Mengenal Mereka

188 36 2
                                    

Di sore hari yang cerah seorang gadis berseragam sekolah menengah atas sedang berjalan sendiri. Sesekali rambut hitam panjangnya terkena kibasan angin. Gadis cantik itu sangat menikmati perjalanannya karena baru pertama kalinya dia pergi tanpa ditemani sopir pribadi mereka. Sedang asyik menikmati taman yang ia lalui, tiba-tiba saja seseorang memanggilnya.

"JISOO!" Suara itu begitu familiar bagi Jisoo. Saat itu juga, orang yang dipanggil menoleh ke sumber suara.

"Taeyong?" Jisoo terkejut melihat teman masa kecilnya itu berdiri disamping pohon besar. Laki-laki melambaikan tangan dan tersenyum manis kearahnya.

"Hey!" Ucap Taeyong yang sudah berada di depan Jisoo.

Jisoo menelisik penampilan Taeyong dari atas ke bawah. Penampilan laki-laki didepannya ini sangat berantakan sekali. Celana sobek-sobek, tindikan di telinga, rambut yang dicat warna merah, dan alis belah.

Taeyong mengacak rambut Jisoo. "Kaget ya lihat aku kaya begini?" Taeyong terkekeh.

"Eh?" Jisoo tersenyum kikuk.

"Jadi sekarang kamu udah dibebasin. Biasanya kemanapun kamu pergi selalu diantar jemput."

"Pak Jung tidak bisa menjemputku karena mengantar Lia sedangkan orang tua ku sibuk."

"Wah, ternyata masih tidak berubah ya keluargamu. Tetap sama seperti dahulu."

Taeyong ini memang sudah mengenal Jisoo dari kecil. Sebelum Jisoo dan keluarganya pindah ke perumahan elit, Jisoo dan Taeyong seringkali bermain bersama pada waktu itu. Jisoo kecil sangat senang dengan kehadiran Taeyong karena Jisoo dapat mencurahkan isi hatinya kepada sahabatnya, Taeyong. Hingga pada akhirnya, orang tua Jisoo memutuskan untuk pindah ke rumah baru disaat Jisoo menginjak usia sembilan tahun. Itulah sebabnya Taeyong tahu bagaimana buruknya keluarga Kim ini memperlakukan anak sulungnya.

"Aku tebak kamu pasti akan pergi ke tempat bimbel, kan?" Tebak Taeyong yang mendapat anggukan Jisoo.

"Kamu lebih baik ikut aku saja." Lanjutnya.

"Kemana?"

"Di suatu tempat yang akan membuat bisa merasakan kenikmatan dan ketenangan."

Jisoo awalnya tidak yakin dengan ajakkan Taeyong pasalnya beberapa menit lagi pre-test akan dilaksanakan. Namun, Taeyong terus saja mendesaknya agar iku bersamanya.

"Yong, aku harus pergi ke tempat bimbel."

"Jisoo Jisoo. Kamu jangan munafik. Aku tahu kamu butuh kebebasan dalam dirimu. Lagipula, mau bagaimana kamu berusaha, orang tuamu tidak pernah menghargaimu dan lebih menjunjung adik mu daripada dirimu." Smirk Taeyong.

"Aku berjanji padamu. Aku akan memberimu sesuatu yang belum pernah kamu rasakan selama ini."

"Aku ikut dengan mu." Pertahanan Jisoo runtuh seketika.

***

Taeyong membawa Jisoo disebuah basecamp kecil yang letaknya jauh dari pusat keramaian. Jisoo sangat canggung bertemu dengan teman-teman Taeyong yang sama sekali tidak ia kenal.

Jisoo menatap satu per satu teman Taeyong yang menurut Jisoo penampilan mereka aneh. Seorang laki-laki berambut orange dan berkalung rantai. Sementara para perempuan memakai baju kurang bahan yang menampilkan perut rata mereka.

Jisoo tentu saja sangat kaget. Di sekitarnya tidak ada yang seperti ini. Yang Jisoo tahu hanya orang-orang berpenampilan rapi dan sopan.

Belum usai dengan semua itu, Jisoo kembali dikejutkan dengan datangnya laki-laki yang memiliki bekas luka di wajahnya dan beberapa tindikan di wajahnya. Laki-laki itu tiba-tiba mencium salah satu gadis berambut blonde.

Perfectionist FamilyDonde viven las historias. Descúbrelo ahora