2/13; Neraka

219 56 17
                                    

Silahkan tinggalkan jejak kalian sebelum/sesudah membaca, typo dan kekurangan lainnya harap di maklum. Enjoy reading <3
--------------------------------------------------------------------









STARTING THE GAME....
[STAY ALERT, STAY ALIVE]
















Berjalan menyusuri lorong gelap, mendaki anak tangga sampai ke lantai tujuh. Mereka sampai pada sebuah ruangan yang memiliki sebuah papan penanda berdebu. Pintu itu tinggi dan tebal.

Hyunjin mengetuk pintu itu sekali, dilihat dari manapun itu adalah pintu kayu jati yang kokoh dan tebal. Felix melihat hyunjin yang mengetuk ngetuk jarinya di pintu, dan melihat kearah penanda di badan pintu.

"Kau yakin hyunjin? Apa kau yakin ini tempatnya? Dari mana kau bisa mengetahuinya?"

Hyunjin menoleh kesamping, mengangkat bahunya dan tersenyum aneh. "Sistem yang menunjukkannya" katanya, nada suaranya agak sedikit menunjukkan ketidak percayaan.

Ketika felix ingin mengangkat suaranya lagi jemari hyunjin telah berhasil menyalip di celah pintu, dia kemudian membuka celah itu lebih luas kemudian meraih gagang pintu dan mendorongnya. suara engsel pintu berkarat menjerit di udara, melengking seolah olah melompat dan membelah kesunyian.

Felix dan hyunjin berdiri bersama di ambang pintu, ruangan itu sangat gelap dan ada aroma kayu yang membusuk dari dalam ruangan. Dengan langkah yang lamban dan hati hati, keduanya memasuki ruangan. Segera setelah mereka memasuki ruangan hyunjin kembali menutup pintu di belakang mereka, tubuh felix mengejang dan menatap hyunjin dengan tatapan tidak percaya.

Di bawah cahaya yang minim hyunjin bisa merasakan tatapan ini bahkan tanpa melihat, dia tersenyum, menjawab, "kemungkinan ada zombie lain yang berjalan disekitar sini, jika mereka melihat kita itu hanya akan mengacaukan waktu yang kita miliki." Felix menatapnya dan tidak mengatakan apapun, lagipula itu cukup masuk akal.

Keduanya berjalan kearah yang berbeda bersama satelit mereka, mengamati dan menyusuri sudut yang berbeda. Meja pemimpin berserakan oleh kertas kertas yang dinodai darah, dan hampir semua barang terjatuh dari posisi mereka.

Brankas biasanya tidak disimpan di tempat yang mudah terlihat oleh orang lain, selalu ada tempat khusus dan tersembunyi untuk meletakan nya.

Hyunjin sudah menduga hal ini jadi dia mengamati setiap tempat dengan teliti, ketika dia mengamati sebuah lemari kabinet dia mendengar suara terkejut dari felix, dia kemudian berbalik dan menghampirinya.

"Ada apa?"

Felix meliriknya dan menunjuk lantai, dimana buku buku dan beberapa souvernir pecah belah berserakan dibawah kakinya. "Benda benda ini, hampir semuanya jatuh dari tempatnya" felix kemudian menunjuk pada buku buku yang masih  berjejer rapih ditempatnya, seolah olah meteka telah direkatkan pada rak buku.

Melihat ini hyunjin tertawa, ini adalah cara yang begitu klasik, dia memberi pujian pada felix sambil mengusap kepalanya, "anak pintar." mata felix berkedip kedip, "eh? Apa maksudmu?"

"Kamu telah menemukan sesuatu, mari kita lihat apakah ini sesuai dengan apa yang aku pikirkan."  Setelah mengatakan ini, hyunjin kemudian menggeser sedikit buku buku itu, dan kemudian tanpa felix duga sebuah celah tercipta, rak buku tua ini terbelah dua dan bergeser ke arah berlawanan.

Segera setelah celah itu terbuka bau busuk berhembus dari dalam ruangan, felix mengenali aroma ini dari manapun, ini bau kematian, bau mayat.

"Ha?! A..apa ini?" Felix mengibaskan tangan di depan wajahnya.

World has fallen; HyunlixWhere stories live. Discover now