapinya. Dia masih rada gimana gitu dengan kata calon mantu.

"Ayah please deh ya. Kita itu cuma temenan"

"Temenan rasa pacar, ahay"

"Ayah kamu kenapa jadi alay bngt sih El"

Jeno hanya mengedikkan bahunya "Tau tuh Bun"

"Kok ayah dibilang alay sih.. "

Yeji hanya tersenyum melihat reaksi keluarga baru dia.

"Ayah, bunda, Jeno aku makasih bngt sama kalian. Aku ga tau harus berbalas budi dengan cara apa, karena kalian beban dihidupku jadi hilang karena perhatian dan kasih sayang dari kalian yg memang udh kayak keluarga ku sendiri"

"Kita kan memang keluarga ji. Kamu ga perlu berbalas budi ke kami, kami ikhlas bantu kamu kok ji. Jadi kamu jangan sungkan untuk cerita ke kami kalo lagi ada masalah" Yeji mengangguk.

Jeno mengusak rambut Yeji "Tuh kan apa yg gue bilang tadi bener. Lo malah disayang kayak keluarga sendiri kan disini" Yeji mengangguk lagi.

"Makasih lagi jen"

"Iya sama-sama. Makasih mulu yg lo bilang"

"Jadi kalo ga makasih apa lagi zioo" Jeno hanya terkekeh geli melihat reaksi kesel Yeji.

"Senyum lagi dong Jiji gue yg paling cantik"

"Nih" Yeji memamerkan senyum lebarnya ke Jeno lalu dia bergeser duduk didekat Irene yg membuat Jeno tertawa meliat Yeji nya sudah bisa tersenyum lagi.

"FIX SIH INI GUE BENTAR LAGI PUNYA MANTUU" Heboh Donghae.

*****

Sorry for typo...


Double up dong..
Karena aku punya draf jadi aku upnya cepet ga kek biasanya. Lama wkwk..
Cieee yg jomblo cuman bisa baca wattpad pas malmingan 😂 sama kok author juga

Ouh iya anak dreams lagi di Indonesia sekarang guys. Padahal selalu dikasih kesempatan buat liat mereka konser tapi ga pernah kecapaian. Pengen rasanya liat bias secara langsung🥺😢

Jangan lupa vote nya banyak²....

DREAM'S SQUAD || 00L [NCT Dream] ✔Kde žijí příběhy. Začni objevovat