Perubahan

191 36 0
                                    

Lia pov

Sudah beberapa hari ini kak Jisoo agak sedikit berubah. Mama dan papa tidak mengetahui hal itu karena mereka disibukkan dengan perkejaan mereka masing-masing tapi aku bisa merasakannya. Awalnya, aku sempat berpikir jika kakakku terlalu capek tapi jika dilihat secara detail, itu akan berbeda.

Perbedaan yang dapat aku rasakan adalah ketika sepulang les, aku melihat kak Jisoo yang sedikit bertingkah aneh layaknya zombi. Namun saat aku bertanya, dia masih bisa meresponku dengan jelas.

Aku juga pernah secara tidak sengaja menemukan vape yang dia letakkan diatas meja. Namun saat aku bertanya, dia berkata bahwa itu milik temannya.

Temannya yang mana yang menggunakan vape?

Aku tahu betul jika kak Jisoo tidak memiliki banyak teman. Maksudku, kemanapun dia pergi dia selalu sendiri dan tak pernah sekalipun aku melihatnya bersama teman-temannya yang lain, kecuali dengan kak Sehun. Itupun mereka bersama karena selalu mendapat panggilan dari kepala sekolah.

Tapi tidak mungkin juga kak Sehun yang seperti itu berani merokok. Aku jadi ingin tahu, apa yang kak Jisoo lakukan diluar sana.

Keesokan harinya, saat berangkat sekolah, seperti biasa aku berangkat bersama kak Jisoo. Aku melirik kearahnya wajahnya tidak seperti biasa kali ini wajahnya tampak pucat. Aku berpikir apakah dia sedang sakit?

"Kenapa memandangi kakakmu seperti itu?" Suaranya yang tenang membuyarkan lamunanku.

"Eh?? Um... wajah kakak pucat dan aku pikir kakak sedang sakit."

Kak Jisoo tertawa dan mendekatkan wajahnya ke telingaku. "Aku sudah sembuh karena sudah minum obat."

Ucapannya yang pelan masuk ke dalam telinga membuatku merinding.

***

Siang itu, aku menemani Somi ke kamar mandi untuk mempoles lipgloss di bibirnya. Sembari menunggunya, aku menceritakan semua perubahan kak Jisoo padanya. Sialnya, dia tidak mempercayai perkataanku.

"Oh ayolah, Lia. Kak Jisoo mungkin hanya kelelahan atau mungkin saja dia sedang mengantuk berat hingga berjalan sempoyongan."

"Lalu, bagaimana kamu bisa menjelaskan tentang vape yang di meja?"

Somi menghela napas berat. "Bisa saja memang itu milik salah temannya yang tidak sengaja dibawa oleh kak Jisoo. Lagian, memang kamu kenal dengan teman-teman kak Jisoo diluar sekolah?" Lia menggeleng pelan.

"Nah, makanya mau tidak usah berburuk sangka dengan kakakmu. Kak Jisoo kan anak yang baik, cantik, dan penurut jadi tidak mungkin seperti itu."

Saat kami sedang asyik bercerita, pintu kamar mandi terbuka. Kami melihat kak Jisoo masuk ke dalam dan menyapa kami.

"Oh, hai!"

"Hai kak Jisoo." Somi dengan semangat menyapa Jisoo.

Aku melihat kakakku membasuh wajahnya. Sadar aku sedang memperhatikannya, dia tersenyum lalu mengelus rambutku.

"Sebentar lagi ulangan harian dikelasku. Agar tetap tenang, aku pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajah. Ah iya, jangan lupa buang air terlebih dahulu agar tidak mengganggu konsentrasi saat mengerjakan." Kata kak Jisoo pergi menuju salah satu toilet.
.
.
.
.
Pernah suatu hari, aku mengikuti kak Jisoo usai pulang sekolah. Dia berjalan kaki sendiri. Aku berjalan tenang di belakangnya. Ah, betapa leganya diriku saat dia masuk ke sebuah tempat bimbelnya.

Mungkin apa yang dikatakan Somi itu benar. Tingkahnya yang aneh itu karena dia kelelahan. Aku tidak boleh berburuk sangka dengan kakakku.

Lia pov End

***

Jis, adikmu sudah pergi. Mobil ku ada  di belakang gang. Kamu langsung kesana saja.

Jisoo tersenyum sumringah ketika mendapat pesan dari Taeyong.

"Um.....Mr.?" Jisoo mengangkat tangannya kearah guru bahasa Inggrisnya.

"Iya Jisoo, ada apa?"

"Maaf Mr. Saya harus pulang hari ini karena ada urusan mendadak."

Perfectionist FamilyWhere stories live. Discover now